TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Eutrofikasi: Pengertian dan Ciri - Cirinya

Bisa bahaya bagi kesehatan!

ilustrasi permukaan air danau yang mengalami eutrofikasi (commons.wikimedia.org/F. lamiot)

Eutrofikasi adalah istilah yang terdengar asing bagi orang awam. Kamu mungkin dibuat bingung oleh pengertiannya, tapi besar kemungkinan kamu sudah pernah atau malah sering melihatnya sebagai fenomena alam.

Ya, seperti yang ada di gambar, salah satu dampak eutrofikasi bisa terlihat pada danau atau sungai yang airnya keruh dan berwarna hijau. Air ini mengandung banyak nutrien atau unsur hara dalam konsentrasi tinggi hingga banyak alga dan tumbuhan air tumbuh di permukaannya.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada air tersebut? Apa kaitannya dengan eutrofikasi? Mengapa kita harus khawatir dan mulai melakukan sesuatu? Simak penjelasannya berikut ini!

Apa itu eutrofikasi?

ilustrasi seekor bongo minum air danau (commons.wikimedia.org/Patrick Coin)

Dilansir laman Britannica, eutrofikasi adalah peningkatan secara bertahap konsentrasi fosfor, nitrogen, dan unsur hara lainnya di ekosistem air seperti sungai, danau, muara, hingga lautan. Unsur hara sangat penting bagi makhluk hidup. Namun ketika jumlahnya berlebihan di dalam air, alga akan tumbuh pesat dan tak terkendali hingga mengubah warna dan kejernihan air. Dampaknya, kehidupan air jadi terganggu. 

Eutrofikasi sendiri sebenarnya proses alami yang pasti terjadi pada ekosistem air yang menua. Normalnya proses ini berlangsung selama ratusan hingga ribuan tahun. Sayangnya, polusi dan aktivitas manusia mempercepat proses ini. Tentu saja, tanpa disadari hal ini berdampak sangat buruk bagi kehidupan. 

Baca Juga: 5 Dampak Berbahaya Microbeads Bagi Lingkungan

Ciri-ciri ekosistem air yang alami eutrofikasi

ilustrasi air yang mengalami eutrofikasi (commons.wikimedia.org/N Chadwick)

Eutrofikasi adalah fenomena yang bisa kamu lihat pada sungai atau danau dengan air keruh dan berwarna. Ekosistem air ini mengalami apa yang dinamakan algal bloom, salah satu gejala akut dari eutrofikasi.

Jumlah unsur hara berlebih mengakibatkan membludaknya populasi alga hingga menyelimuti permukaan air. Saking banyaknya, sinar matahari gak bisa menembus ke dalam air dan berimbas pada terhambatnya pertumbuhan kehidupan dalam air. 

Ekosistem air yang mengalami algal bloom juga mengeluarkan bau tidak sedap dari bangkai alga yang membusuk. Proses penguraian bangkai alga juga berdampak pada berkurangnya kadar oksigen di dalam air sehingga membahayakan ikan dan kehidupan air lainnya. 

Sumber unsur hara berlebih

ilustrasi polusi air oleh nitrat di Perancis (commons.wikimedia.org/F Lamiot)

Lalu, dari mana sungai dan danau mendapatkan unsur hara berlebih? Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, eutrofikasi merupakan proses alami. Siklus kehidupan di ekosistem air yang subur dan produktif menghasilkan banyak bahan organik yang kemudian dipecah menjadi unsur hara. 

Namun, proses eutrofikasi juga bisa dipercepat oleh masuknya unsur hara berlebihan dari berbagai sumber. Contohnya dari area pertanian yang menggunakan pupuk mengandung nitrat dan fosfat. Air hujan bisa membawa unsur hara ini mengalir ke ekosistem air seperti sungai dan danau tanpa kita sadari.

Sumber lainnya juga datang dari pembuangan limbah rumah tangga dan industri langsung ke dalam air. Beberapa detergen masih mengandung fosfat yang bisa menyebabkan akumulasi unsur hara di ekosistem air. 

Dampak berbahaya dari eutrofikasi

ilustrasi ikan mati akibat kekurangan oksigen (conserve-energy-future.com)

World Research Institute mengungkap hampir separuh populasi dunia hidup dalam jarak 60 kilometer dari wilayah pantai, di mana banyak orang bergantung pada ekosistem air. Ini artinya sebagian besar populasi dunia sangat rentan terhadap efek buruk eutrofikasi. 

Eutrofikasi jadi salah satu penyebab utama penurunan kualitas air dunia dalam 50 tahun belakangan. Beberapa ekosistem air yang tercemar oleh alga dan bakteri berbahaya bisa berakibat fatal bila terkonsumsi. Industri perikanan jadi ikut terdampak.

Eutrofikasi juga bisa menurunkan nilai estetika di tempat-tempat wisata, terang laman Conserve Energy Future. Algal bloom mempengaruhi tingkat kejernihan air yang bisa mengganggu nilai rekreasi di danau. 

Baca Juga: Belajar Sains: Hukum Termodinamika dan Penerapannya

Verified Writer

Ina Suraga

Business inquiries: suraga.ina@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya