Bak Aurora Berbentuk Pita, Ini 7 Fakta Menarik Skyglow STEVE
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi sebagian orang, mungkin fenomena langit bernama Steve masih terdengar asing. Steve sendiri adalah singkatan dari Strong Thermal Emission Velocity Enhancement yang merupakan fenomena alam seperti pita berwarna ungu di langit.
Pernah diklaim sebagai aurora jenis baru, berikut ini beberapa fakta Steve.
1. Ditemukan secara tak sengaja
Steve ditemukan secara tak sengaja oleh warga Kanada bernama Notanee Bourassa saat membawa anak-anaknya untuk melihat aurora pada tahun 2016 silam.
Menyadari ada yang berbeda dengan aurora yang dilihatnya, Bourassa memotret fenomena yang dilihatnya ini dan mengirimkannya pada NASA.
2. Berbentuk seperti pita
Satu hal yang menjadi perhatian ilmuwan, astronom dan fotografer terhadap fenomena alam ini adalah bentuk dan warnanya.
Jika biasanya aurora berbentuk seperti tirai tipis dengan pendaran cahaya berwarna hijau, merah atau kuning, Steve ini nampak seperti pita berwarna ungu berkilauan dengan sedikit tambahan warna hijau yang tak berpendar.
Baca Juga: 7 Fakta Tentang Aurora Borealis, Cahaya Cantik di Langit Utara
3. Terjadi di garis lintang yang lebih rendah dari Aurora
Jika aurora hanya bisa terlihat di lingkar kutub Bumi saja, berbeda dengan Steve yang bisa terlihat di antara garis koordinat 65-80 derajat lintang utara dan selatan, garis lintang koordinat rendah yang tak biasanya aurora Australis maupun aurora Borealis terlihat.
4. Steve bukanlah aurora
Editor’s picks
Meski saat awal penemuannya Steve diklaim sebagai aurora jenis baru. Namun, setelah penelitian lebih lanjut ternyata Steve bukanlah aurora melainkan fenomena langit yang disebut sebagai Skyglow.
Aurora terjadi akibat dari angin matahari yang berinteraksi dengan magnetosfer dan ionosfer bumi sehingga menghasilkan pendaran cahaya sangat indah yang disebut aurora Australis dan aurora Borealis.
5. Mekanisme terbentuknya Steve berbeda dengan aurora
Untuk membuktikannya, fisikawan dari Universitas Calgary, Bea Gallardo Lacourt melakukan penelitian hujan partikel bermuatan ionosfer bumi dengan instrumen khusus untuk melihat kemunculan Steve.
Namun hasilnya, Steve tidak muncul dengan terjadinya hujan partikel bermuatan seperti itu sehingga Steve disimpulkan bukanlah aurora karena mekanisme kemunculannya yang berbeda dengan aurora.
Steve diduga merupakan fenomena alam yang berhubungan dengan SAID atau subauroral ion drift, gerak partikel ion bermuatan matahari yang melintasi atmosfer dengan cepat.
6. Suhunya yang tinggi membuat Steve berwarna ungu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh astrofisikawan di NASA Gooddard Space Flight Center, Elizabeth MacDonald mengungkapkan bahwa Steve memiliki suhu partikel bermuatan sekitar 6000 derajat Celsius.
Suhu panas dan ion- ion partikel yang bergerak cepat dari timur ke barat dengan kecepatan hampir 6 km/detik serta didorong oleh magnet di atmosfer Bumi dan medan listrik inilah yang menyebabkan Steve berwarna ungu.
7. Fenomena Steve hanya terjadi sebentar
Steve muncul di zona subaurora, kemunculannya hanya bisa disaksikan selama selama 20 menit sampai satu jam saja.
Meski kemunculan Skyglow Steve belum bisa dipastikan seperti aurora, waktu yang paling tepat untuk melihat Steve adalah di akhir musim gugur atau awal musim semi tergantung dengan siklus matahari yang biasanya terjadi pada bulan Februari, Maret dan Oktober.
Ada yang sudah pernah melihat aurora ataupun skyglow?
Baca Juga: 7 Lokasi Terbaik dari Seluruh Dunia untuk Menikmati Aurora
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.