Komitmen Capres Terkait Kondisi Maritim Indonesia di Mata Para Ahli

Nenek moyangku seorang pelaut...

Jakarta, IDN Times - Selasa, 12 Februari 2019 lalu, EcoNusa bersama Pandu Laut Nusantara mengadakan diskusi publik, Menakar Komitmen Capres 2019-2024, Masihkah Laut Menjadi Poros Maritim Bangsa? #UntukLautKamuBisaApa

Diskusi ini turut mengundang Dr. Ir. H. Son Diamar, M.Sc selaku Ketua Tim Kebijakan Kelautan Nasional Periode tahun 1999-2002; Viva Yoga Mauladi, selaku Juru Bicara Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno (yang tidak dapat hadir); Dr. Yudi Mauladi, S.Pi.,M.Si., selaku Kepala Divisi Program Kebijakan dan Ekonomi Kelautan PKSPL IPB; Juru Bicara Tim kampanye Nasional Joko Widodo-Maruf Amin dan Sukarman selaku Dewan Presidium Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA).

Ingin tahu apa aja yang dibahas pada diskusi ini? Yuk, baca poin-poin berikut!

1. Dibuka oleh Ketua Yayasan EcoNusa Indonesia

Komitmen Capres Terkait Kondisi Maritim Indonesia di Mata Para AhliIDN Times/Nisa Widya Amanda

Seperti yang kita ketahui, 70 persen wilayah Indonesia didominasi oleh laut. Pada sambutannya, Bustar Maitar ingin mengetahui kesiapan program dari masing-masing capres-cawapres terhadap isu kelautan, spesifiknya mengenai tata ruang laut, illegal fishing dan infrastruktur kelautan. Di samping itu, dengan hadirnya diskusi ini, memberikan pandangan kepada masyarakat bagaimana program-program yang ditawarkan oleh para paslon untuk meningkatkan pemberdayaan nelayan, sehingga kesejahteraannya meningkat.

2. Pemaparan program dari Tim Badan Pemenangan Joko Widodo-Maruf Amin

Komitmen Capres Terkait Kondisi Maritim Indonesia di Mata Para AhliIDN Times/Nisa Widya Amanda

Bapak Salim optimis Singa Kemaritiman yang dulu sempat disandang oleh Indonesia akan direbut kembali. Hal ini tentu tidak lepas dari bantuan dan pengawasan masyarakat serta aparat penegak hukum, yang berintegrasi satu sama lain dalam menjaga laut Indonesia.

Pemahaman yang mendalam pada masyarakat akan pentingnya laut bagi bangsa menjadi hal yang sangat penting. Joko Widodo terus mengupayakan biaya bahan bakar transportasi menjadi satu harga, sehingga tidak ada lagi perbedaan harga antar daerah.

Baca Juga: 10 Potret Miris Hewan dengan Sampah Plastik, Yuk Selamatkan Mereka! 

3. Bapak Sukaraman dan Yudi menanggapi pernyataan yang telah dipaparkan

Komitmen Capres Terkait Kondisi Maritim Indonesia di Mata Para AhliIDN Times/Nisa Widya Amanda

Laut menjadi prioritas utama dalam menentukan kebijakan. Banyak kasus di skala regional yang masih belum dapat diselesaikan dengan baik oleh pemerintah.

Seperti contohnya, masalah de vacto dan de jure mengenai lemahnya regulasi dalam pegelolaan wilayah pesisir, nelayan perempuan yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan jaminan dan mengenai penggunaan alat tangkap berbahaya seperti pukat harimau ataupun cantrang, serta biaya retribusi yang masih menghantui para nelayan tradisional. Menghadirkan jasa kelautan seperti membagun kawasan konservasi mangrove atau terumbu karang tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah pesisir.

4. Solusi untuk laut Indonesia

Komitmen Capres Terkait Kondisi Maritim Indonesia di Mata Para Ahlitrentech.id

Kejayaan maritim Indonesia akan kembali jika keamanan transportasi laut terjamin. Melalui cara ini, akan mampu memudahkan aksebilitas masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kualitas wisata bahari yang nantinya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar.

Untuk menghasilkan kebijakan yang pro rakyat, pemerintah harus dikelilingi oleh orang-orang yang memang ahli di bidangnya. Dengan memilih orang-orang tersebut, harapannya dapat menuntaskan akar permasalahan yang dialami laut Indonesia.

Hasil riset kebijakan yang sudah dibuat diharapkan dapat ditransparansikan kepada masyarakat. Harapannya, pemberdayaan sumber daya manusia dan oceanographic yang tidak terlalu berpihak pada pihak industri.

5. Penyerahan surat laut untuk presiden dan plakat

Komitmen Capres Terkait Kondisi Maritim Indonesia di Mata Para AhliIDN Times/Nisa Widya Amanda

Setelah rangkaian acara diskusi selesai, acara ditutup dengan penyerahan surat laut untuk presiden, yang diwakilkan oleh Kaka Slank, yang kemudian dibacakan oleh Bapak Salim. Dilanjutkan dengan penyerahan plakat kepada pembicara oleh Bapak Bustar Maitar.

"Kapal adalah tempat tidurku, ombak adalah bantalku, laut adalah kamarku."

Sebuah puisi dari seorang nelayan di Kendal, yang dibacakan oleh Bapak Sukarman, menutup rangkaian acara diskusi publik pada hari itu. Yuk, mulai dari sekarang, bantu pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Jangan tunda lagi!

Baca Juga: Video Laut Bali Jadi Viral, Seberapa Parah Sampah di Laut Indonesia?

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya