5 Fakta Tentang Anubis, Dewa Bertubuh Manusia dengan Kepala Serigala
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bangsa Mesir Kuno percaya bahwa setiap orang yang telah meninggal memiliki dewa pelindung. Dalam hal ini, dewa tersebut akan melindungi perjalanan arwah menuju ke alam baka. Adapun, dewa pelindung tersebut dikenal dengan nama Anubis.
Anubis digambarkan sebagai sosok manusia dengan kepala serigala, dan dianggap sebagai salah satu dewa paling dihormati dalam mitologi Mesir Kuno. Terdapat beberapa fakta mengenai sosok Dewa Anubis yang menjadi salah satu dewa yang dihormati bangsa Mesir Kuno.
1. Asal-usul dan sejarah Anubis
Kata "Anubis" sebenarnya diambil dari bahasa Yunani, yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Mesir menjadi "Inpu" atau "Anpu". Anubis adalah salah satu dewa paling ikonik di Mesir Kuno. Nama Anubis pertama kali muncul di mastabas tertua dari Kerajaan Lama dan Teks Piramida sebagai penjaga dan pelindung orang mati.
Menurut mitos Osiris, Anubis merupakan seorang anak dari dewa ratu Nephthys dan Osiris. Nephthys melakukan hubungan gelap dengan Osiris, tetapi dia tidak ingin suaminya, dewa Seth mengetahuinya, sehingga ketika dia melahirkan Anubis, dia membuang bayinya ke hutan belantara.
2. Ikonografi Anubis
Anubis adalah salah satu dewa yang paling sering digambarkan dan disebutkan dalam jajaran dewa Mesir. Anubis sering digambarkan sebagai sosok berkepala serigala, yang melambangkan regenerasi, kehidupan, tanah Sungai Nil, dan perubahan warna pada mayat setelah dibalsem.
Dalam salah satu teks piramida, Anubis dikaitkan dengan Mata Horus, yang bertindak sebagai pemandu orang mati dan membantu mereka menemukan Osiris. Dalam mitos lain, Anubis dan Wepwawet menuntun orang yang telah meninggal ke halls of Ma'at.
3. Peran Anubis dalam mitologi Mesir Kuno
Editor’s picks
Anubis memainkan peran penting dalam mitologi Mesir kuno sebagai dewa kematian, dan alam baka. Anubis diyakini sebagai dewa kuat yang memiliki kekuatan luar biasa atas fisik dan spiritual orang mati. Selain dikenal sebagai dewa kematian, Anubis juga dikenal sebagai dewa pembalseman dan mumifikasi.
Awalnya, Anubis disembah sebagai dewa orang mati, tetapi ketika Osiris mengambil peran ini, Anubis menjadi dewa mumi. Dalam mitos Osiris, Anubis adalah tokoh utama dan nenek moyang dari ritual mumifikasi. Anubis juga merupakan dewa pelindung pemakaman yang membimbing dan melindungi roh orang mati menuju alam baka.
Baca Juga: 5 Fakta Phiomicetus anubis, Paus yang Bisa Hidup di Dua Alam
4. Kepala serigala Anubis
Anubis sering digambarkan dengan kepala serigala dalam seni dan mitologi Mesir Kuno. Serigala sendiri adalah hewan pemakan bangkai yang biasanya ditemukan di pemakaman dan sering dikaitkan dengan kematian dan akhirat.
Orang Mesir Kuno percaya, bahwa dengan mempersembahkan persembahan perdamaian kepada serigala-serigala ini, mayat orang yang mereka cintai akan terhindar dari serangan hewan-hewan ini.
5. Menjadi penjaga makam Tutankhamun
Anubis dikenal sebagai penjaga makam Raja Tutankhamun, yang ditemukan oleh Howard Carter pada tahun 1922 di Lembah Para Raja di Luxor, Mesir. Ketika situs tersebut dibuka, terdapat patung Anubis besar yang ditemukan di dekat peti mati raja.
Patung ini memiliki kepala serigala dan berdiri di atas pangkuan. Anubis diyakini sebagai dewa yang memimpin proses mumifikasi dan mengawasi orang mati selama upacara pemakaman. Oleh karena itu, adanya patung Anubis di makam Tutankhamun mengindikasikan bahwa raja tersebut dianggap penting dan dijaga selama perjalanan ke alam baka.
Anubis juga dianggap sebagai penemu dan dewa pembalseman dan mumifikasi, serta pelindung aktif pemakaman dan penguasa akhirat. Sebagai salah satu dewa tertua dan dihormati dalam mitologi Mesir, Anubis tetap menjadi fokus penelitian dan kajian yang menarik bagi para sejarawan dan penggemar sejarah kuno.
Baca Juga: 5 Fakta Phiomicetus anubis, Paus yang Bisa Hidup di Dua Alam
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.