Ilustrasi pantai (Pexels/Vũ Bụi)
Terdapat 19 wilayah Indonesia yang terindikasi rawan terjadi gelombang tsunami, yaitu:
Nangroe Aceh Darussalam: Pulau Simeulue, Pantai Barat NAD (Lhok Nga, Calang, Meulaboh), Lhokseumawe.
Sumatera Utara: Pulau Nias, Pantai Barat Sumatera Utara.
Sumatera Barat: Kepulauan Mentawai, Pantai Barat Sumatera Barat termasuk Siri Sori.
Bengkulu: Pulau Enggano, Pantai Barat Bengkulu termasuk Kota Bengkulu dan Manna.
Lampung dan Banten: Pantai Selatan Lampung dan Pantai Barat Banten.
Jawa Barat-Tengah bagian selatan: Pantai Selatan Jawa Barat-Tengah.
Jawa Timur bagian selatan: Pantai Selatan Jawa Timur.
Bali: Pantai Selatan Bali.
Nusa Tenggara Barat: Pantai Selatan Lombok, Sumbawa dan Pantai Utara Bima.
Nusa Tenggara Timur: Pantai Utara Flores, Pulau Babi, Pantai Utara P. Timor (Atapupu) dan Pantai Selatan Sumba.
Sulawesi Utara: Manado, Bitung, Sangihe dan Talaud.
Sulawesi Tengah-Palu: Pulau Peleng, Banggai Kepulauan, Luwuk, Palu, Teluk Tomini, Tambu, Mupaga, Toli-toli, Donggala dan Tojo.
Sulawesi Selatan: Bulukumba, Tinambung, dan Majene.
Sulawesi Tenggara: Pantai Kendari.
Maluku Utara: Sanana, Ternate, Tidore, Halmahera, dan Pulau Obi.
Maluku Selatan: Bandanaira, P. Seram, P. Buru, Pantai Talaga, P. Banda, P. Kai dan Tual.
Papua Utara: Yapen, Biak, Supiori, Oranbari dan Ransiki.
Kalimantan Selatan bagian timur: Langadai dan Loeri.
Sangata: Daerah Sekuran.
Berdasarkan catatan yang ada di Badan Geologi, wilayah Maluku Selatan tercatat terbanyak terkena tsunami yaitu sebanyak 19 kali (tahun 1629, 1657, 1659, 1673, 1674, 1708, 1763, 1775, 1802, 1841, 1851, 1852, 1861, 1876, 1899, 1950, 1966, 1983 dan tahun 1996) dan paling sedikit Sangata yang hanya terkena satu kali gelombang tsunami pada 1921.