5 Ular Purba Berukuran Raksasa, Lebih Besar dari Sanca dan Anaconda!

Jika menurutmu ular sanca dan anaconda punya ukuran yang sangat besar maka kamu belum tahu mengenai eksistensi ular-ular purba. Walau sudah punah, ular-ular purba punya ukuran yang berkali-kali lipat lebih besar dari ular yang masih hidup saat ini. Saking besarnya, mereka bisa memakan apapun, mulai dari burung, buaya, reptil, sampai mamalia berukuran besar.
Tak cuma itu, habitat mereka juga beragam, mulai dari hutan, semak-semak, savana, rawa, rerumputan, pinggir sungai, sampai laut lepas. Jenis ular purba berukuran raksasa juga ada banyak dan kali ini kita akan membahas beberapa jenis yang punya ukuran di luar nalar!
1. Titanoboa
Dilansir Britannica, ular dengan nama ilmiah Titanoboa cerrejonensis ini hidup sekitar 60 sampai 58 juta tahun yang lalu, tepat setelah kepunahan dinosaurus non avian. Hewan ini merupakan ular tidak berbisa yang berasal dari benua Amerika. Para ahli berpendapat kalau Titanoboa punya gaya hidup yang serupa dengan Anaconda atau ular-ular raksasa lain. Artinya, hewan ini hidup di hutan hujan tropis, rawa, dan daerah lembab yang kaya akan pepohonan, air, dan makanan.
Ia juga jadi salah satu ular terbesar yang pernah hidup, bayangkan saja panjangnya bisa mencapai 13 meter dengan bobot maksimal sekitar 1,3 ton. Dengan ukuran sebesar itu Titanoboa sanggup memakan apapun, mulai dari reptil, ikan, burung, sampai mamalia. Ukurannya memang jauh lebih besar dari Anaconda, namun ia merupakan kerabat dari ular tersebut. Penemuan fosilnya juga tergolong baru di mana fosil ular ini pertama kali ditemukan pada tahun 2009 di Kolombia.
2. Gigantophis
Selain Titanoboa, Gigantophis juga menyandang gelar sebagai salah satu ular terbesar di bumi dengan panjang sekitar 9,3 sampai 10,7 meter, jelas Extinct Animals. Sama seperti Titanoboa, ular dengan nama ilmiah Gigantophis garstini ini juga merupakan ular tidak berbisa yang membunuh mangsanya dengan lilitan. Ia juga merupakan ular semi akuatik yang hidup di rawa, perairan, dan hutan, mirip seperti Anaconda atau ular sanca di masa modern.
Gigantophis hidup para zaman eosen, yaitu sekitar 56 sampai 33 juta tahun yang lalu. Zaman eosen sendiri merupakan zaman di mana mamalia mulai menguasai bumi dan mereka mulai tumbuh menjadi hewan raksasa seperti yang kita kenal saat ini. Karena hal tersebut, kemungkian Gigantophis menjadikan mamalia sebagai makanan utamanya. Tapi selain mamalia Gigantophis juga bisa memakan hewan lain, entah itu amfibi, kura-kura, buaya, ikan, atau burung.
3. Madtsoia
Madtsoia adalah genus ular raksasa yang punya penyebaran luas. Tercatat, fosilnya pernah ditemukan di beberapa daerah, seperti Argentina, Brazil, Spanyol, India, dan Madagaskar. Madtsoia juga punya beberapa spesies dan tiap spesies punya ukuran yang berbeda. Sebagai contoh, Madtsoia pisdurensis adalah spesies terkecil dengan panjang maksimal sekitar 5 meter. Di sisi lain Madtsoia bai jadi spesies terbesar dan mampu tumbuh hingga 10 meter, jelas artikel di jurnal Annual Review of Earth and Planetary Sciences.
Seperti ular raksasa lain, Madtsoia merupakan constrictor atau ular pembelit yang membunuh mangsanya dengan lilitan. Ia tidak memiliki bisa namun punya tubuh yang berotot, kuat, dan gigi yang tajam. Jika berbicara usia, hewan ini juga jadi ular tertua diantara ular purba raksasa lain. Bayangkan saja, ia sudah hidup sejak periode kapur dan mampu bertahan hingga periode paleosen. Artinya, hewan ini pernah hidup berdampingan dengan dinosaurus non avian, berhasil selamat dari kepunahan masal, dan kemungkinan bisa memakan dinosaurus.
4. Vasuki
Dahulu, Titanoboa dianggap sebagai ular terbesar sepanjang sejarah. Namun gelar tersebut sudah direnggut oleh Vasuki indicus sejak penemuan fosilnya pada tahun 2024. Hal tersebut dapat terjadi karena para ahli mengestimasikan kalau V. indicus jauh lebih besar dari Titanoboa dengan panjang yang berkisar antara 10 sampai 15 meter, jelas nature india. Ular ini juga jauh lebih muda dari Titanoboa karena ia hidup sekitar 47 juta tahun yang lalu.
Tapi dibalik perbedaan tersebut ular ini juga punya persamaan dengan Titanoboa, yaitu sama-sama ular tidak berbisa yang membunuh mangsa dengan lilitan. Fosilnya sendiri ditemukan di India yang mana negara tersebut terkenal dengan ular-ular raksasa dan berbahaya, bahkan sampai saat ini. Terakhir, Vasuki berasal dari famili Madtsoiidae, artinya ia berkerabat dekat dengan Madtsoia dan Gigantophis.
5. Palaeophis
Di saat ular raksasa lain merupakan ular yang hidup di darat, Palaeophis justru termasuk ular akuatik yang secara penuh di laut. Ukurannya juga bervariasi tergantung spesiesnya, namun jika di rata-rata hewan ini punya panjang sekitar 1,2 sampai 12 meter, jelas A-Z Animals. Lebih lanjut, ular ini punya beberapa spesies, yaitu Palaeophis africanus, Palaeophis colberti, dan Palaeophis maghrebensis. Palaeophis sendiri hidup di zaman eosen, tepatnya sekitar 56 sampai 33 juta tahun yang lalu.
Sebagai ular laut, Palaeophis sangat suka memakan ikan, reptil laut, bahkan mungkin paus-paus berukuran kecil. Ia cukup mirip dengan ular laut modern karena memiliki badan yang memanjang dan ekor pipih yang berfungsi seperti dayung. Namun hewan ini juga punya beberapa ciri primitif, salah satunya adalah piringan keras yang terbuat dari tulang yang mana terlihat di kepala dan beberapa bagian tubuhnya.
Anaconda dan ular sanca memang punya ukuran yang besar. Namun mereka tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Titanoboa, Gigantophis, Madtsoia, Vasuki, dan Palaeophis. Saking besarnya mereka bisa tumbuh hingga panjang 15 meter dan bobotnya mencapi 1 ton, jauh lebih besar dari ular-ular di masa modern. Karena hal tersebut kamu tak boleh meremahkan hewan purba hanya karena mereka sudah punah. Bisa jadi hewan purba memiliki keunikan yang tak bisa ditemukan pada hewan-hewan modern.