TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta F-14 Tomcat, Jet Tempur yang Jadi Bintang di Top Gun Maverick

Jet tempur legendaris AL Amerika ini sudah pensiun pada 2006

potret jet tempur legendaris US Navy F-14 Tomcat yang sudah dipensiun tahun 2006 silam (commons.wikimedia.org/ SSgt. Lee O. Tucker)

Top Gun Maverick yang ditunggu para pencinta film aksi baru saja rilis dan diputar di bioskop pada bulan Mei ini. Film tersebut sejatinya merupakan sekuel dari film lawas terkenal berjudul Top Gun yang dirilis pada tahun 1986 silam tentang pilot dan jet tempur legendaris US Navy (AL AS) F-14 Tomcat. F-14 sendiri telah dipensiunkan dari AL AS tahun 2006 silam.

Setelah berselang 36 tahun dari film pertamanya, Top Gun Maverick menampilkan kecanggihan jet tempur masa kini F/A-18 Super Hornet namun secara tidak terduga alur cerita filmnya juga masih menampilkan kembali F-14. Kehadiran jet tempur legendaris AL AS tersebut sebagai salah satu bintang di film ini membangun konektivitas dan nostalgia yang kuat dengan film pertamanya.

Tidak banyak pesawat tempur AS yang memiliki aura sekuat F-14. Jet tempur supersonik yang mulai masuk dinas operasional di tahun 1974 itu dinilai sebagai jet tempur modern yang memenuhi kebutuhan kekuatan udara AL AS. Ia adalah petarung dan pengawal sejati armada laut AS. F-14 telah teruji di berbagai palagan tempur dan menjadi salah satu jet tempur barat yang disegani di era perang dingin.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai jet tempur F-14 Tomcat yang legendaris? Berikut enam faktanya.

1. Superioritas F-14 Tomcat AL AS teruji pertama kali dalam konflik di atas Teluk Sidra

potret sejumlah jet tempur F-14 Tomcat yang bersiap lepas landas dari geladak Kapal Induk USS Enterprise (commons.wikimedia.org/Martin Maddock-US NAVY)

Bagi militer AS, superioritas udara jet tempur buatan pabrikan Grumman ini terbukti dalam insiden pertama di atas Teluk Sidra. Ini merupakan teluk di wilayah Laut Tengah yang berada di dekat garis pantai utara Libya.

Teluk Sidra diklaim oleh Libya sebagai wilayah teritorialnya, tapi klaim sepihak tersebut dianggap tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh hukum internasional. Dilansir Military-History, pada bulan Agustus 1981 dua F-14 dari skuadron tempur AL AS VF-41 Black Aces terlibat insiden dengan dua jet tempur Sukhoi, Su-22 Fitter, milik AU Suriah.

Dua F-14 yang sedang melakukan patroli tempur (combat patrol) tersebut ditembaki rudal oleh Su-22 AU Suriah, tapi meleset dari sasarannya. Karena ditembak terlebih dahulu, berdasarkan rule of engagement, dua buah F-14 AL AS tersebut diijinkan untuk memberikan tembakan balasan.

Dua F-14 tersebut mengambil posisi menyerang dan menembak jatuh dua Su-22 AU Suriah dengan rudal Sidewinder-nya. Kemudian dilaporkan bahwa kedua pilot Sukhoi tersebut melontar keluar.

Baca Juga: Sadis, 5 Eksperimen Sains Paling Mengerikan dalam Sejarah

2. Jet tempur yang dioperasikan oleh dua orang awak

F-14 Tomcat diawaki oleh dua orang awak; pilot di kursi depan dan RIO (Radar Intercept Officer) di kursi belakang (theaviationgeekclub.com)

F-14 merupakan jet tempur yang dioperasikan oleh dua orang awak. Pilot F-14 duduk di kokpit bagian depan dan seorang awak Radar Intercept Officer (RIO) duduk di bangku belakang.

F-14 mensyaratkan pembagian tugas yang detail antara pilot dan RIO. Sebab, dibutuhkan komunikasi dan kerja sama yang sangat erat antara keduanya untuk menjadikan F-14 sebagai senjata terbang yang mematikan bagi musuh-musuhnya.

Dilansir The Aviation Geek Club, hanya kursi pilot di kokpit bagian depan yang memiliki kontrol penerbangan F-14 sedangkan kursi belakang yang ditempati RIO tidak memiliki kendali penerbangan. Meskipun tidak dapat menerbangkan pesawat, namun tugas seorang awak RIO sangat vital.

Sebelum terbang awak RIO harus menjalankan prosedur on board check yang kompleks yang hanya dapat dijalankan dari kursi belakang. RIO juga bertanggung jawab atas operasional sistem senjata, memberikan data akurat kepada pilot untuk melakukan eksekusi tempur, dan harus memahami dengan detail fungsi banyak sekering (circuit break) di kokpitnya.

3. Jet tempur AS yang menggunakan desain sayap ayun 

F-14 Tomcat menggunakan desain sayap ayun dan dua sirip belakang (commons.wikimedia.org/Twomey)

F-14 merupakan jet tempur AL AS yang mengadopsi desain sayap ayun atau yang dikenal dengan variable-sweep wing. Komponen ini dapat bergerak mundur ke belakang dan kemudian kembali ke posisinya semula selama penerbangan.

Gerakan sayap tersebut berfungsi untuk efektivitas penerbangan berdasarkan variasi kecepatannya. Dilansir Smithsonian Magazine, gerakan sayap tersebut mengikuti kepak sayap burung di alam, untuk melayang atau melambat burung akan melebarkan sayapnya, untuk meluncur secara cepat burung akan menarik dan menyelipkan sayapnya.

Pada masanya, F-14 merupakan satu-satunya jet tempur barat yang gerakan sayapnya telah diatur secara otomatis penuh oleh komputer. Konsep sayap ayun ini sebenarnya sudah ada di pesawat tempur Jerman era PD II yang tidak sempat terbang yaitu Messerschmitt P.1101.

Sejumlah jet tempur barat dan Rusia mengadopsi desain sayap ayun ini. Namun sejak tahun 1980-an, desain ini mulai ditinggalkan karena perkembangan teknologi kontrol penerbangan dan material yang dapat didesain sesuai aerodinamika yang dibutuhkan.

4. Sempat mendapatkan upgrade kemampuan serang darat

potret jet tempur F-14 Tomcat yang dimuati oleh sejumlah bom disamping rudal udara ke udara (commons.wikimedia.org/US Navy)

Meskipun didesain dengan rudal canggih udara ke udaranya, kebutuhan pertahanan yang semakin kompleks menuntut F-14 memiliki kemampuan menyerang sasaran yang berada di darat.

Dilansir Popular Mechanics, setelah berakhirnya perang dingin dengan runtuhnya Uni Soviet, F-14 dikembangkan untuk bisa membawa bom jatuh bebas dan bom berpemandu laser. "Bombcat" adalah nama yang langsung dikenal ketika F-14 mampu menjatuhkan bom jatuh bebas tidak berpemandu ke sasaran.

Bombcat menjalankan misi dalam pertempuran di Yugoslavia tahun 1999 kemudian di Afghanistan dan Irak pada tahun 2000-an menjelang pensiunnya. Kehadiran bombcat menjadi bukti bahwa F-14 memiliki karier yang singkat. Bahkan hingga akhir sejarah penerbangannya, F-14  juga telah memiliki kemampuan menjatuhkan bom berpemandu laser.

5. Hanya ada satu negara di luar AS yang memiliki jet tempur F-14 

potret jet tempur F-14 milik AU Iran (commons.wikimedia.org)

Fakta mencatat hanya ada satu negara di luar AS yang mengoperasikan F-14, yaitu Iran. Sebanyak 80 F-14 dibeli di pertengahan tahun 1970-an oleh penguasa Iran saat itu, Shah Mohammad Reza Pahlavi. Revolusi Iran di tahun 1979 menggulingkan monarki Shah Iran dan pemerintahan baru tidak mau lagi bersahabat dengan AS.

Setelah itu, AS tidak memasok suku cadang F-14 apa pun untuk Iran. Namun dilansir National Interest, pada perang Iran-Irak yang terjadi pada tahun 1980-1988, keunggulan udara F-14 AU Iran atas Irak tampak nyata. Sebab, terdapat laporan yang menyatakan F-14 Iran mencatatkan setidaknya 50 kemenangan pertempuran udara dalam 6 bulan pertama perang dengan hanya 1 kehilangan.

F-14 AU Iran merupakan satu-satunya F-14 yang masih aktif hingga hari ini, meski tidak diketahui secara pasti jumlah armadanya yang siap tempur, namun diperkirakan sekitar 40-an pesawat masih siap tempur. Di luar dugaan, Iran mampu melakukan upgrade sendiri F-14, dilansir The Aviation Geek Club, proses upgrade F-14 AU Iran dimulai pada tahun 2017 termasuk penggunaan radar buatan Iran sendiri.

Baca Juga: 6 Fakta tentang Sains dalam Film "Don't Look Up"

Verified Writer

Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya