5 Ular yang Tidak Makan Daging, Lebih Suka Siput dan Serangga

Ungkapan "You are what you eat" secara harfiah sepertinya cocok untuk ular yang satu ini. Namanya sudah mendeskripsikan makananannya, lho. Yang bikin unik, penamaan ular siput sebenarnya juga bukan merujuk ke satu jenis ular. Nama ini diberikan ke berbagai jenis ular yang berasal dari famili Pareidae. Sementara itu, mereka terbagi menjadi empat genus, yaitu Aplopeltura, Asthenodipsas, Pareas, dan Xylophis.

Dilansir Thai National Parks dan Ecologyasia, ular siput secara khusus hanya memakan moluska seperti siput dan keong. Mereka tidak berbisa, tidak berbahaya, berukuran kecil, kerap ditemukan daerah dataran tinggi di Asia, dan gerakannya lambat. 

Supaya bisa memakan mangsanya dengan mudah ular siput punya bentuk gigi dan mulut yang berbeda dari ular lain. Pertama, ia punya rahang bawah yang tidak simetris yang membantunya memakan moluska dan mengeluarkan keong dari cangkangnya. Kedua, mereka punya bentuk dan jumlah gigi yang berbeda dari ular lain. Terakhir, ular ini juga punya mekanisme khusus untuk memakan siput dan keong.

Jika dilihat sekilas, Opheodrys aestivus atau ular rumput hijau memang tak ada bedanya dengan ular lain. Namun perbedaan akan mulai terlihat saat ia sedang makan, karena daripada memakan burung atau repil, mereka lebih memilih memakan serangga dan arthropoda. Belalang, jangkrik, dan laba-laba jadi makanan utama ular sepanjang 90 cm ini, jelas Animal Diversity Web. Namun saat populasi serangga sangat menipis terkadang ia juga bisa memakan amfibi kecil seperti katak.

Ular rumput hijau juga tidak berbisa dan tidak bisa melilit, karenanya dalam berburu reptil ini hanya mengandalkan kekuatan rahang dan kecepatannya. Sayangnya, kamu tak akan menemukannya di Indonesia karena mereka hanya bisa ditemukan di Amerika Serikat dan Meksiko. Di habitat aslinya, ular ini kerap terlihat di taman, hutan, daerah dekat perairan, dan padang rumput. Kebiasaan memanjatnya juga menjadikan ular rumput hijau sebagai hewan arboreal yang gesit.

Liopeltis tricolor atau ular lidi merupakan ular berukuran kecil dengan panjang sekitar 20 sampai 30 cm. Kemungkinan karena ukurannya tersebut ular ini beralih untuk memakan arthropoda kecil seperti serangga dan laba-laba. Ular ini juga tidak berbisa dan tidak berbahaya, bahkan jika menggigit gigitannya tak akan terasa sakit dikarenakan giginya yang kecil.

Penyebarannya sendiri mencakup daerah Asia Tenggara seperti Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Hutan, kebun, sawah, padang rumput, dan pepohonan jadi habitat utama ular lidi yang berwarna cokelat ini.

Ular yang hidup di dalam tanah ini punya makanan yang unik, yaitu telur dan larva semut serta rayap. Jika ia tidak bisa menemukan keduanya, ular ini juga bisa memakan berbagai jenis arthropoda kecil berbadan lunak. Pilihan makanannya juga tidak sembarangan, karena ular kawat tidak punya rahang yang kuat dan gigi yang tajam. Akhirnya, mereka berevolusi untuk memakan hewan-hewan kecil yang lunak.

Ular kawat berasal dari superfamili Typhlopoidea dan punya banyak spesies yang terbesar di seluruh dunia. Namun, kamu tak perlu khawatir karena mereka tidak berbisa dan tidak berbahaya. Tak cuma itu, ukurannya juga kecil dengan panjang rata-rata sekitar 30 cm dan spesies terpanjangnya hanya punya ukuran sekitar 1 meter. Ular kawat juga termasuk ular fosorial yang hidup di dalam tanah. Akibatnya, tak sedikit orang yang mengira mereka adalah cacing tanah.

Dilansir iNaturalistUK, ular kukri merupakan ular pemakan telur yang panjang rata-ratanya ada di angka 90 cm. Untuk mendapatkan makanan kesukaannya tersebut ular kukri kerap masuk ke lubang atau memanjat pohon. Telur yang kerap jadi makanannya sendiri ada dua jenis, yaitu telur burung dan reptil. Namun di kala pasokan telur mulai menipis ular tidak berbisa ini juga mampu memakan beberapa jenis hewan, seperti katak, kodok, dan mamalia kecil.

Ular kukri juga tak akan memakan telur bulat-bulat. Mereka punya gigi khusus yang melengkung dan sangat tajam di belakang rahangnya. Gigi tersebut mirip pisau kukri dan berguna untuk menyobek cangkang telur. Setelah sobek, barulah ular ini akan mengisap cairan di dalamnya.

Walau ukurannya kecil, gigitan dari beberapa spesies ular kukri cukup menyakitkan dan menimbulkan luka yang dalam, lho. Spesies ular ini juga terbilang banyak dengan 84 spesies yang semuanya tersebar di benua Asia.

Sama seperti hewan lain ular juga punya pilihan makanan yang beragam, tak hanya daging beberapa spesies juga mampu memakan serangga, telur, bahkan moluska. Hal ini dapat terjadi karena adanya evolusi dan adaptasi. Dengan makanan yang tidak biasa tersebut beberapa spesies ular mampu meminimalkan persaingan dengan spesies lain. Karena punya makanan yang cukup unik mereka juga mengembangkan adaptasi khusus. Mulai dari gigi yang melengkung, rahang yang tidak simetris, sampai rahang yang lemah.