6 Kisah "Last Stand" Paling Heroik dalam Sejarah Militer, Ada Sparta!

Beberapa pasukan bertarung sampai titik darah penghabisan

The last stand adalah situasi militer di mana sebuah pasukan mengambil posisi defensif atau serangan secara nothing to lose. Mereka yang melakukan ini biasanya hanya berharap pada peluang hidup yang sangat kecil. Proses ini biasanya merenggut jumlah korban dalam skala besar sampai kematian seluruh pasukan.

Bagi banyak orang, the last stand adalah salah satu momen yang paling mengagumkan dari catatan sejarah. Mereka yang melakukannya adalah kelompok paling berani yang pernah kita bayangkan. Tanpa basa-basi lagi, berikut 6 kisah last stand paling heroik dalam sejarah militer.

1. Pasukan elit Sparta di Pertempuran Thermopylae (480 SM) 

6 Kisah Last Stand Paling Heroik dalam Sejarah Militer, Ada Sparta!thoughtco.com

Sejak film 300 arahan Zack Snyder rilis, kita bisa mengetahui kisah pengorbanan heroik Leonidas dan 300 "pengawalnya" di Pertempuran Thermopylae. Apa yang tampaknya luput dari perhatian banyak orang adalah fakta kalau sehebat apa pun Leonidas dan pasukannya, mereka tidak pernah bertarung sendirian.

Melansir dari Britannica, negara-kota lain selain Sparta, terutama Arcadia dan Thespia, juga mengirim pasukan mereka ke Pertempuran Thermopylae. Secara total, jumlah pasukan yang menentang pasukan Persia pada saat itu berjumlah hampir 7.000 orang, bukan hanya 300.

Walau kalah jumlah, kelompok ini berhasil menahan dan membunuh ribuan pasukan Persia di "Gerbang Panas" selama tiga hari. Hal ini adalah prestasi yang menakjubkan, walau pada akhirnya mereka terbantai karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Ephialtes.

Salah satu momen terbaik yang dikutip oleh Cicero — entah itu apokrif atau bukan — adalah ketika salah satu utusan Persia menyombongkan diri dan berkata, "Panah kita [Persia] akan menutupi Matahari," yang kemudian dibalas oleh tentara Sparta, "Itu jauh lebih baik, karena kami [Sparta] akan bertarung di tempat yang teduh!"

2. Huscarl Saxon di Pertempuran Hastings (14 Oktober 1066) 

6 Kisah Last Stand Paling Heroik dalam Sejarah Militer, Ada Sparta!quora.com

Pada 6 Januari 1066, Harold Godwinson menjadi Raja Harold II setelah kematian saudara iparnya, Edward sang Pengaku. Menjelang akhir musim panas, ia dihadapkan dengan dua serangan yang sedang menuju Inggris. Yang pertama datang dari saudara lelakinya yang berkhianat, Tostig, dan Raja Harald III dari Norwegia.

Ketika sedang merayakan pesta kemenangan dari serangan pertama, Harold menerima kabar kalau serangan kedua dari 7.000 orang Norman yang dipimpin William the Bastard sudah mendarat di Pevensey. Harold pun mengumpulkan pasukannya lalu berbaris ke London. Pada malam 13 Oktober pasukannya dikerahkan di sepanjang bukit dekat Hastings.

Ketika pertempuran sedang berlangsung, infanteri Saxon malah mengikuti kavaleri William yang berpura-pura mundur dan akhirnya dibantai oleh pasukan Norman. Di saat pasukan Saxon sedang dihancurkan, Harold dan pengawalnya (huscarl) tetap bertarung di punggung bukit.

Melihat hal itu, William pun segera melakukan serangan terakhir. Melansir dari Ancient History Encyclopedia, kali ini ia menyuruh pemanahnya untuk melepaskan panah ke udara supaya jatuh tepat di atas kepala Harold dan pengawalnya. Taktik itu berhasil, walau Harold dan para housecarl-nya tetap terus bertarung sampai panah menembus matanya.

Ketika Harold akan mencabutnya, empat ksatria Norman (salah satunya mungkin William) menyerang. Satu menusukkan tombak ke dada Harold dan yang kedua hampir memenggalnya dengan pedang. Ketika Harold terjatuh, dua orang Norman lainnya memberikan pukulan tambahan.

Dengan jatuhnya Harold, pasukan Saxon yang panik mundur ke hutan kecuali para huscarl yang terus bertempur sampai akhir hayat mereka.

3. Garda Swiss dalam peristiwa Jatuhnya Roma (6 Mei 1527) 

6 Kisah Last Stand Paling Heroik dalam Sejarah Militer, Ada Sparta!thtube.pro

Pada tahun 1527, Kota Roma dijarah oleh pasukan Kekaisaran Romawi Suci yang marah karena Paus Clement VII membentuk "Liga Cognac" untuk menantang supremasi Charles V — Kaisar Romawi Suci — di Italia.

Ketika pasukan Romawi Suci, yang sebagian besar rakyat jelata dan tentara bayaran, mulai menjarah kota, mereka langsung pergi ke Vatikan untuk mengambil harta paling berharga milik umat Kristen. Pada saat itu, mereka juga berniat untuk membunuh Paus Clement.

Menurut Britannica, 2.000 Garda (pengawal) Swiss yang terkenal langsung membentuk barisan di tangga Basilika Santo Petrus untuk menghadapi lebih dari 20.000 tentara haus darah yang akan menyerbu Vatikan.

Hanya 189 Pengawal yang tersisa setelah pertempuran tersebut, tetapi pasukan ini tetap bertarung dengan harapan bisa membeli waktu agar paus dapat melarikan diri melalui salah satu terowongan di bawah Roma. Akhirnya, Paus Clement berhasil melarikan diri ketika Garda Swiss yang mempertahankan gereja hanya tersisa sebanyak 42 orang.

Baca Juga: 6 Fakta Sejarah Perang Kuning, Perang Besar Tionghoa-Jawa Melawan VOC

4. Samurai di Pertempuran Shiroyama (24 September 1877) 

6 Kisah Last Stand Paling Heroik dalam Sejarah Militer, Ada Sparta!ziarultecucean.com

Secara teknis, posisi samurai pada saat itu adalah sebagai pemberontak. Namun, mereka memberontak karena Kaisar Jepang telah menghancurkan cara hidup (bushido) mereka, yang telah menjaga Jepang selama lebih dari seribu tahun. Pada saat itu, para samurai disingkirkan demi pasukan modern yang bersenjatakan senapan.

Pasukan samurai di bawah komandan mereka, Saigo, bertarung ketika mereka dikepung di bukit Shiroyama. Melansir dari Samurai-world.com, pada saat itu 300 samurai memiliki busur tradisional dan, tentu saja, katana melawan 30.000 pasukan Kekaisaran Jepang yang bersenjatakan senapan dan senapan gatling.

Komandan Kekaisaran meminta Saigo untuk menyerah secara damai, tetapi sebagai seorang samurai, Saigo tidak bisa melakukan hal itu. Alih-alih menyerah, ia menghabiskan malam terakhirnya untuk meminum sake dan siap untuk mati.

Pada pukul 3 pagi, pasukan Kekaisaran memulai pemboman artileri diikuti dengan serangan frontal. Saigo dua kali terluka sebelum akhirnya melakukan seppuku (ritual bunuh diri) untuk melindungi harga dirinya. Tiga puluh orang yang selamat dari serangan artileri menyerang pertahanan Kekaisaran dan mati bersama katana mereka.

Sejak saat itu, bushido di dalam militer Jepang "mati suri," setidaknya sampai Perang Dunia II berkecamuk di Teater Pasifik.

5. Angkatan Laut Amerika di Pertempuran Samar (25 Oktober 1944) 

6 Kisah Last Stand Paling Heroik dalam Sejarah Militer, Ada Sparta!commons.wikimedia.org

Pertempuran Samar (juga dikenal sebagai The Last Stand of Can Can Sailors) sering dikutip oleh para sejarawan sebagai salah satu ketimpangan militer terbesar dalam sejarah Angkatan Laut. Pertempuran ini terjadi di Laut Filipina, tepatnya di lepas Pulau Samar, Filipina.

Semuanya berawal ketika Laksamana William Halsey, Jr. terpikat untuk membawa Armada Ketiga Amerika-nya yang kuat untuk mengejar armada "umpan" milik Jepang. Halsey pikir armada ini adalah kekuatan utama Jepang dan mengira kalau dia bisa menangkap mereka, maka dia bisa menghancurkan Angkatan Laut Jepang.

Untuk menjaga pertahanan belakangnya, ia hanya menyisakan "Taffy 3" yang berisi tiga kapal perusak ringan, empat kapal pengawal perusak, dan enam kapal induk pengawal berukuran kecil. Ketika armada Halsey pergi, pasukan utama Jepang justru menemukan armada "mini" ini.

Melansir dari laman Naval History and Heritage Command, ketika tidak ada lagi yang bisa dilakukan, Admiral Spruance yang menjadi Komandan Taffy 3 memberikan perintah kepada "Anak-anak kecil" (yang berarti kapal perusak dan pengawal) untuk menyerang armada Jepang tersebut. Mereka pun berhasil merusak beberapa kapal Jepang.

Hebatnya, mereka berhasil meyakinkan komandan Jepang, Wakil Laksamana Takeo Kurita, bahwa ia sedang melawan armada Halsey. Khawatir, Kurita memerintahkan armadanya untuk berkumpul kembali dan akhirnya mundur daripada maju dan menenggelamkan armada Spruance di Teluk Leyte.

6. Pasukan terjun payung Amerika di Pengepungan Bastogne (19 Desember 1944 - 26 Desember 1944) 

6 Kisah Last Stand Paling Heroik dalam Sejarah Militer, Ada Sparta!warhistoryonline.com

Pada awal Pertempuran Bulge, sekitar 12.000 pasukan terjun payung Amerika dari Divisi Lintas Udara ke-101 merebut kota Bastogne, Belgia untuk mempertahankan persimpangan strategis ini dari pasukan Jerman. Sayangnya, mereka langsung dikelilingi oleh sekitar 15 Divisi Jerman.

Saat itu Divisi 101 hanya ditopang oleh bantuan udara dari pesawat C-47 dan kondisi saat itu tampak mendung.  Melihat keputusasaan dari posisi Amerika, komandan Jerman, Jenderal Heinrich Freiherr von Lüttwitz, meminta komandan Divisi ke-101, Kapten Anthony McAuliffe, untuk menyerah.

Dengan singkat, McAuliffe membalasnya dengan berkata, "Nuts!" Seperti yang dilansir dari History, unit ini berhasil menahan serangan Panzer Jerman sampai pada akhirnya diselamatkan oleh Angkatan Darat Ketiga Amerika di bawah pimpinan George S. Patton pada 26 Desember.

Salah satu unit ke-101 yang ikut serta dalam pertempuran itu adalah Kompi Easy (Kompi-E) yang legendaris, yang nantinya akan diabadikan dalam serial televisi Band of Brothers.

Nah, itu tadi 6 kisah last stand paling heroik dalam sejarah militer. Bagaimana, ada kisah favoritmu?

Baca Juga: 5 Fakta Serangan Pearl Harbor, Pemicu AS Terlibat di Perang Dunia II

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya