12 Tokoh di Dunia Nyata yang Menginspirasi Game of Thrones!

Jika kamu pernah dengar tentang sejarah Inggris di abad ke-15, kamu pasti tahu persamaan antara Westeros dan Wars of the Roses (Perang Mawar). Perang Mawar ini tercetus ketika dua keluarga kerajaan - York dan Lancaster, memperebutkan takhta raja Inggris, dan akibatnya banyak orang yang tewas karena pergolakkan ini.  

Dilansir dari Guardian, persamaan Wars of the Roses (yang berlangsung selama tiga dekade) dan perang Seven Kingdoms dalam Game of Thrones, sama-sama bersaing memperebutkan takhta. Raja-raja yang memerintah Inggris selama pergejolakkan itu sama jahatnya dengan Cersei, sama lemahnya dengan Tommen, dan sama angkuhnya seperti Stannis. Ada plot pertempuran berdarah yang disebut "protectors of the realm," dan bahkan "Narrow Sea" di Selat Inggris. 

Sejarah menggambarkan Richard III sebagai seorang penjahat yang memiliki kelainan tulang belakang dan ikut berperang dalam Pertempuran Bosworth. Faktanya, karakter Tyrion Lannister didasarkan pada kisah Richard III. Namun, beberapa orang berpendapat bahwa Tyrion adalah protagonis utama dalam serial tersebut. Menurut Den of Geek, Tyrion memiliki beberapa kemiripan dengan Richard III - dia seorang kurcaci, dan Richard III menderita skoliosis, suatu kondisi tulang belakang yang membuatnya bertubuh pendek.

Seperti Tyrion, Richard berjuang untuk rakyatnya - dia bahkan mendirikan pengadilan yang memberikan bantuan hukum kepada orang miskin. Orang-orang sezaman Richard percaya bahwa penampilannya itu mencerminkan sosoknya secara negatif. Begitu pula dengan Tyrion, kepahlawanan yang dilakukan Tyrion, seperti menyelamatkan King's Landing dari Stannis Baratheon, tidak pernah dipandang sama sekali. 

Ternyata, Walder Frey bukanlah orang pertama yang berpikir, "Saya harus mengadakan pesta untuk menghormati musuh saya dan kemudian membunuh mereka." Namun, hal itu juga terjadi dalam sejarah. George R. R. Martin mendasarkan Red Wedding (Pernikahan Merah) pada sebuah acara dari Skotlandia di abad pertengahan, yang juga memiliki salah satu tradisi "roti dan garam" (perayaan salam selamat datang), di mana seseorang akan menjamu tamunya dengan makanan panggang asin sebagai simbolis bahwa orang itu tidak memiliki niat jahat untuk membunuh para tamu.  

Memang, beberapa orang di abad pertengahan tidak patuh pada aturan. Seperti keluarga Frey, bangsawan Skotlandia terkadang membunuh tamu makan malam mereka sendiri. Menurut Entertainment Weekly, cerita Pernikahan Merah mirip seperti "The Black Dinner," dalam sejarah. Pasalnya, Raja Skotlandia mengundang earl dari klan musuh ke rumahnya untuk membicarakan perdamaian. Untuk menyambutnya, raja mengadakan pesta besar, dan di akhir pesta, mereka menghadiahkan kepala babi hutan hitam, yang merupakan simbol kematian. Kemudian mereka mengeksekusinya.

Menurut Den of Geek, karakter wanita tangguh bernama Daenerys Targaryen tidak didasarkan pada sejarah dari tokoh wanita tetapi justru didasarkan pada tokoh sejarah pria yang nyata - Henry Tudor, yang kemudian terkenal dengan Henry VII. 

Henry the VII mengalahkan Richard III di Battle of Bosworth. Seperti Daenerys, Henry hidup dalam pengasingan, dan dia juga pernah menyeberangi "narrow sea" dengan pasukan asing, yang dia manfaatkan untuk memenangkan pertempuran dan merebut takhta. Untuk menjaga kekuasaannya, Henry menikahi sepupu ketiganya sendiri, Elizabeth dari York. Seperti halnya karakter Daenerys, yang tidak diduga mencintai keponakan sendiri, John Snow.

The Red Woman sejauh ini adalah karakter yang paling ambigu. Dia berniat memenuhi ramalan Azor Ahai dan menyelamatkan Westeros dari White Walkers. Minusnya, dia membakar seorang gadis kecil di tiang pancang. Inilah yang membuat penonton bingung, harus menyukai cewek ini atau membencinya. Tetapi sebenarnya, The Red Woman menganut agama yang pernah ada dalam sejarah - menurut Washington Post, Martin terinspirasi pada agama Persia di kehidupan nyata, Zoroastrianisme, yang juga dianut Freddie Mercury. 

Baik Zoroastrianisme dan keyakinan Penguasa Cahaya memiliki kepercayaan pada kemurnian api dan kekuatan yang berlawanan dari terang dan gelap, setidaknya secara metaforis. Dan di kedua agama tersebut ada kepercayaan bahwa kebaikan akan bangkit untuk mengalahkan kejahatan, seperti halnya Azor Ahai, yang rupanya Arya Stark. Akan bangkit untuk mengalahkan White Walkers.

