7 Cara Media Sosial Memengaruhi Kesehatan Mentalmu, Waspadai ya!

Setiap orang memiliki insecurity masing-masing. Misalnya memiliki perasaan tidak cocok dengan pekerjaan yang dilakukan atau insecurity mengenai bentuk tubuh.

Media sosial memicu seseorang untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang terlihat memiliki hidup yang lebih sempurna. Sebuah penelitian dari University of Copenhagen menunjukkan bahwa banyak orang yang mengalami “Facebook envy”, yaitu iri melihat kehidupan orang lain di media sosial.

Sebagai manusia, penting untuk berkomunikasi dan membangun koneksi dengan sesama. Ini adalah salah satu fungsi utama dari media sosial, kan?

Namun ungkapan “mendekatkan yang jauh tapi menjauhkan yang dekat” ternyata benar terjadi karena media sosial. Dilansir dari Independent, seorang model bernama Stina Sanders mengaku bahwa ia merasa ditinggalkan oleh teman-temannya walaupun memiliki jumlah followers yang banyak di media sosial.

Kejadian penting di hidup seseorang biasanya akan dipamerkan melalui unggahan foto di media sosial. Mungkin menurutmu ini bukan hal yang negatif.

Namun media sosial bisa mengurangi kebahagiaanmu saat mendapatkan suatu pengalaman secara langsung. Ini karena kita terlalu sibuk terobsesi untuk mendapatkan foto dan video yang bagus dan estetik.

Siapa yang suka bermain handphone sampai larut malam atau bahkan sampai pagi? Penggunaan media sosial yang berlebihan bisa membuatmu kekurangan tidur. Selain itu, munculnya anxiety dan rasa iri kepada orang lain juga bisa membuat otak tetap terjaga dan sulit tidur.

Bukan hal yang mengejutkan lagi jika media sosial bisa mendistraksi seseorang dalam menjalani kehidupan. Bahkan kini sudah banyak orang yang kecanduan media sosial. Orang tidak hanya mengaksesnya saat ada waktu luang, tapi mereka meluangkan waktu untuk selalu mengecek media sosialnya.

Narsisme atau Narcissistic Personality Disorder adalah gangguan mental di mana seseorang terlalu mengagumi diri sendiri. Mereka juga menginginkan perhatian orang tertuju padanya. Ini bisa dipicu dengan kehadiran media sosial yang sangat self-oriented.

Bukan cuma menyebabkan ketidakbahagiaan, media sosial juga mendorong munculnya berbagai gangguan mental. Ini berlaku untuk pengguna yang terlalu terikat dengan dunia maya.

Dilansir dari Independent, pada Maret 2018, tercatat bahwa sepertiga Generation Z mengaku bahwa mereka menutup akun media sosialnya. Sebanyak 41 persen responden mengatakan bahwa media sosial membuat mereka merasa gelisah, sedih, dan depresi.

Kamu tidak perlu sampai menutup akun media sosialmu. Namun jika memang kamu sering merasa down karenanya, coba atur durasi dalam mengakses media sosial per harinya. Perubahan tersebut bisa membawa kebaikan untukmu.