Berbeda dari jenis rasa lain seperti manis atau pahit, rasa pedas bukanlah jenis rasa yang terdeteksi oleh indera pengecap kita. Dilansir dari BBC, rasa pedas tak lain muncul akibat reaksi yang ditimbulkan oleh zat capsaicinoid yang terdapat di dalam cabai, yang mana zat tersebut akan tertangkap oleh sel yang berfungsi memberikan sinyal rasa sakit dan mendeteksi suhu ketika dikonsumsi. Hasil dari reaksi tersebut adalah timbulnya rasa panas dan terbakar di lidah kita, yang kita namai dengan rasa pedas.
Meski sensasi memakan makanan pedas kerap menyakitkan dan terkadang bisa menyiksa, uniknya banyak orang yang justru ketagihan mengonsumsi rasa pedas. Mereka rela bermandi keringat dan air mata hingga merasakan sakit kepala demi bisa menikmati jenis rasa yang satu ini. Mengapa bisa begitu ya?
Jawabannya terletak di kerja otak kita dalam memproses rasa pedas.
Dilansir dari Helix, otak kita secara otomatis memberikan reaksi dalam bentuk neurotransmitter tergantung sinyal yang diberikan. Dalam konteks rasa pedas ini, zat capsaicinoid akan menyampaikan sinyal rasa sakit ke otak. Sebagai reaksinya, otak akan mengeluarkan neurotransmitter berupa endorphin. Endorphin yang nantinya akan berfungsi meredakan rasa sakit dengan menutup reseptor terhadap rasa sakit yang berada di saraf.