Peradaban kuno memiliki kaki palsu versi mereka. Setiap kali suatu budaya berperang, akan ada yang kehilangan anggota tubuh. Dilansir dari Bustle, karakter yang diamputasi adalah Jaime Lannister, yang mirip seperti Gotz von Berlichingen, seorang ksatria Jerman yang kehilangan tangannya karena pengepungan Landshut pada tahun 1504. Dan seperti Jaime Lannister, Gotz mengganti tangannya dengan prostetik besi - yang membuatnya bisa memegang benda-benda seperti perisai, tali kekang, dan bahkan duri, jadi dia sama sekali bukan korban dari kecacatannya.

Jaime juga memiliki kisah sejarah yang lainnya - seperti kisah bangsawan Italia Cesare Borgia. Seperti Jaime, Cesare mengikrarkan sumpah selibat yang terus saja ia lakukan dan ia langgar. 

Penghancuran King's Landing di episode terakhir Game of Thrones ternyata mirip dengan sejarah dunia. Menurut Atlantic, salah satunya pengeboman di Dresden dalam Perang Dunia II, ketika pesawat Sekutu hampir sepenuhnya memusnahkan kota Jerman. Sama seperti Daenerys Targaryen, ia tidak dapat mengampuni orang yang tidak bersalah dalam upayanya untuk menghancurkan musuh-musuhnya. 

Demikian pula, pemboman kota Nagasaki dan Hiroshima di Jepang, yang sama-sama tanpa ampun. Ketika Daenerys mengatakan bahwa aksinya itu untuk "generasi mendatang yang tidak akan pernah lagi disandera oleh seorang tiran," pernyataan itu sangat mirip dengan sejarah. Pembunuhan warga sipil di Jepang juga mengungkapkan kalimat seperti, "tidak apa-apa karena itu akan mengakhiri perang dan pada akhirnya menyelamatkan lebih banyak nyawa."

Castle Black di Westeros di jaga oleh kelompok Night's Watch dalam Game of Thrones. Night's Watch ternyata memiliki kesamaan sejarah yang erat. Mereka mirip seperti legiun Romawi yang berjaga di dekat Tembok Hadrian, tetapi jika menyangkut peraturan mulia karena tidak pernah bisa berpaling", mereka lebih mirip dengan Kesatria Templar, yang awalnya hanya sekelompok kecil tentara yang melindungi para pelancong di Tanah Suci yang baru saja ditaklukkan. 

Menurut Vintage News, Kesatria Templar tumbuh menjadi tatanan yang jauh lebih besar dengan tugas yang lebih luas, mereka terkadang berasal dari keluarga bangsawan dan terkadang penjahat yang berusaha menebus diri mereka sendiri melalui pelayanan kepada Tuhan. Dan para Templar juga harus bersumpah terkait kesucian dan kemiskinan, seperti orang-orang di Night's Watch.

Siapakah tokoh paling sadis dari sejarah kuno? Ya, Caligula. Caligula dan Joffrey Baratheon sangat mirip berdasarkan kepribadiannya. Seperti Joffrey, Caligula juga sangat sulit untuk ditaklukan. Menurut Ancient History Encyclopedia, Caligula sangat menikmati ketika menonton eksekusi dan penyiksaan, dia juga orang yang paranoid, sampai-sampai mengeksekusi kerabatnya sendiri.

Menurut Persephone Magazine, karakter Joffrey juga memiliki kemiripan dengan Edward of Lancaster, tokoh dalam Wars of the Roses. Edward lahir delapan tahun setelah pernikahan ibunya dengan Henry VI. Seperti Joffrey, Edward juga seorang bajingan yang sadis, meskipun tidak sebanding dengan Caligula.

Dikutip dari History Behind Game of Thrones, Theon memang memiliki kemiripan dengan karakter Wars of the Roses, George Plantagenet. Pemberontakan memisahkan George dan Theon dari ayah mereka - Theon tinggal bersama Starks sebagai sandera / tamu setelah ayahnya memberontak melawan Robert Baratheon, sementara George menjadi sandera raja setelah ayahnya memberontak.

Theon dan George adalah putra ketiga yang menjadi ahli waris keluarga dari kematian kakak sulung mereka. Dan Theon dan George dihadapkan dua pilihan, berjuang untuk saudara atau ayah mereka. Keduanya memilih untuk mengkhianati saudara mereka. 

Secara gamblang, Dothraki sangat mirip dengan orang Mongol. Pemimpin mereka dikenal sebagai "khal", dan pemimpin Mongol adalah "khan." George R. R. mengatakan bahwa mereka memang didasarkan pada Mongol, dia juga mengatakan bahwa dia menambahkan elemen suku stepa dan suku dataran Indian Amerika.

Namun, Martin dikritik karena penggambarannya tentang Dothraki dianggap sebagai stereotip "bangsawan biadab", tetapi dia memberikan alasan bahwa itu sejalan dengan sifat asli dari sejarah Mongol.

The Wall (Tembok) dalam Game of Thrones dibangun untuk mencegah masuknya White Walkers dan Wildlings, yang tinggal di ujung paling utara Westeros, seperti Tembok Hadrian yang dibangun untuk mencegah orang-orang Pict, yang tinggal di Skotlandia awal. George RR Martin mengungkapkan bahwa Tembok Westeros terinspirasi pada Tembok Hadrian. Menurut English Heritage, dinding Hadrian awalnya setinggi 15 kaki, jauh lebih tangguh daripada sekarang. 

Bagi kamu penggemar GoT, sudah tahu belum fakta dan sejarah yang menginspirasi Game of Thrones, semog menambah wawasanmu, ya.