7 Alasan Beberapa Gunung Lebih Sering Erupsi dari yang Lain

Simak penjelasan ilmiah gunung meletus di sini

"Secara sederhananya, diperkirakan letusan gunung berapi terjadi ketika kekuatan tekanan yang disebabkan oleh magma panas menyalip kekuatan bebatuan yang menjadi atap gunung berapi tersebut." - Patricia Gregg, Profesor Geologi.

Untuk saat ini, gunung berapi yang tercatat paling aktif di dunia adalah Kilauea di Hawaii, lalu disusul oleh Gunung Etna di Italia dan Gunung Piton de la Fournaise di pulau La Reunion yang letaknya dekat dengan Madagaskar dan Mauritius. Sementara, di Indonesia sendiri gunung berapi paling aktif adalah Gunung Anak Krakatau dan Gunung Agung.

Kira-kira, apa yang menyebabkan ada gunung yang sangat aktif dan lebih sering meletus dibanding dengan gunung lain? Simak jawabannya di sini!

1. Memahami cara kerja gunung berapi terlebih dahulu

7 Alasan Beberapa Gunung Lebih Sering Erupsi dari yang LainGunung Merapi (unsplash.com/Euginia Clara)

Sebelum beranjak lebih jauh, mari kita pahami dulu bagaimana cara gunung berapi bekerja. Jauh di dalam bumi, suhunya sangat panas sehingga batu-batuan perlahan meleleh dan menjadi zat tebal yang mengalir yang disebut sebagai magma. Karena lebih ringan dari batuan padat di sekitarnya, magma pun naik dan terkumpul di ruang magma.

Beberapa letusan gunung berapi bersifat eksplosif dan lainnya tidak. Letusan ini bergantung pada komposisi magma. Jika magma tipis dan cair, maka gas bisa keluar dengan mudah. Ketika magma jenis ini meletus, ia akan mengalir keluar dari gunung berapi. Aliran lahar ini jarang menimbulkan korban jiwa karena gerakannya yang lambat.

7 Alasan Beberapa Gunung Lebih Sering Erupsi dari yang LainGunung Nyiragongo (unsplash.com/Pierre-Yves Burgi)

Di sisi lain, jika magma bersifat tebal dan lengket, maka gas tidak bisa lepas dengan mudah. Tekanan akan menumpuk sampai gas keluar dengan keras dan meledak. Di jenis letusan ini, magma meledak ke udara dan pecah menjadi potongan-potongan kecil. Ukurannya bervariasi, mulai dari sekecil partikel abu hingga batu-batuan berukuran besar, terang laman USGS.

2. Erupsi disebabkan oleh pergerakan tektonik pada lapisan bumi

7 Alasan Beberapa Gunung Lebih Sering Erupsi dari yang Lain.abc.net.au

Gunung bisa meletus karena ada pergeseran lempeng tektonik yang terjadi pada lapisan bumi. Pergerakan tektonik ini terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung. Gerakan lempeng mengakibatkan meningkatnya tekanan pada dapur magma dan membuat magma itu terdorong hingga ke atas.

Lempeng bumi yang paling aktif adalah lempeng Pasifik. Sebagian besar gunung berapi paling aktif di dunia terletak di wilayah ini. Berdasarkan data yang dikutip dari laman Earth Sky, terdapat 450 gunung berapi di lempeng Pasifik. Oleh karena itu, lempeng Pasifik juga erat kaitannya dengan sebutan ring of fire atau cincin api. Sering atau tidaknya gunung meletus dipengaruhi di lempeng mana ia berasal.

3. Adanya aktivitas vulkanik yang tinggi

7 Alasan Beberapa Gunung Lebih Sering Erupsi dari yang LainGunung Volcan de Fuego (unsplash.com/Alain Bonnardeaux)

Penyebab lain yang mengakibatkan gunung meletus adalah adanya aktivitas vulkanik yang tinggi. Aktivitas magma yang ada di dalam gunung bisa menyebabkan gempa bumi lokal. Peningkatan gempa vulkanik ini biasanya terjadi berkali-kali dan tercatat dalam seismograf, alat pengukur getaran gempa bumi.

Apabila aktivitas kegempaan vulkanik semakin banyak dan besar, maka gunung berapi bisa diprediksi meletus dalam waktu dekat. Sebaliknya, jika aktivitas vulkanik di gunung tersebut rendah, maka kecil kemungkinan gunung itu akan meletus. Contohnya, di Amerika Serikat terdapat 18 gunung yang dikategorikan sangat tinggi aktivitas vulkaniknya dan 21 gunung dikategorikan memiliki aktivitas vulkanik yang rendah, ungkap laman The Verge.

4. Tekanan yang sangat tinggi juga berpengaruh

7 Alasan Beberapa Gunung Lebih Sering Erupsi dari yang LainGunung Vesuvius (unsplash.com/_M_V_)

Apa lagi yang bisa menyebabkan gunung meletus? Faktor lain adalah karena ada tekanan yang sangat tinggi. Tekanan ini akan mendorong cairan magma untuk bergerak ke atas, masuk ke saluran kawah dan keluar dalam wujud erupsi. Jika di sepanjang perjalanan terdapat sumbatan yang menghalangi magma, maka bisa menimbulkan ledakan besar.

Semakin besar tekanan dan volume magma, semakin kuat ledakan yang mungkin terjadi. Tak heran, bila dampak yang ditimbulkan nantinya akan semakin besar dan berbahaya. Bukan hanya bagi manusia, tetapi bagi hewan yang tinggal di sekelilingnya. Di sisi lain, gunung yang jarang mengalami erupsi biasanya tak memiliki tekanan sekuat itu.

Baca Juga: Sering Erupsi, Ini Fakta yang Perlu Kamu Tahu tentang Gunung Sinabung

5. Diakibatkan oleh desakan antar lempeng bumi

7 Alasan Beberapa Gunung Lebih Sering Erupsi dari yang LainGunung Unzen (Wikimedia Commons)

Selanjutnya, gunung meletus diakibatkan oleh lempeng-lempeng bumi yang saling berdesakan atau saling menghimpit antara satu dengan yang lain. Aktivitas lempeng ini bisa menyebabkan gempa vulkanik serta memicu peningkatan aktivitas geologi dari gunung berapi tersebut.

Aktivitas lempeng ini juga menyebabkan tekanan yang besar dan dorongan ke permukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik lainnya. FYI, lempeng ini adalah bagian dari kerak bumi yang setiap saat selalu bergerak. Jika gunung terletak di wilayah lempeng yang tak terlalu aktif, akan menyebabkan gunung itu jarang meletus.

6. Jumlah silika akan memengaruhi sering tidaknya gunung meletus

Apakah komposisi zat tertentu bisa menyebabkan gunung meletus lebih sering dibanding yang lainnya? Tentu saja bisa! Laman Science ABC menyebut bahwa proporsi silika dalam magma akan menentukan seberapa besar atau kecil ledakannya. Silika yang memiliki proporsi besar membuat magma lebih padat dan lebih banyak gas yang terperangkap.

Oleh karena itu, gunung berapi yang memiliki lebih dari 50 persen silika di magma memiliki kecenderungan meletus lebih tinggi. FYI, persentase silika yang terkandung dalam batuan jenis rhyolite umumnya lebih besar dari jenis batuan lainnya. Jadi, banyak atau tidaknya silika sangat berpengaruh, ya!

7. Tipe viskositas lava juga memberi pengaruh

7 Alasan Beberapa Gunung Lebih Sering Erupsi dari yang LainGunung Geldingadalir (unsplash.com/Toby Elliot)

Lava yang memiliki viskositas rendah dapat mengalir dengan mudah dan melewati jarak yang sangat jauh. Ini akan menciptakan sungai lava dengan saluran dan genangan air yang meluber dari kawah gunung berapi, jelas laman Universe Today. Gunung yang punya tipe lava ini lebih sering meletus, seperti Gunung Mauna Kea dan Mauna Loa di Hawaii.

Sementara, jika lava memiliki viskositas tinggi, ia akan menjadi sangat tebal dan tidak mengalir dengan baik. Lava yang sangat kental dikaitkan dengan letusan eksplosif dan aliran piroklastik yang berbahaya. Tipe ini lebih jarang mengalami letusan, namun efek yang ditimbulkan pun tak kalah merusak dari tipe lava dengan viskositas rendah.

Nah, itulah penjelasan mengapa beberapa gunung lebih sering meletus dibanding dengan yang lain. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Baca Juga: Pecinta Alam, Inilah 5 Alat yang Wajib Dimiliki untuk Mendaki Gunung

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Jumawan Syahrudin
  • Achmad Fatkhur Rozi
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya