7 Fakta South Philippine Dwarf Kingfisher, si Mungil Berbulu Indah

Burung South Philippine Dwarf Kingfisher atau dikenal dengan nama ilmiah Ceyx mindanensis. Burung ini menjadi salah satu burung endemik dari Filipina. Selain itu, burung ini juga merupakan salah satu spesies burung kingfisher atau pekakak yang berukuran cukup kecil.
Ternyata terdapat beberapa fakta unik dari burung yang mungil ini. Penasaran? Yuk, simak fakta-fakta berikut ini!
1. Hewan endemik di Filipina

South Philippine Dwarf Kingfisher merupakan salah satu spesies burung yang dapat ditemukan di Filipina sesuai dengan namanya. Dikutip dari IUCN, spesies burung kingfisher ini diketahui berasal dari pulau Mindanao dan Basilan yang ada di Filipina. Burung ini pun menjadi salah satu hewan endemik dari negara ini.
2. Pertama kali dideskripsikan selama ekspedisi Steere

Spesies burung pekakak ini pertama kali ditemukan dalam sebuah ekspedisi di Filipina. Dikutip dari EsquireMag.ph, spesies Ceyx mindanensis pertama kali dideskripsikan pada tahun 1890 dalam sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Joseph Beal Steere ke wilayah Filipina.
Dikutip dari Umich.edu, Joseph Beal Steere merupakan seorang profesor di Universitas Michigan. Ia memimpin tim ekspedisi tersebut ke wilayah Filipina untuk mengumpulkan spesies-spesies burung dan objek-objek alam lainnya. Ekspedisi ini sendiri sebenarnya dimulai pada tahun 1842.
3. Awalnya disamakan dengan spesies North Philippine Dwarf Kingfisher

Spesies burung ini awalnya disamakan dengan spesies Philippine Dwarf Kingfisher lain yang ditemukan di sekitar pulau Luzon. Dilansir dari IUCN, kedua spesies burung tersebut sebelumnya disamakan sebagai satu spesies dengan nama Ceyx melanurus. Namun, saat ini keduanya telah dipisahkan menjadi dua spesies yang berbeda, yaitu South Philippine Dwarf Kingfisher (C. mindanensis) dan North Philippine Dwarf Kingfisher (C. melanurus).
4. Ukuran tubuhnya yang mungil

Dikutip dari BirdLife.org, ukuran tubuh dari spesies burung ini berkisar 12 cm. Burung ini memiliki ukuran yang relatif kecil dibandingkan spesies burung lain. Hal ini yang membuat burung ini diberi nama South Philippine Dwarf Kingfisher, dimana kata dwarf dalam bahasa Indonesia berarti ‘kerdil’.
5. Warna bulunya mencolok

Burung ini memiliki warna bulu yang terlihat cukup mencolok. Dikutip dari BirdLife.org, spesies burung ini memiliki bulu yang berwarna karat. Terdapat bulu yang berwarna ungu pucat pada bagian penutup telinga, ubun-ubun, dada, dan pantat. Bulu yang ada pada bagian tenggorokan dan perutnya berwarna putih. Sedangkan, bagian sayapnya berwarna kehitaman dengan warna biru dan hitam yang mengkilap.
6. Habitat

South Philippine Dwarf Kingfisher merupakan salah satu hewan yang tinggal di daerah dataran rendah. Dikutip dari IUCN, merupakan spesies spesialis penghuni dataran rendah yang dapat ditemukan hingga wilayah dengan ketinggian 750 m dari permukaan laut. Tampaknya burung ini juga lebih menyukai tinggal di tempat yang memiliki curah hujan tinggi. Burung ini juga terlihat sering mengunjungi aliran air, terutama sungai kecil.
7. Terancam punah

Keberadaan spesies dengan nama ilmiah Ceyx mindanensis ini merupakan salah satu spesies yang terancam punah. Dilansir IUCN, spesies burung ini masuk daftar merah dalam kategori vulnerable (rentan). Penyebab utamanya adalah adanya deforestasi di daerah dataran rendah yang menjadi habitatnya. Berbagai aktivitas manusia telah menyebabkan hilangnya habitat tempat burung ini tinggal, seperti penebangan, pertambangan, dan pembukaan lahan.
Sesuai dengan namanya South Philippine Dwarf Kingfisher merupakan salah satu spesies burung kerdil yang berasal dari Filipina. Burung yang terancam punah ini memiliki fakta-fakta yang membuatnya unik. Mari kita jaga alam sekitar agar spesies burung unik ini maupun makhluk hidup lainnya dapat terjaga kelestariannya.