6 Fakta Menarik Mansa Musa, Manusia Terkaya Sepanjang Sejarah Dunia

Musa atau Mousa merupakan salah satu anggota keluarga Kekaisaran Mali. Kakek Musa adalah saudara laki-laki dari Sundiata Keita, raja pertama sekaligus pendiri Kekaisaran Mali. Melihat statusnya sebagai cucu saudara raja, Mansa Musa berada jauh dari garis takhta.

Namun semua berubah ketika pendahulunya, Kaisar Abu Bakar II pergi menjelajahi Samudra Atlantik pada tahun 1305. Sebelum pergi, dia menunjuk Musa sebagai wakil kekaisaran. Selang 7 tahun berlalu, Kaisar Abu Bakar II tidak pernah kembali sehingga Musa pun menjadi kaisar yang sah secara hukum.

Status sebagai bangsawan membuat hidup Mansa Musa berkecukupan sejak lahir. Namun selain menyandang gelar bangsawan, ia juga merupakan seorang pedagang yang sukses.

Kekayaannya semakin bertambah banyak setelah ia naik takhta sebagai raja. Dilansir Kiddle, kaisar baru ini disebut-sebut memiliki total kekayaan mencapai 800 miliar dolar AS atau hampir tujuh kali lipat dari apa yang dimiliki oleh Bill Gates.

Hebatnya, kekayaan yang dimiliki Mansa Musa tidak lantas membuatnya menjadi raja yang sombong, apalagi zalim. Selama masa pemerintahannya dari tahun 1312 hingga 1337, Mansa Musa dikenal sebagai kaisar yang dermawan dan suka membagikan emas untuk para petani.

Sebelum Musa naik takhta, Kekaisaran Mali memang sudah cukup hebat. Namun wilayah Kekaisaran Mali bertambah tiga kali lipat ketika ia berkuasa. Musa menugaskan salah satu jenderalnya yang bernama Sagmandia untuk menaklukkan 20 kota, termasuk Songhai Gao yang merupakan kota perdagangan tertua di Afrika.

Dilansir World History, demi menguasai Songhai Gao, Jenderal Sagmandia bahkan membawa pasukan berjumlah 100 ribu orang dan 10 ribu kuda besar. Hasilnya, mereka berhasil menguasai Kerajaan Songhai yang kekuasaannya jauh lebih besar dari Kekaisaran Mali sendiri.

Keberhasilan ini membuat mereka menjadi kekaisaran terbesar kedua dunia setelah Mongol. Musa dan kerajaannya pun menjadi penguasa tunggal seluruh daratan Afrika Barat.

Umumnya kebanyakan harta akan membuat orang terbuai dengan dunia dan melupakan akhirat. Namun hal itu tidak terjadi pada Mansa Musa. Ia tetaplah seorang muslim yang taat. Itulah kenapa, ia menjalankan rukun Islam yang terakhir, yaitu naik haji. Dilansir History Hit, Musa memulai ibadah hajinya tahun 1324.

Mengingat statusnya sebagai raja, Musa membawa rombongan yang luar biasa besar yang terdiri dari 60 ribu pria. Sebanyak 12 ribu orang di antaranya adalah budak yang memakai sutra dan membawa tongkat emas. Tidak hanya ditemani ribuan orang, sang kaisar juga membawa 80 unta yang masing-masing memikul 300 pon emas. 

Kedermawanan Musa bukan hanya berlaku pada rakyatnya sendiri, tapi juga negara lain yang disinggahinya dalam perjalanan menuju Tanah Suci. Sepanjang perjalanannya, Musa dan rombongan menghabiskan begitu banyak emas. Mereka juga melewati Kairo, sekaligus memenuhi undangan penguasa Mesir yang bernama Sultan Al-Malik Al Nasir.

Dilansir History Hit, dalam pertemuan pertamanya, Mansa Musa memberikan hadiah sekitar 50 ribu dirham emas kepada Sultan Al-Malik Al Nasir. Kebaikan itu membuat sang sultan begitu senang hingga memberikan satu istana untuk kaisar dan rombongannya beristirahat selama 3 bulan.

Di Kairo juga, Mansa Musa berbelanja gila-gilaan dan membayarnya jauh lebih tinggi dari harga seharusnya. Sayangnya, kedermawanan kaisar Afrika ini justru menyebabkan inflasi parah di Mesir selama 12 tahun setelah kunjungan tersebut.

Sepulang dari Tanah Suci, Mansa Musa menjadi sangat tertarik pada pendidikan. Dia mengumpulkan ulama terkemuka sepanjang perjalanan pulang dari Mekkah. Dilansir World History, Mansa Musa melakukan banyak perubahan terhadap kekaisarannya pada tahun 1327.

Perubahan itu dimulai dengan pemindahan ibu kota dari Naini ke Timbuktu. Tidak berhenti di situ, ia juga membangun Masjid Djinguereber dan Masjid Sankore di Timbuktu. Segera setelahnya, masjid ini jadi tempat berkumpulnya para ulama, pelajar, dan cendekiawan untuk belajar. Lambat-laun, masjid tersebut berubah menjadi universitas pertama di Afrika yang dikenal dengan nama Universitas Sankore.

Mansa Musa meninggal sekitar tahun 1337, tidak lama setelah ia turun takhta. Kekaisaran Mali kemudian diperintah oleh putranya yang bernama Mansa Maghan hingga tahun 1341, sebelum akhirnya dikudeta oleh pamannya yang bernama Mansa Sulaiman. Kekaisaran Mali berhasil mempertahankan wilayahnya hingga Portugis datang satu abad kemudian dan memulai masa penjajahan di Afrika.