TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini 7 Filosofi Kehidupan Singapura dari GUI & SIF yang Perlu Kita Tahu

Gak heran mereka bisa semaju itu, guys!

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Singapura, IDN Times - Siapa sangka ternyata Singapura yang selama ini dikenal melakukan impor pada produk-produk agrikulturalnya, ternyata juga berusaha untuk mulai menanam sendiri dan tetap kembali ke alam.  Tidak hanya itu, banyak filosofi kehidupan yang dipegang teguh masyarakat Singapura, yang tidak semua orang mengetahuinya.

https://www.youtube.com/embed/EwKYmjzymYs

IDN Times berkesempatan untuk mengunjungi langsung Sustainable Living (SL) Kampung atau Kampung Kampus, tempat Ground-Up Initiative (GUI) beraktivitas. GUI sendiri merupakan komunitas non-profit yang mempromosikan kehidupan urban yang berkesinambungan. GUI membangun kompleks 2,6 Ha yang ramah lingkungan dan serba “hijau” di Yishun, Singapura. Kampung Kampus bertujuan untuk menjadi contoh utama kehidupan yang berkesinambungan dan sekolah kehidupan.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

IDN Times belajar banyak dari GUI dalam kunjungan ke Kampung Kampus yang difasilitasi oleh Singapore International Foundation (SIF) dalam program Multilateral Journalist Visit Programme (MJVP). Selain dari GUI, ada banyak filosofi hidup yang bisa didapatkan melalui berbagai rangkaian acara MJVP oleh SIF dan karenanya kami ingin berbagi denganmu. Berikut ini ulasan selengkapnya!

1. Penduduk Singapore memiliki penilaian paten bahwa seseorang sudah dianggap kaya jika memiliki 5C

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

5C tersebut adalah cash (uang), car (mobil), condominium (kondominium), credit card (kartu kredit) dan country club membership (keanggotaan klub olahraga dan rekreasi). Untuk mencapai itu, tentunya butuh usaha dan kerja keras. Banyak dari mereka menjadikan itu sebagai motivasi untuk jalan menuju kesuksesan.

Berbagai penelitian di bidang psikologi menunjukkan bahwa prinsip-prinsip dasar seperti ini memang perlu dibangun agar kebiasaan seseorang lebih terarah. Dengan adanya peringkasan prinsip menjadi 5C itu, yang notabene lebih mudah diingat oleh orang banyak, masyarakat bisa saling mengingatkan satu sama lain dan menjadi nilai yang baik serta paten di lingkungannya.

2. Ternyata konsep 5C itu diimbangi dengan pemahaman penduduk Singapore bahwa setiap orang harus memiliki 5G

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

5G tersebut adalah grateful (rasa bersyukur), giving (niat memberi), grounded (membumi/rendah hati), gracious (ramah/menyenangkan) dan green (serba hemat dan alami). Ini akan mengimbangi 5C yang cenderung terkesan materialistis, sehingga mereka akan mencapai kebahagiaan yang hakiki, dalam definisi sukses yang cenderung kompleks bagi banyak orang.

"Tanpa adanya 5G, seseorang akan hampa hidupnya jika hanya mengejar 5C. Karena itulah kesuksesan perlu diimbangi dengan kebahagiaan yang sejati. Kita tidak boleh lupa bahwa setiap manusia ada untuk manusia yang lainnya." Ungkap Mei Chang, wonderwoman (bertanggung jawab pada banyak divisi) di GUI.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Singapura Jadi Negara Paling Aman untuk Para Traveler

3. Pemahaman tersebut ternyata membuat banyak orang Singapore sadar bahwa setelah mencapai kekayaannya, mereka akan cenderung banyak berbagi

Dok. Singapore International Foundation

Kadang kala bahkan tidak perlu mencapai kekayaan itu dulu, tapi konsep tersebut berjalan beriringan setiap saat. Salah satu contohnya adalah Maurice Tan, penduduk asli Singapore selaku Citizen Ambassador dari SIF yang bersedia berbagi ceritanya dalam membantu pengairan bersih di Lamongan dan perpustakaan berjalan dalam mobil di Yogyakarta. Maurice rela melakukan itu tanpa dibayar dan murni ingin berbagi.

Saya mengakui bahwa saya telah mencapai titik kekayaan saya, di mana saya memiliki banyak uang. Karena itu saya ingin berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Sungguh kebahagiaan yang mengharukan ketika banyak anak kecil di desa-desa di Indonesia mendatangi saya dan salim (mencium tangan) saya sambil berterima kasih.” Ungkap Maurice Tan dalam acara Welcome Dinner oleh SIF.

4. Daripada bekerja maksimal yang akhirnya untuk membantu banyak orang, beberapa orang memilih untuk bekerja dalam ranah sosial yang tetap menghasilkan

Dok. Singapore International Foundation

SIF memiliki salah satu program yang dinamakan Young Social Entrepreneur (YSE), di mana itu memenuhi salah satu pilar aktivitas SFI yang bertajuk Good Business. YSE sendiri merupakan program yang bertujuan untuk memfasilitasi serta membimbing para entrepreneur muda yang bisnisnya bergerak di ranah sosial. Contohnya adalah Aminur Rasyid yang membangun Junior Art Lab dan menjadi pemenang di YSE 2018.

Junior Art Lab adalah sebuah badan usaha sosial yang menawarkan program-program pendidikan untuk mengembangkan semua keahlian yang dibutuhkan di era modern, terkait dengan bidang seni, desain dan teknologi. Harapannya itu semua akan meningkatkan kepercayaan diri anak-anak ini dalam menghadapi persaingan masa kini, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.” Penjelasan dari Aminur Rasyid, Co-Founder Junior Art Lab.

5. Dengan biaya yang serba tinggi terutama untuk tempat tinggal, para penduduk Singapore selalu berusaha memangkas segala sesuatunya seefisien mungkin

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Mulai dari penggunaan energi sampai pengelolaan materi. Untuk urusan energi, kamu akan menemukan bahwa sudah banyak rumah tangga maupun bisnis yang menggunakan solar panel dan menjadikan cahaya matahari sebagai sumber energi listrik mereka. Penggunaan energi yang minim polusi ini terus bersiklus secara sehat dalam kehidupan sehari-hari mereka.

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Untuk lingkungan yang sehat, masyarakat Singapura memegang konsep 3R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang) dan recycle (mendaur ulang). Benda-benda yang umumnya dianggap orang sebagai sampah karena tidak terpakai lagi, bisa diberdayakan lagi, mulai sebagai kompos untuk sampah organik, sampai menjadi bagian dari infrastruktur bangunan. Jika ini diterapkan di semua daerah di dunia, termasuk Indonesia, bumi akan lebih sehat dan bersih untuk ditinggali.

6. Tertib dan taat pada aturan bersama itu yang memastikan segala sesuatunya lancar sesuai tujuan bersama, Singapura yang tertata dengan baik

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Mulai dari rambu-rambu lalu lintas, peraturan di tiap tempat, jalan atau tempat duduk khusus kalangan tertentu yang membutuhkan kepedulian lebih, sampai tempat sampah yang terpisah sesuai jenisnya untuk diolah secara berbeda. Kamu yang pertama kali ke Singapura mungkin akan takjub dengan kebersihan dan ketertiban kota serta masyarakatnya, tapi itu semua tentu tidak lepas dari betapa penduduknya sangat menaati itu semua. Toh semua batasan dan peraturan itu untuk kebaikan bersama, manfaatnya kembali ke kita sendiri juga.

Baca Juga: MusimPanen, Startup Indonesia Memenangkan Pendanaan YSE 2018 dari SIF

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya