Bagaimana Cara Menangani Bangkai Hewan yang Mati karena Antraks?

Benarkah harus dibakar?

Belakangan ini, banyak kasus antraks yang dilaporkan dan telah menelan beberapa korban jiwa di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit ini biasanya menyerang hewan ternak seperti sapi, domba, atau kambing, dan bisa menular ke manusia (zoonosis).

Lantas, apa yang harus dilakukan terhadap bangkai hewan yang mati karena antraks? Benarkah harus dibakar atau ada cara lain? Berikut ini yang direkomendasikan oleh para ahli!

1. Menutup semua lubang di tubuh

Bakteri penyebab antraks biasanya ditemukan di dalam darah, lesi kulit, atau sekresi pernapasan. Dan bakteri ini bisa membentuk spora yang sangat resistan dan mampu bertahan selama lebih dari 50 tahun di tanah.

Oleh karena itu, sebelum dipindahkan ke tempat lain, pastikan semua lubang di tubuh hewan yang mati (misalnya anus, mulut, dan hidung) ditutup dengan bahan yang bisa menyerap cairan seperti kain. Ini dilakukan untuk mencegah kebocoran eksudat (cairan tubuh).

2. Tutupi bangkai dengan terpal atau plastik tebal

Bagaimana Cara Menangani Bangkai Hewan yang Mati karena Antraks?ilustrasi terpal yang dijadikan tenda (wikimedia.org/Jomegat)

Sembari menunggu dimusnahkan, tutup erat bangkai dengan terpal, plastik tebal, atau material lain yang serupa, kemudian diberi pemberat untuk mencegah spora terbawa oleh angin. Selain itu, pastikan seluruh kepala hewan ditutupi dengan plastik tebal lalu diikat dengan tali di bagian leher.

Jika tidak ditutupi, spora akan menyebar dengan bantuan serangga, burung, atau mamalia yang berkontak dengan bangkai hewan yang mati karena antraks. Sementara, jika bangkai ditutupi, risiko kontaminasi antraks pada lingkungan akan berkurang.

Baca Juga: Anthrax: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

3. Hindari penggunaan kapur atau kalsium oksida

Terkadang, ada orang yang memberikan kapur atau kalsium oksida pada bangkai atau tanah yang terkontaminasi antraks. Namun, berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam The Canadian Veterinary Journal pada tahun 2008, kalsium oksida tidak disarankan karena bisa mengawetkan, melindungi, dan melestarikan spora antraks.

Lebih spesifiknya, kalsium akan membentuk kisi garam yang menstabilkan DNA dan enzim di inti sel, yang penting dalam pemeliharaan dormansi dan sifat tahan panas spora antraks. Sehingga, pemberian kalsium oksida tidak direkomendasikan.

4. Bakar bangkai hewan hingga menjadi abu

Bagaimana Cara Menangani Bangkai Hewan yang Mati karena Antraks?ilustrasi api (pixabay.com/Romario99)

Untuk menghancurkan spora sebanyak mungkin dan mengurangi kontaminasi antraks di lingkungan, bangkai hewan harus dibakar hingga menjadi abu. Pembakaran yang kurang maksimal bisa mengundang lalat yang bisa menyebarkan spora antraks.

Menurut World Health Organization (WHO), bangkai hewan bisa dibakar di dalam lubang di tanah, di lapangan terbuka, maupun di insinerator. Jika tidak memungkinkan untuk dikremasi, maka bangkai harus dikubur jauh di dalam tanah.

Baca Juga: Apakah Antraks Dapat Ditularkan dari Orang ke Orang?

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya