Mahasiswa UMM Kembangkan Pengawet Makanan Alami dari Umbi Kucai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Prihatin dengan masih maraknya penggunaan zat berbahaya sebagai pengawet makanan, empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan pengawet alami berbahan umbi kucai.
1. Umbi kucai punya kandungan untuk pengawet
Empat mahasiswa yang mengembangkan bahan pengawet berbahan kucai itu adalah Navi'atur Riza Al Khoirun Nisa, Edita Rizky Sahputri, Sulthona Nur Aisyah, dan Muslikhatul Muwakhidah.
Ketua kelompok proyek ini, Navi’atur Riza, menjelaskan bahwa pemilihan umbi kucai sebagai bahan dasar berdasarkan kandungannya yang baik untuk mengawetkan, yakni Allicin. Zat allicin pada umbi kucai menjadi antimikroba yang berfungsi melindungi bakso dari bakteri. Ia menambahkan bahwa zat yang ada di dalam kucai dapat dimanfaatkan sebagi edible film sebagai pengawet untuk bakso yang lebih alami.
"Umbi kucai tentu saja bisa digunakan sebagai zat antimikroba yang bagus untuk mengawetkan bakso secara alami. Tim kami percaya bahwa umbi kucai bisa jadi alternatif pengwaet yang bagus," katanya, Jumat (8/10/2021).
Baca Juga: Jarvis, Aplikasi Pemutar Alquran Karya Mahasiswa UMM
2. Gabungkan dengan pati singkong
Editor’s picks
Navi, sapaan akrabnya mengatakan, sebelum memasukkan ekstrak zat Allicin pembuatan edible film pengawet ini. Pertama, mereka membuat edible counting terlebih dahulu yang terbuat dari pati singkong. Kemudian menambahkan aquades dan gliserol yang dipanaskan hingga 70 derajat. Setelah itu edible counting didinginkan hingga 30 derajat dan dicampurkan dengan ekstrak kucai yang sudah melalui evaporasi. Total. Proses tersebut memakan waktu dua hari.
“Selama dua hari tersebut, kandungan zat alami dari bahan kucai dan singkong masih tetap terjaga sehingga aman untuk mengawetkan bakso. Edible film tersebut cukup diletakkan di bakso dan bisa mengwetkannya secara alami” tambahnya.
3. Kesulitan tempat penelitian
Selama proses penelitian, Navi menyebut bahwa menemui berbagai kendala dan tantangan. Salah satunya pembatasan penggunaan laboratorium karena pandemik. Meski begitu, Navi dan kelompok tidak patah semangat. Berbagai alternatif ia lakukan dalam melaksanakan program kretivitas tersebut. Hasilnya pengembangan bahan pengawet tersebut kini berhasil dibuat.
4. Masih perlu kembangkan lagi
Terlepas dari itu, mahasiswa asli Ngawi ini menyebut bahwa penelitian tersebut masih belum sepenuhnya sempurna. Ia menyebut masih banyak pengembangan yang bisa diupayakan agar pengawet alami ini dapat digunakan untuk makanan lain selain bakso. Begitupun dengan proses pengemasan serta sosialisasi agar masyarakat bisa menggunakan pengawet alami ini.
“Kami berharap penelitian terkait edible film pengawet makanan ini bisa terus berlanjut. Selain itu juga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas khususnya dalam aspek pangan” tandasnya.
Baca Juga: Mahasiswa UMM Buat Minuman Prebiotik Pengganti Susu Sapi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.