ilustrasi cahaya yang dipantulkan pada CD (pexels.com/Matias Mango)
Salah satu sifat penting cahaya adalah kemampuannya untuk dipantulkan ketika mengenai permukaan benda tertentu, terutama yang tidak tembus cahaya. Proses ini disebut pemantulan cahaya dan bisa terjadi dalam dua bentuk yaitu pemantulan teratur (spesular) dan pemantulan baur (difus).
Pemantulan teratur terjadi ketika cahaya mengenai permukaan yang datar, licin, dan rata seperti cermin atau air yang tenang. Dalam kondisi ini, cahaya dipantulkan ke satu arah tertentu sehingga bisa membentuk bayangan atau pantulan yang jelas. Misalnya saat kita bercermin atau melihat pantulan gunung di permukaan danau.
Sementara itu, pemantulan baur terjadi ketika cahaya mengenai permukaan kasar atau tidak rata, seperti dinding atau jalan berbatu. Pantulan cahayanya menyebar ke berbagai arah sehingga tidak membentuk bayangan yang jelas, tetapi tetap membuat permukaan itu terlihat terang.
Kemampuan cahaya untuk memantul inilah yang memungkinkan kita melihat benda di sekeliling kita. Itu karena cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda tersebut masuk ke mata kita. Tanpa pemantulan, kita tidak akan bisa melihat apa pun, meskipun ada sumber cahaya. Berikut beberapa contoh pemanfaatan sifat cahaya yang dapat dipantulkan:
- Cermin datar di rumah atau kendaraan memantulkan cahaya secara teratur sehingga kita bisa melihat bayangan kita atau kondisi di belakang kendaraan
- Air danau yang tenang memantulkan gambar pegunungan atau langit dengan jelas di permukaannya
- Rambu lalu lintas reflektif yang memantulkan cahaya lampu kendaraan agar tetap terlihat di malam hari
- Lampu senter yang diarahkan ke dinding memantul secara baur sehingga bisa menerangi seluruh ruangan
- Permukaan CD atau DVD yang memantulkan cahaya dan menampilkan pola warna pelangi akibat pantulan teratur.