Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Sejarah Kelam Planet-Planet di Tata Surya, Apa yang Terjadi?

gambar planet-planet di tata surya (nasa.gov)
Intinya sih...
  • Jupiter menghabisi banyak planet pada masa lalu.
  • Saturnus menghancurkan bulannya sendiri.
  • Neptunus dan Jupiter memaksa Pluto untuk tetap berada di tata surya.

Setiap orang punya masa lalu. Ada masa lalu yang baik dan ada juga yang buruk. Namun, bukan hanya manusia yang punya masa lalu, lho! Gak kalah dari kita, para planet di tata surya juga memiliki masa lalu. Mengingat mereka tercipta miliaran tahun yang lalu, sejarah planet-planet ini pastilah sangat panjang dan melewati banyak peristiwa.

Sayangnya, sejarah para planet ini gak selalu baik. Mayoritas planet, termasuk Jupiter, juga pernah "melakukan hal-hal yang mengerikan". Kira-kira apa yang pernah dilakukan para planet ini? Berikut kisah-kisahnya! Simak sampai akhir agar pengetahuanmu tentang antariksa semakin luas, ya!

1. Jupiter menghabisi banyak planet pada masa lalu

gambar Jupiter (instagram.com/NASA)

Kamu tahu, gak, kalau dibandingkan dengan tata surya lain di alam semesta, tata surya tempat Bumi kita bernaung ini cukup aneh? Dilansir University of California, di tata surya lain, rata-rata planet berbatu berukuran lebih besar dari Bumi, tetapi lebih kecil dari planet gas, seperti Jupiter dan Neptunus. Para astronom menyatakan bahwa kemungkinan besar tata surya kita awalnya juga memiliki susunan yang sama.

Namun, semua berubah ketika Jupiter terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Pada tahun-tahun pertamanya, Jupiter melakukan migrasi ke area planet dalam. Well, Jupiter memang gak menabrak planet apa pun selama migrasinya.

Namun, gravitasi Jupiter yang besar membuat orbit planet-planet berbatu, seperti Theia, saling tumpang tindih yang berakhir dengan tabrakan beruntun. Pada periode itu, Saturnus terbentuk. Gravitasi besar Saturnus memaksa Jupiter untuk menghentikan migrasinya dan berhenti pada jarak 778 juta kilometer. Terhentinya migrasi Jupiter membuat puing-puing sisa tabrakan lebih leluasa untuk membentuk planet-planet berbatu baru yang kita kenal sekarang.

2. Saturnus menghancurkan bulannya sendiri

gambar Saturnus dan cincinnya (instagram.com/NASA)

Banyak orang bilang jika Saturnus merupakan planet paling cantik di tata surya. Itu karena Saturnus memiliki cincin yang besar. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya dari mana Saturnus mendapatkan cincin tersebut? Dilansir NASA, awalnya para astronot berpendapat bahwa cincin Saturnus terbentuk bersamaan dengan planet tersebut.

Namun, serangkaian simulasi justru menunjukkan hal yang berbeda. Kemungkinan besar, cincin Saturnus berusia cukup muda, yakni sekitar 100 juta tahun. Adapun, ketika cincin itu terbentuk, dinosaurus masih berkeliaran di Bumi. Untuk pembentukannya, para astronom memang memiliki beberapa teori.

Yang paling memungkinkan ialah teori bahwa cincin Saturnus berasal dari dua bulan es yang hancur karena berada terlalu dekat dengan planet ini. Meski awalnya memiliki orbit yang stabil, tarikan kecil dari gravitasi Matahari membuat membuat orbit berantakan dan memicu tabrakan. Sebagian besar puing kemudian membentuk cincin Saturnus dan sisanya berkumpul menjadi beberapa satelit baru.

3. Neptunus dan Jupiter memaksa Pluto untuk tetap berada di tata surya

gambar orbit planet di tata surya (nasa.gov)

Berada dalam jarak 5,9 miliar kilometer dari Matahari, Pluto memang lebih akrab dengan si biru Neptunus, dan planet raksasa Jupiter. Dilansir Astronomy, tidak hanya karena jaraknya yang lebih dekat, tetapi karena Neptunus dan Jupiter juga berjasa dalam kelangsungan "hidup" planet kerdil satu ini. Gimana gak, Pluto memiliki orbit sepanjang 248 tahun. Adapun, 20 tahun di antaranya merupakan orbit Neptunus.

Untungnya, meski kerap kali beredar di orbit yang sama, kedua planet ini mustahil bertabrakan. Ini karena Pluto memiliki orbit yang lebih elips dengan kemiringan mencapai 17 derajat. Bentuk orbit ini membuat kedua planet gak pernah benar-benar berada di lokasi yang berdekatan. Di sisi lain, Pluto dan Neptunus terkunci dalam resonansi orbital 3:2. Ini artinya, setiap kali Neptunus menyelesaikan 3 putaran, Pluto akan menyelesaikan 2 putaran mengelilingi Matahari.

Meski aneh, resonansi ini juga memberikan efek orbital pada Pluto dan menjaganya Pluto tetap aman. Efek pertama dikenal dengan istilah azimuthal libration. Ini membuat Pluto selalu berada dalam jarak 90 derajat dari Neptunus ketika melewati orbit planet biru. Efek kedua adalah latitude libration. Pluto akan selalu berada di langit yang lebih tinggi ketika berdekatan dengan Neptunus. Selain Neptunus, Jupiter juga memiliki andil besar. Meski jaraknya dengan Pluto cukup jauh, gravitasi Jupiter yang besar menjaga orbit Pluto tetap stabil selama miliaran tahun.

4. Bersama Saturnus, Jupiter menarik Uranus dan Neptunus menjauh dari Matahari

gambar Neptunus (nasa.gov)

Sama seperti Jupiter, Neptunus terbentuk ketika sejumlah besar gas dan debu berputar-putar karena tarikan gravitasi. Dilansir ABC News, alih-alih berada di ujung tata surya seperti sekarang, para astronom justru memperkirakan bahwa Neptunus terbentuk berdekatan dengan planet gas lainnya seperti, Saturnus dan Jupiter, pada jarak 510 AU atau sekitar 747 juta sampai 1,4 miliar kilometer. Bedanya, pada masa itu, ruang kosong di antara planet dipenuhi oleh planetesimal atau benda-benda kecil, seperti asteroid dan komet.

Namun, situasinya berubah ketika planet-planet gas ini terbentuk. Gravitasi Neptunus dan planet gas lainnya. Mau gak mau, ini membuat planetesimal ini terlempar keluar. Sayangnya, hal ini juga memengaruhi orbit planet itu sendiri.

Hasilnya, planet-planet gas yang tadinya tinggal di dekat Matahari mulai bermigrasi ke lokasi yang lebih jauh. Hal ini diperparah dengan orbit Jupiter dan Saturnus yang melewati 2:1. Gravitasi keduanya yang sangat besar membuat planet-planet, seperti Uranus dan Neptunus, semakin terpinggirkan. Sementara Uranus berhenti pada jarak 2,9 miliar kilometer, Neptunus bermigrasi lebih jauh lagi dan berhenti pada jarak 4,5 miliar kilometer.

Sekilas apa yang dilakukan Jupiter, Saturnus, hingga Neptunus pasti terdengar buruk. Namun, jika dipikir-pikir lagi, apa yang mereka lakukan pada masa lalu juga membawa kebaikan bagi kondisi tata surya. Bayangkan apa jadinya jika Neptunus dan planet gas lainnya gak pernah menendang keluar asteroid dan komet menjauh? Bisa-bisa akan ada lebih banyak asteroid yang menabrak Bumi kita!

Jadi, bagaimana menurutmu tentang fakta sejarah kelam planet-planet di tata surya. Mana yang menurutmu paling mencengangkan atau berkesan? Apa kamu mau membagikan fakta unik tentang planet juga? Tulis di kolom komentar, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us