5 Kejadian Tsunami Abad 21 yang Bukan Disebabkan oleh Gempa Bumi

Tsunami merupakan gelombang tinggi air laut yang dapat menyapu daratan dalam waktu sangat cepat. Ketinggian gelombang tsunami akan semakin bertambah seiring dengan berkurangnya kedalaman laut dan kian mendekati daratan pesisir.
Pada umumnya, tsunami didahului dengan terjadinya gempa bumi berkekuatan besar. Sebagai contoh, bencana tsunami Aceh 2004 dan tsunami Palu 2018, keduanya sama-sama dipicu oleh gempa bumi dengan magnitudo lebih dari 7 SR.
Selain gempa bumi, tsunami juga dapat disebabkan oleh fenomena alam lainnya seperti longsoran ataupun letusan gunung berapi. Mari kita lihat beberapa kejadian tsunami di abad 21 yang bukan terjadi akibat gempa bumi. Apa saja?
1. Tsunami Stromboli 2002

Stromboli merupakan salah satu gunung berapi yang ada di Kepulauan Aeolian, Italia. Pada 30 Desember 2002, terjadi dua longsoran bawah laut yang dipicu oleh aktivitas erupsi Gunung Stromboli beberapa hari sebelumnya.
Kedua longsoran bawah laut ini mengakibatkan dua gelombang tsunami dengan ketinggian yang berbeda. Bangunan rumah, kapal, dan sejumlah warga setempat menjadi korban dari terjangan tsunami tersebut, dikutip dari Bulletin of The Global Volcanism Network yang diterbitkan Smithsonian Institution.
2. Tsunami Icy Bay 2015

Icy bay adalah kawasan perairan di wilayah Yakutat, Alaska. Kerap jadi spot olahraga kayaking, icy bay terbentuk dari lelehan gletser dan bermuara di Teluk Alaska.
Pada 17 Oktober 2015, tsunami terjadi di kawasan tersebut setelah 180 juta ton batuan mengalami longsor dan memasuki Taan Fiord, salah satu area dari icy bay. Akibatnya, area hutan taman nasional seluas 20 kilometer persegi tersapu oleh gelombang tsunami setinggi 193 meter, dikutip dari National Parks Service.
3. Tsunami Selat Sunda 2018

Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 yang menerjang Pandeglang, Banten menjadi salah satu contoh kejadian tsunami tanpa gempa bumi. Karena tidak dimulai dengan gempa bumi, sistem peringatan tsunami kala itu tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga lebih dari 300 orang menjadi korban jiwa dan 1400 di antaranya menderita luka-luka.
Longsoran bawah laut yang dihasilkan dari erupsi Anak Gunung Krakatau diperkirakan sebagai penyebab utama Tsunami Selat Sunda 2018. Sejak bulan Juni sebelumnya, Anak Gunung Krakatau telah mencatatkan beberapa kali erupsi dan gempa vulkanik bawah laut, dikutip dari The Guardian.
4. Tsunami Tonga 2022
Tsunami yang terjadi di Tonga, hingga New Zealand dan Fiji di tahun 2022 juga disebabkan oleh letusan gunung berapi. Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, yang merupakan gunung berapi bawah laut di Kepulauan Tonga, mulai menunjukkan aktivitas erupsi sejak Desember 2021.
Erupsi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai mencapai puncaknya pada 15 Januari 2022 dan menyebabkan dua jenis tsunami. Selain terjadi akibat perpindahan massa air laut, tsunami di Kepulauan Tonga juga disebabkan oleh adanya perubahan tekanan udara pasca terjadinya letusan gunung berapi, dikutip dari USGS.
5. Tsunami Greenland 2023

Seperti yang terjadi di Icy Bay tahun 2015, Greenland juga beberapa kali mengalami tsunami akibat longsoran yang dipicu lelehan gletser. Salah satu tsunami terbesar pernah terjadi di Greenland pada September 2023.
Menariknya, tsunami di tahun 2023 tersebut memunculkan fenomena "seiche" atau gerakan ritmik gelombang air di area tertutup. Lelehan gletser tersebut terperangkap dalam aliran fjord yang sempit sehingga memunculkan gerakan air bolak-balik. Pergerakan air ini kemudian terdeteksi sebagai getaran di kerak bumi yang berlangsung hingga 9 hari, dikutip dari CNN.
Meski lebih jarang terjadi, tsunami akibat longsoran ataupun letusan gunung berapi tetap menghasilkan gelombang tinggi yang bersifat merusak dan mematikan. Semoga informasi ini menambah pengetahuan dan kewaspadaan kita seputar tsunami, ya.