Kenapa Tubuh Manusia Bisa Memproduksi Energi Listrik?

Kalau berbicara soal listrik, perhatian utama kita pasti langsung tertuju pada berbagai peralatan elektronik yang ada di sekitar. Hal tersebut tak salah karena agar benda-benda modern dapat bekerja, perlu adanya dorongan energi yang dalam hal ini dapat diberikan berkat kehadiran listrik. Namun, sebenarnya energi listrik itu tak hanya identik dengan benda mati, lho.
Makhluk hidup, seperti manusia, ternyata mampu menghasilkan listrik di dalam tubuhnya. Namun, jangan bayangkan kalau tegangannya sama besar seperti yang ada pada peralatan elektronik. Sebab, listrik yang ada di tubuh manusia itu cenderung sangat kecil tegangannya. Kira-kira dari mana sumber listrik dan apa fungsi keberadaan tegangan listrik di tubuh kita? Yuk, kita cari tahu jawabannya dalam pembahasan berikut ini!
1. Dari mana asal listrik di dalam tubuh manusia?

Jadi, di dalam tubuh kita terdapat atom yang terdiri atas proton, neutron, dan elektron yang. Proton mengandung muatan positif, neutron mengandung muatan netral, dan elektron mengandung muatan negatif. Dilansir How Stuff Works, prinsip paling dasar dari listrik itu terjadi ketika atom memperoleh atau kehilangan aliran elektron sehingga selama “sesuatu” itu memiliki atom di dalamnya, maka “sesuatu” itu dapat menghasilkan listrik jika ada perubahan pada elektron di dalamnya.
Nah, perwujudan atom dalam tubuh manusia yang dapat menghasilkan listrik itu ada pada sel-sel di sekujur tubuh kita. Dalam kondisi normal, sel tubuh kita cenderung ada pada kondisi negatif atau lebih banyak elektron. Namun, ketika ada atom dari luar sel atau disebut ion dengan muatan positif masuk, terjadi ketidakseimbangan muatan yang memunculkan listrik dari dalam tubuh.
Kebanyakan ion bermuatan positif ini berasal dari atom natrium dan/atau kalium. Ion tersebut akan mengelilingi di sekitar bagian luar sel yang membuat bagian membran luar bermuatan positif, sementara bagian dalam sel bermuatan negatif. Ketika ion-ion tersebut bergerak melalui membran sel, maka ada perbedaan potensial listrik atau disebut potensial aksi. Ketika terpicu, sel saraf pun menghasilkan sinyal listrik ke berbagai bagian tubuh maupun sel otot. Proses ini disebut sebagai elektrokimia.
Soal berapa besar energi listrik yang dihasilkan manusia itu terbilang relatif, tergantung aktivitas yang sedang kita lakukan. Namun, kalau dalam posisi beristirahat, tubuh kita mampu memproduksi listrik sampai dengan 100 watt per hari yang artinya cukup untuk menyalakan lampu bohlam. Namun, output energi listrik ini dapat meningkat sampai 300—400 watt per hari ketika kita beraktivitas berat, semisal berlari sprint atau olahraga fisik lainnya.
Meski terlihat besar, jangan bayangkan kalau total muatan itu setara dengan kekuatan listrik di rumah kita. Sebab, mayoritas muatan listrik tersebut terpancar sebagai energi panas tubuh dan proses metabolisme yang kita lakukan sehari-hari. Selain itu, ada banyak aktivitas lain yang memerlukan energi listrik ini sehingga distribusinya cenderung merata. Sementara untuk muatan listrik yang ada pada masing-masing sel atau neuron di dalam tubuh kita punya muatan yang sangat kecil, yakni kurang dari 40 milivolt (mV), dilansir University of Western Australia.
2. Apa fungsi listrik yang ada di tubuh manusia?

Di atas sudah disinggung beberapa fungsi listrik yang dihasilkan di dalam tubuh. Misalnya saja, menghasilkan panas tubuh dan melakukan metabolisme setelah mengonsumsi makanan. Namun, tentunya masih ada banyak manfaat lain yang diterima tubuh kita lewat energi listrik yang dihasilkan sel-sel di dalam tubuh.
Freudenberg Sealing Technologies melansir kalau energi listrik di dalam tubuh dimanfaatkan untuk proses berpikir, mengelola kemampuan indera, aktivitas fisik lewat otot, sinyal supaya organ dan sel tubuh dapat bekerja, sampai hal-hal kecil lainnya. Hal ini terjadi karena tubuh kita itu kalau diilustrasikan seperti jaringan yang sangat besar dan saling terhubung satu sama lain. Otak sebagai “kapten” dari organ tubuh lain punya fungsi untuk menerima sinyal listrik dari bagian tubuh, memproses informasi dari sinyal tersebut, dan memberikan umpan balik yang sesuai dengan informasi yang diperoleh.
Masing-masing sel tubuh pun “berkomunikasi” lewat jaringan luas ini supaya dapat saling memberi informasi tentang kondisi organ tubuh. Hebatnya, jaringan yang ada di sekitar pembuluh darah kita pun memakai sedikit listrik untuk memengaruhi cara interaksinya dengan bahan kimia yang masuk ke tubuh, dilansir Intelligent Bioenergetics. Jadi, tanpa adanya energi listrik yang ada di dalam tubuh, mustahil bagi manusia untuk mengontrol tubuh maupun mengetahui apa yang sedang terjadi di sekitarnya.
Kalau saja ada kesalahan pada arus listrik di tubuh, konsekuensinya tak main-main. Ada banyak komplikasi serius antar organ tubuh yang terjadi kalau listrik di tubuh tidak stabil. Misalnya saja, arus listrik membantu jantung kita tetap berdetak. Tanpa arus yang stabil, otot-otot sekitar jantung akan kesulitan sampai tak berfungsi sama sekali yang mengakibatkan serangan atau gagal jantung.
3. Terkadang, listrik di dalam tubuh kita bisa menyengat!

Selain masalah serius yang mungkin terjadi saat arus listrik dalam tubuh terganggu, ada beberapa hal menarik lain dari listrik di tubuh kita ini. Kamu pasti sadar, kan, kalau terkadang tubuh kita merasa sensasi seperti tersetrum saat menyentuh benda atau orang lain? Nah, proses sengatan listrik itu masih ada kaitannya dengan muatan listrik yang ada di dalam tubuh kita, lho.
Kondisi ini dinamakan listrik statis, yakni perubahan arus listrik di dalam tubuh secara tidak seimbang karena berbagai alasan. The Conversation melansir, tubuh manusia itu termasuk konduktor yang baik bagi listrik. Saat bagian tubuh, semisal kulit, bergesekan dengan benda tertentu yang berbahan karet, wol, atau katun, jumlah elektron di dalam tubuh akan menumpuk sampai membuat arus listrik tidak stabil.
Nah, ketika kita menyentuh benda atau makhluk lain yang sama-sama jadi konduktor listrik, maka arus elektron itu akan berpindah dengan cepat yang membuat kita merasakan sensasi tersengat listrik. Maka dari itu, tak jarang kita merasakan tersengat listrik saat menyentuh benda berbahan listrik ataupun menyentuh orang lain dan hewan peliharaan jika arus listrik di dalam tubuh sedang tidak stabil.
Jadi, itu dia beberapa fakta tentang keberadaan listrik di dalam tubuh kita. Setelah membaca pembahasan ini, sudah tak kaget lagi, kan, kalau tubuh kita ini punya konsep yang sama seperti benda elektronik. Tanpa energi listrik yang cukup dan stabil, semua kinerja tubuh kita dapat terhambat sampai berhenti total. Benar-benar menakjubkan, ya, detail-detail yang ada di tubuh manusia!