Spesies Hewan Ini Mirip Hasil Hibrida, Padahal Sebenarnya Bukan

- Okapi adalah spesies endemik Republik Demokratik Kongo dengan kaki belangnya seperti zebra, namun sebenarnya berkerabat dekat dengan jerapah.
- Platypus memiliki kemampuan unik berkembang biak dan elektrolokasional yang jarang dimiliki mamalia lain, serta digolongkan sebagai mamalia bertelur.
- Tapir Asia memiliki penampilan yang mirip panda, gajah, dan babi hutan, namun sebenarnya termasuk dalam ordo Perissodactyla yang berkerabat dengan kuda dan badak.
Pernah melihat beberapa hewan yang membuatmu berpikir, "Spesies ini kayaknya mirip dengan hewan ini, deh." Di alam, ada beberapa spesies yang sekilas tampak seperti gabungan dua atau lebih hewan berbeda, seolah-olah mereka adalah hasil hibrida atau memiliki kekerabatan yang dekat.
Faktanya, hewan-hewan ini tidak memiliki hubungan dan hanya mengembangkan ciri-ciri yang kebetulan menyerupai hewan lain. Berikut adalah 5 spesies hewan yang sering disalahpahami sebagai hasil hibrida, padahal mereka sepenuhnya alami dan asli. Yuk, kita telusuri satu per satu supaya lebih kenal dengan mereka!
1.Okapia johnstoni

Okapi (Okapia johnstoni) merupakan spesies endemik Republik Demokratik Kongo dan biasanya ditemukan hidup liar di hutan hujan wilayah Kongo, salah satunya di hutan Ituri. Spesies ini memiliki penampilan yang unik dengan kaki belangnya seperti zebra dan perawakan tubuhnya yang mirip rusa atau kuda. Beberapa orang mungkin akan mengira bahwa spesies satu ini adalah hasil persilangan antara dua hewan tersebut.
Meskipun terlihat seperti campuran antara zebra dan rusa, sebenarnya okapi berkerabat dekat dengan jerapah. Bahkan, julukannya di alam liar adalah jerapah hutan, lho. Dilansir Live Science, nenek moyang jerapah terbagi menjadi dua cabang evolusi yang mengarah ke okapi dengan leher pendek dan jerapah yang berleher panjang. Ciri khas belang hitam putih di kaki okapi membantu mereka untuk berkamuflase di antara cahaya dan bayangan hutan lebat. Lidahnya yang panjang dan fleksibel membantu meraih dedaunan yang ada di pohon serta membersihkan bagian tubuh mereka yang sulit dijangkau, seperti mata dan telinga.
2.Ornithorhynchus anatinus

Platypus (Ornithorhynchus anatinus) adalah salah satu makhluk paling aneh dalam dunia hewan. Hal ini karena dia dapat bertelur seperti burung, berbisa seperti ular, memiliki selaput kaki seperti berang-berang, dan paruh yang mirip hewan bebek. Dilansir New Science, bahkan ketika fosil dan spesimen platypus pertama kali dikirim ke Inggris dari Australia pada akhir abad ke-18, banyak orang mengira itu hoaks. Baru setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, dunia ilmiah mengakui bahwa platypus benar-benar nyata dan digolongkan sebagai mamalia bertelur (monotremata).
Kemampuan berkembang biak yang dimiliki oleh platypus menunjukkan bahwa spesies ini mewakili bentuk transisi penting dalam garis waktu evolusi. Paruhnya yang menyerupai bebek ternyata digunakan sebagai alat untuk mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh mangsa di dalam air. Kemampuan elektrolokasional ini jarang ditemukan pada mamalia dan umum hanya dimiliki pada beberapa spesies ikan dan amfibi. Keunikan dan keanehan pada platypus menunjukkan bahwa proses evolusi mampu menghasilkan keberagaman sistem biologis yang kita lihat pada hewan modern saat ini.
3.Tapirus indicus

Jika melihat warna hitam putih pada tubuh tapir asia (Tapirus indicus), sekilas mengingatkan kita dengan salah satu hewan lucu menggemaskan asal China, yaitu panda. Moncongnya yang memanjang sekilas mirip belalai anak gajah, sementara tubuhnya yang gempal dan kebiasaan berkubang membuatnya terlihat seperti babi hutan. Namun, faktanya secara taksonomi, tapir justru tidak dekat dengan hewan-hewan tersebut.
Secara ilmiah tapir termasuk dalam ordo Perissodactyla, yaitu kelompok mamalia berkuku ganjil. Dalam kelompok ini, tapir berkerabat dekat dengan kuda dan badak. Setiap jenis tapir memiliki struktur kaki dan pola gigi khas herbivora pemamah serta sistem pencernaan yang didesain untuk mengolah tumbuhan berserat. Bibir atas dan hidung tapir yang mirip belalai gajah membantu mereka untuk memetik daun dan tunas dari pohon serta mengendus jalan setapak di hutan.
4.Balaeniceps rex

Shoebill (Balaeniceps rex) merupakan burung besar yang hidup di rawa-rawa dan dataran banjir di Afrika timur dan tengah. Dikenal dengan nama shoebill karena paruhnya yang besar mirip seperti sepatu. Sekilas menyerupai dinosaurus, shoebill adalah versi evolusi dan adaptasi dinosaurus modern berbentuk burung. Selain itu, posturnya yang mirip burung bangau sering membuat orang mengira mereka memiliki kekerabatan yang dekat, padahal yang sebenarnya burung shoebill lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan burung pelikan.
Burung shoebill adalah satu-satunya spesies yang masih hidup dalam genus Balaeniceps dan famili Balaenicipitidae. Hilangnya habitat, perburuan liar, dan gangguan manusia menyebabkan populasinya di alam menurun. Oleh karena jumlahnya yang mulai sedikit di alam liar, burung ini berstatus rentan terhadap kepunahan.
5.Ailurus fulgens

Red panda (Ailurus fulgens) merupakan spesies menggemaskan dari Asia Tengah. Jika melihat dari fisiknya, red panda seperti gabungan antara panda, rakun, dan rubah. Faktanya, nama red panda bukan berarti dia satu kekerabatan dengan panda. Dilansir World Wildlife, nama panda diambil dari bahasa Nepal 'ponya' yang berarti bambu atau hewan pemakan tumbuhan. Selain itu, red panda memiliki ekor cicin yang panjang dan tebal mirip dengan rakun, berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan menutupi diri mereka di musim dingin agar tetap hangat.
Kesamaan yang dimiliki oleh red panda dan beberapa hewan lain hanyalah hasil evolusi konvergen, bukan karena hubungan kekerabatan yang dekat. Red panda lebih memiliki kekerabatan yang dekat ke mustelid (seperti musang dan cerpelai), bukan ke panda raksasa. Red panda sendiri tergolong famili Ailuridae dan merupakan satu-satunya spesies yang masih hidup dalam famili tersebut.
Di dunia hewan, beberapa spesies memang memiliki penampilan yang hampir serupa dan mirip hasil hibrida, contohnya seperti okapi hingga red panda. 5 Spesies di atas menunjukkan bahwa kemiripan fisik bukan berarti merupakan bukti adanya kekerabatan atau hasil kawin silang. Sebaliknya, mereka adalah contoh nyata dari evolusi konvergen, seleksi alam, dan adaptasi unik terhadap lingkungan.