ilustrasi potongan benua menurut teori Apungan Benua (nationalgeographic.org)
Saat berada di Marburg 1911, Wegener menemukan sebuah makalah ilmiah yang menyebutkan bahwa ditemukan fosil tumbuhan dan hewan identik di sisi berseberangan dari Atlantik. Itulah awal Wegener menemukan lebih banyak kasus organisme serupa yang dipisahkan oleh lautan luas.
Kondisi itu, menurut ilmu ortodoks pada masanya, disebabkan oleh adanya jembatan darat yang menghubungkan benua berjauhan. Jembatan ini kemudian tenggelam seiring berjalannya waktu.
Namun, Wegener justru berpikir bagaimana kalau hal itu terjadi karena benua dulunya tergabung menjadi satu? Ia pun menuliskan pendapatnya: "Keyakinan akan kebenaran mendasar dari gagasan itu berakar di benak saya", mengutip laman ucmp.berkeley.edu.
Adapun sejumlah bukti teori apungan benua menurut Wegener yakni:
Kesamaan fosil hewan dan tumbuhan
Penemuan kesamaan fossil hewan bahkan di tempat yang jauh berbeda benua. Wegener memperkuat argumennya dengan pendapat bahwa organisme tidak akan mampu melakukan perjalanan melintasi lautan bahkan samudra.
Misalnya, fosil mesosaurus reptil purba hanya ditemukan di Afrika bagian selatan dan Amerika Selatan. Mesosaurus adalah hewan reptil air tawar yang hidup sekitar 260 juta tahun lalu. Ia memiliki panjang tubuh hanya satu meter (3,3 kaki) dan tidak bisa berenang di Samudra Atlantik. Kehadiran mesosaurus menunjukkan habitat tunggal dengan lokasi air tawar, seperti danau, rawa, dan sungai-sungai.
Tidak hanya hewan, fosil tumbuhan yang ada di kepulauan Arktik, Svalbard, Norwegia juga menjadi bukti daerah dingin ini pernah beriklim tropis. Fosil tumbuhan yang ditemukan ini tidak termasuk jenis tumbuhan hidup dengan suhu dingin. Adapun Wegener meyakini fosil-fosil ini merupakan tumbuhan tropis dan berasal dari lingkungan yang jauh lebih hangat serta lembab.
Kesamaan struktur, jenis, dan usia batuan
Guna memperkuat teorinya, Wegener mempelajari stratigrafi berbagai batuan dan pegunungan. Hasilnya sebagaimana disebutkan sebelumnya, pantai timur Amerika Selatan dan pantai barat Afrika seolah menyatu seperti potongan puzzle.
Tidak hanya dilihat dari segi bentuk, Wegener menemukan lapisan batuan di kedua tempat tersebut memiliki kesamaan dengan jelas. Pun adanya endapan laut berusia Jurrasic (sekitar 199,6 juta hingga 145,5 juta tahun) yang ada di sepanjang garis pantai Atlantik menunjukkan bahwa tidak ada lautan sebelum masa tersebut.
Selain Amerika Selatan dan Afrika, Wegener juga menemukan bahwa Pegunungan Appalachian di Amerika Serikat bagian timur secara geologis serupa dengan Pegunungan Caledonian di Skotlandia. Kesamaan ini dilihat dari jenis, struktur, dan juga usia susunan batuan yang ada.
Dilansir Geoscience LibreText, alur dan endapan batu yang terbentuk oleh gletser kuno kini ditemukan di berbagai benua dengan lokasi dekat khatulistiwa. Menurut Wegener, gletser yang kini hanya bisa dijumpai di kutub, dulunya terbentuk di tengah lautan dan/atau menutupi sebagian besar bumi. Wegener berpikir bahwa gletser berpusat di daratan selatan dekat Kutub Selatan sebelum benua-benua bergerak ke posisinya sekarang.