The Queen of Anatahan, Kisah Seorang Wanita Terjebak dengan 32 Pria

Pada November 1952, sekitar 1.000 orang memadati dermaga di Yokohama, Jepang untuk menyambut kedatangan kapal Chitose Maru. Ketika para penumpang mulai turun dari kapal, para penduduk pun menyambut mereka sambil bersorak-sirai. Namun, ketika seorang wanita berkimono turun dari kapal, banyak orang yang terpesona akan kisahnya. Ia adalah Kazuko Higa, seorang wanita yang terjebak selama kurang lebih 6 tahun bersama dengan 32 orang pria di pulau terpencil, Anatahan.
1. Mengenal sosok Kazuko Higa atau The Queen of Anatahan

Kisah bermula dari pemerintah Jepang yang membeli sebuah pulau bernama Pulau Anatahan yang terkenal atas produksi kopra dari pemerintah Jerman pada perang dunia ke-I. Kemudian, pemerintah Jepang mengirim seorang pria bernama Kikuichiro Higa untuk mengawasi 45 pekerja di pulau tersebut. Kikuichiro mengajak Shoichi Higa untuk bekerja sebagai wakilnya. Shoichi pun setuju dan mengajak istinya, yaitu Kazuko Higa untuk menemaninya selama bekerja di Pulau Anatahan.
Tak lama itu, perang dunia ke-II pun terjadi dan Shoichi kembali ke Saipan untuk memastikan keselamatan adiknya. Shoichi berjanji akan kembali ke Pulau Anatahan setelah bertemu dengan adiknya, tetapi ia tidak pernah kembali karena pembataskan mobilitas selama perang terjadi. Para pekerja pun mulai meninggalkan Pulau Anatahan hingga hanya tersisa Kazuko dan Kikuichiro yang kemudian memutuskan menikah karena menganggap Shoichi sudah meninggal.
2. Kedatangan tentara Jepang yang terdampar

Pada Juni 1944, beberapa kapal Jepang dibom oleh pesawat Amerika di sekitar Pulau Anatahan. Terdapat 31 orang tentara yang selamat dan kemudian terdampar di Pulau Anatahan. Usia tentara tersebut bervariasi, mulai dari akhir remaja hingga awal usia 20 tahunan.
Para tentara Jepang berusaha untuk menghargai Kikuichiro dan Kazuko sebagai tuan rumah dan mereka hidup berdampingan dengan damai di Pulau Anatahan. Para tentara menggunakan puing-puing pesawat dan beberapa perlengkapan yang ada untuk bertahan hidup di Pulau Anatahan. Akan tetapi, kedamaian tersebut mulai terganggu sejak salah satu tentara mengetahui bahwa Kikuichiro sebenarnya bukanlah suami sah dari Kazuko
3. 32 pria memperebutkan 1 wanita

Tak lama setelah status hubungan Kikuichiro dan Kazuko diketahui oleh seluruh tentara, Kikuichiro dibunuh dengan cara ditembak oleh Gensaburo Yoshino pada tahun 1946. Hal tersebut dilakukan untuk merebut dan menikahi Kazuko. Kemudian, Yoshino dibunuh oleh Morio Chiba dengan cara ditikam. Tak lama kemudian, Chiba meninggal secara alami. Hal tersebut membuat para tentara yang lain berusaha untuk memiliki Kazuko.
Konflik merebutkan Kazuko pun menjadi semakin pelik hingga panglima pangkat tertinggi, yaitu Jenderal Ishida menunjuk Riichiro Yanagibashi untuk menikahi Kazuko. Namun, tak lama setelah itu Yanagibashi ditemukan meninggal karena "tenggelam". Kazuko pun terus menikah dengan tentara lainnya tetapi tentara tersebut selalu berakhir terbunuh. Total sebanyak 11 tentara yang meninggal dengan salah satunya ditemukan dengan 13 luka tusuk. Diyakini bahwa pelaku pembunuhan tentara tersebut adalah tentara lain yang sakit hati karena tidak dapat menikah dengan Kazuko sehingga saling membunuh.
4. Para tentara meyakini Kazuko adalah inti dari permasalahan mereka

Pada tahun 1950, Kazuko tidak sengaja mendengar bahwa para tentara memutuskan bahwa ini dari perselisihan antara mereka adalah Kazuko. Mereka berpendapat bahwa jika mereka berhasil membunuh Kazuko, maka persahabatan mereka dapat kembali seperti semula. Kazuko yang tidak sengaja mendengar hal tersebut memutuskan untuk melarikan diri dari Pulau Anatahan.
Saat melarikan diri, Kazuko bertemu dengan kapal Amerika yang lewat dan akhirnya mereka menyelamatkan Kazuko dan mengirimnya kembali ke Jepang. Terdapat beberapa sumber lain yang menyatakan bahwa pemerintah Amerika mengirim seorang dari Jepang yang bekerja dibawah pemerintah Amerika ke Pulau Anatahan untuk meyakinkan para tentara Jepang dan Kazuko untuk menyerah dan kembali ke daerah masing-masing karena perang sudah selesai.
5. Respon tentara Jepang

Para tentara Jepang di Pulau Anatahan menolak menyerah dan menganggap klaim Amerika bahwa perang telah selesai merupakan sebuah kebohongan untuk menangkap mereka. Akan tetapi, lambat laun terdapat beberapa tentara yang berpikir untuk menyerah tetapi diancam akan dibunuh oleh tentara yang memiliki nilai patriotisme tinggi.
Pada tanggal 30 Juni 1951, sebanyak 19 orang tentara Jepang yang tersisa di Pulau Anatahan memutuskan untuk menyerah setelah tentara Amerika menjatuhkan surat dari keluarga mereka. Isi surat tersebut adalah desakan untuk para tentara untuk menyerah dan kembali ke Jepang karena perang sudah selesai. Mereka pun mengibarkan bendera putih dan kemudian dijemput oleh tentara Amerika.
6. Nasib Kazuko Setelah Kembali ke Jepang

Setelah semua hal yang terjadi di Pulau Anatahan, Kazuko memutuskan untuk kembali ke Okinawa. Namun, tanpa sengaja ia bertemu dengan suami sahnya, yaitu Shoichi. Mereka pun memutuskan untuk kembali mejadi suami istri dan hidup bahagia. Kisah tentang Kazuko kemudian dijadikan beberapa buku maupun film. Salah satunya adalah pada film berjudul Anatahan karya Josef van Sternberg yang rilis pada tahun 1953.