Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Kesehatan Mental dan Perkembangannya dalam Dunia Psikologi 

ilustrasi penderita gangguan jiwa di masa lampau (commons.wikimedia.org/wiki/Kalender Paşa (d. 1616))

Seiring perkembangan peradaban manusia, pemahaman tentang kesehatan mental terus mengalami perubahan. Dari anggapan supranatural hingga pendekatan medis yang berbasis ilmiah, sejarah mencatat berbagai fenomena penting yang membentuk cara kita memahami dan menangani gangguan mental.

Dalam artikel ini, kita akan menelusuri bagaimana penyakit mental pertama kali terdeteksi, bagaimana teori psikologi berkembang, serta tokoh dan peristiwa yang berperan dalam perjalanan panjang dunia kesehatan mental. Yuk, kita pelajari bersama!

1. Perjalanan panjang masalah kesehatan mental hingga dapat dilihat dari kacamata medis

ilustrasi aktivitas eksorsime pada zaman dahulu (commons.wikimedia.org/wiki/Jacob Jordaens)

Pada masa awal peradaban, gangguan mental sering dikaitkan dengan unsur mistis dan supranatural. Peradaban Mesopotamia, Mesir, dan Yunani kuno meyakini bahwa gejala-gejala mental yang tidak biasa disebabkan oleh roh jahat atau hukuman dari dewa. Pada zaman Babilonia, praktik eksorsisme sering digunakan untuk 'mengusir' roh jahat dari tubuh penderita. Di Mesir kuno, catatan medis menunjukkan bahwa gangguan mental dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan ketidakseimbangan tubuh dan roh.

Namun, pemikiran medis mulai berkembang di Yunani kuno dengan munculnya Hipokrates (460-370 SM), yang menolak pandangan supernatural tentang gangguan mental. Ia mengemukakan teori tentang empat cairan tubuh (humor) yang memengaruhi kesehatan manusia, termasuk kondisi mental. Menurutnya, ketidakseimbangan antara darah, empedu hitam, empedu kuning, dan lendir dapat menyebabkan berbagai gangguan mental seperti depresi. 

2. Munculnya teori psikologi yang membuka dunia baru tentang kesehatan mental

salah satu rumah sakit jiwa yang manusiawi di Inggris (commons.wikimedia.org/wiki/Fæ)

Abad ke-18 dan 19 menjadi titik balik dalam pemahaman tentang kesehatan mental. Salah satu tokoh penting pada masa ini adalah Philippe Pinel, seorang dokter Prancis yang dikenal karena memperjuangkan perlakuan yang lebih manusiawi bagi pasien gangguan mental. Ia menghapus praktik pemasungan dan memperkenalkan terapi moral, yang menekankan perawatan berbasis empati dan interaksi sosial.

Pada saat yang sama, Dorothea Dix di Amerika Serikat memulai gerakan reformasi rumah sakit jiwa dengan menekankan pentingnya perawatan yang lebih layak bagi penderita gangguan mental. Usahanya berhasil mengubah banyak lembaga kesehatan mental menjadi tempat yang lebih manusiawi.

Teori psikologi modern mulai berkembang di akhir abad ke-19 dengan lahirnya psikoanalisis oleh Sigmund Freud. Freud memperkenalkan konsep alam bawah sadar serta metode terapi bicara untuk memahami dan mengatasi gangguan mental. Metode ini kemudian berkembang dengan berbagai pendekatan lain, termasuk behaviorisme oleh John B. Watson dan B.F. Skinner, yang lebih menekankan pada pengaruh lingkungan dalam membentuk perilaku individu.

3. Fenomena memilukan hingga penemuan titik terang untuk penderita gangguan kesehatan mental

potret suster di rumah sakit jiwa Nottingham (commons.wikimedia.org/wiki/Fæ)

Sepanjang sejarah, berbagai peristiwa besar telah membentuk cara dunia memahami dan menangani kesehatan mental. Pada abad ke-19, reformasi besar terjadi di rumah sakit jiwa berkat perjuangan Philippe Pinel dan Dorothea Dix, yang menekankan pentingnya perawatan manusiawi bagi pasien. Sebelum reformasi ini, pasien gangguan mental sering dikurung dalam kondisi yang tidak layak dan diperlakukan dengan kekerasan.

Masuk ke abad ke-20, perkembangan besar terjadi dalam dunia farmakologi. Pada tahun 1950-an, ditemukan obat-obatan psikotropika seperti klorpromazin untuk skizofrenia dan lithium untuk gangguan bipolar. Hal ini menandai era baru dalam pengobatan kesehatan mental, di mana pasien tidak lagi hanya bergantung pada terapi psikologis, tetapi juga mendapatkan perawatan farmasi yang lebih efektif.

Selain itu, pada tahun 1952, American Psychiatric Association menerbitkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), yang menjadi standar dalam mendefinisikan dan mendiagnosis gangguan mental. DSM terus mengalami revisi hingga saat ini, mengikuti perkembangan ilmu psikologi dan psikiatri.

Pada abad ke-21, kesadaran publik tentang kesehatan mental semakin meningkat. Stigma terhadap gangguan mental mulai berkurang, terutama dengan banyaknya figur publik yang berbicara terbuka tentang pengalaman mereka. Kampanye kesehatan mental, akses yang lebih luas ke terapi, dan kemajuan dalam penelitian neuropsikologi telah mengubah cara masyarakat melihat dan menangani isu ini.

Di era modern, meskipun stigma masih ada, semakin banyak upaya untuk meningkatkan kesadaran dan menyediakan akses yang lebih baik bagi individu yang membutuhkan bantuan. Bagaimana menurutmu perkembangan kesehatan mental saat ini? Apa langkah yang masih perlu dilakukan untuk memastikan bahwa semua orang mendapatkan perawatan yang layak? Komen di bawah, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us