Mengenal Mubeng Beteng, Tradisi Malam 1 Suro oleh Keraton Yogyakarta

Menyambut Tahun Baru Hijriah, Keraton Yogyakarta melaksanakan tradisi Mubeng Beteng. Upacara ini merupakan salah satu dari sejumlah perayaan malam satu Suro yang masih dilaksanakan hingga saat ini.
Tradisi menyambut Tahun Baru Islam di Indonesia ini sudah berlangsung secara turun-temurun, lho. Bagaimana pelaksanaan dan apa maknanya?
Apa itu tradisi Mubeng Beteng?
Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, 'mubeng' berarti mengitari. Sementara itu, 'beteng' bermakna sama yakni benteng. Mubeng Beteng secara harfiah berarti mengitari benteng.
Namun, bukan sekadar mengelilingi, tradisi Mubeng Beteng merupakan tirakat lampah ratri sebagai bentuk munajat kepada Tuhan YME. Tradisi ini dilakukan dengan berjalan mengikuti lintasan tertentu, melansir Dinas Kebudayaan Jogja Kota.
Di Yogyakarta sendiri terdapat beberapa lintasan untuk lampah ratri. Pertama, dari Pojok Benteng Wetan Karaton sampai ke Pantai Parangkusumo, Bantul. Kedua, lintasan mengikuti rute lima masjid pathok nigari Keraton Yogyakarta.
Selain itu, bisa juga dengan melintasi rute jagan njaban peninggalan Keraton Kotagedhe. Nah, yang paling populer tentu saja lampah ratri mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta.