Menurut ilmiah, pizza dapat meningkatkan produktivitas kerja seseorang. Namun, tanpa hal itu pun, siapa sih yang bisa menolak pizza?
Lalu gimana kalau kita memakannya beramai-ramai? Gimana sih cara memotong pizza yang adil? Joel Anthony Haddley dan Stephen Worsley menemukan rumusnya. Dua matematikawan dari University of Liverpool menjabarkannya dalam jurnal mereka, Infinite Families of Monohedral Disk Tilings.
Biasanya, potongan 4 bagian ini digunakan pada pizza berukuran kecil. Pizza dibagi menjadi 4 bagian dengan masing-masing sebesar 90 derajat. Semua orang tentu mengetahui cara memotongnya.
Pizza dengan 6 potongan adalah yang paling umum digunakan di mana-mana. Mudah saja, potong pizza menjadi 2 bagian, kemudian potonglah masing-masing bagian menjadi 3 bagian. Masing-masing bagian berukuran 60 derajat.
Ini juga paling umum digunakan pada pizza berukuran besar. Pizza dipotong menjadi 4 bagian, kemudian masing-masing bagian dipotong lagi menjadi 2 bagian. Masing-masing potongan menjadi berukuran 45 derajat.
Matematikawan Joel Haddley dan Stephen Worsley menemukan cara memotong pizza menjadi bagian berjumlah genap yang adil. Contohnya, untuk memotong menjadi 12 bagian, diawali dengan 6 bagian melengkung, kemudian masing-masing bagian dipotong menjadi 2. 12 bagian ini kemudian bisa dilanjutkan hingga jumlah yang tidak terbatas.
Joel Haddley dan Stephen Worsley juga menciptakan perhitungan potongan pizza berjumlah ganjil yang dikenal dengan 5-gons, 7-gons, dan bisa dilipatgandakan pada setiap potongannya.
Selain bentuk yang biasa-biasa saja, rumus potongan pizza temuan mereka bisa dikembangkan menjadi bentuk-bentuk yang terkesan aneh, namun tetap dengan perhitungan yang adil.
Rumus pemotongan pizza yang diciptakan kedua matematikawan ini dapat menjadikan karya seni pizza dari yang sederhana hingga yang rumit. Untuk menghasilkannya, dibutuhkan banyak kesabaran, alat yang tepat dan tentu saja pizza.
Gimana? Apakah kamu tertarik untuk menggunakan teknik pemotongan ini? Kalau mau benar-benar adil sih, harus dicoba. Tapi kudu sabar ya!