Sebentar lagi, tahun 2019 akan segera berakhir, digantikan dengan tahun 2020 yang sudah ada di depan mata. Berbagai hal menarik terjadi di tahun 2019, termasuk di bidang sains. Ada banyak penemuan dan inovasi yang diciptakan, mulai dari mendeteksi kadar gula darah tanpa jarum hingga alat khusus untuk mempelajari perilaku sel tunggal.
Mau tahu, apa penemuan paling mutakhir dan fenomenal yang terjadi di tahun 2019? Dan seberapa berpengaruh penemuan itu pada kehidupan manusia? Check this out!
Di tahun 2018, Philipp Kukura dan rekan-rekannya dari Universitas Oxford mengumumkan teknologi yang mereka kembangkan. Alat ini disebut dengan fotometri massa, fungsinya untuk mengukur berat molekul tunggal dengan penyebaran cahaya. Alat ini menawarkan cara baru untuk menganalisis biomolekul, jelas laman The Scientist.
Dengan fotometri massa, menganalisis biomolekul bisa dilakukan di dalam larutan buffer dan memakan waktu pemrosesan lebih singkat dari kromatografi. Akhirnya, instrumen Refeyn OneMP dipasarkan pada Maret 2019 dengan harga US$150 ribu. Menurut H. Steven Wiley, peneliti senior dari Pacific Northwest National Laboratory, alat fotometri massa ini memiliki instrumen yang sangat kuat dan berpotensi revolusioner.
Berkeley Lights menciptakan alat bernama Lightning Optofluidic Platform. Alat ini akan memudahkan peneliti untuk mempelajari perilaku sel tunggal dalam periode waktu yang telah ditentukan. Cara kerjanya adalah dengan merekam video selama proses pengumpulan data, ungkap laman The Scientist.
Menurut ahli onkologi medis Cassian Yee, alat ini bisa digunakan untuk mengontrol kualitas produk sel T. Sementara, menurut Charmion Cruickshank-Quinn, ilmuwan dari Agilent Technologies, teknologi ini sangat menjanjikan untuk penelitian terhadap sel kanker karena bisa menguji ribuan sel individu secara bersamaan dalam waktu singkat.
Nanolive CX-A dirilis pada Juli 2019. Ini adalah mikroskop pencitraan sel hidup dengan cara kerja yang tak biasa. Alat ini merekonstruksi hologram tiga dimensi dengan pembiasan cahaya. CX-A akan melakukan variasi dalam pembiasan dan merekonstruksi gambar tiga dimensi, terang laman The Scientist.
Alat ini memungkinkan para peneliti untuk menyelidiki kesehatan sel, proliferasi, pergerakan dan fungsi serta dinamika dan interaksi mikroorganisme. Menurut Kim Kamdar, managing partner di Domain Associates, Nanolive CX-A adalah penemuan yang hebat untuk mengukur proses seluler dan kinetika secara real-time.
Biasanya, untuk mengukur kadar gula darah kita harus mengambil sampel darah dengan jarum yang ditusukkan ke kulit. Kini, kamu tak perlu melibatkan jarum dan darah lagi! FreeStyle Libre 2 yang dibuat oleh perusahaan kesehatan Abbott Laboratories memeriksa kadar gula darah dengan sensor yang ditempelkan ke kulit.
Setelah beberapa saat, keluarlah hasil kadar glukosa secara instan yang muncul pada layar. Menurut Michael Krauser di laman The Scientist, teknologi ini mempermudah ia untuk hidup dengan diabetes tipe 1 yang ia miliki. Sementara, menurut Charmion Cruickshank-Quinn, alat ini lebih fleksibel dan tidak menyakitkan bagi penderita diabetes.
Pacific Biosciences menciptakan Sequel II, alat untuk membaca informasi DNA dan RNA. Alat ini bekerja lebih cepat untuk membaca urutan DNA dan RNA dengan biaya yang lebih rendah, ujar laman The Scientist. Informasi struktural yang bisa didapatkan ialah translokasi dalam genom, varian nomor salinan, penyisipan, dan penghapusan.
Selain itu, instrumen ini juga baik untuk menganalisis wilayah genom yang sangat berulang atau homolog. FYI, Sequel II dijual dengan harga US$495 ribu atau setara dengan Rp6,9 miliar. Menurut H. Steven Wiley, alat ini bisa membaca lebih cepat dengan akurasi yang lebih tinggi, output lebih besar dengan biaya yang lebih rendah.
10X Genomics menciptakan Chromium Single Cell ATAC. Apa yang bisa dilakukan oleh alat ini? Alat ini bisa memberikan penjelasan tentang variabilitas sel dan genom. Selain itu, Chromium Single Cell ATAC memberi analisis perangkat lunak intuitif dan visualisasi untuk analisis yang disempurnakan dari jaringan pengatur gen dalam sel tunggal.
Chromium Single Cell ATAC akan memecah inti sel individu menjadi tetesan dan menggunakan kode genetis untuk menandai urutan yang relevan, terang laman The Scientist. Ansuman Satpathy, seorang ahli imunologi pun memakai alat ini untuk mempelajari sel kekebalan dalam melawan kanker.
Terakhir, ada EVOC Probes yang diciptakan oleh Owlstone Medical. Alat ini berguna untuk mengukur senyawa organik volatil eksogen di dalam napas. Sampel napas dari pasien dikumpulkan dan dianalisis di laboratorium Owlstone Medical untuk mengetahui apakah ada kanker atau penyakit lainnya, jelas laman The Scientist.
Kemudian, Owlstone Medical bekerja sama dengan Rebecca Fitzgerald, peneliti kanker dari University of Cambridge untuk mengembangkan tes untuk pengaturan klinis, sehingga biayanya akan menjadi lebih murah. Menurut Charmion Cruickshank-Quinn, alat ini bisa menjadi alat screening cepat untuk mengidentifikasi penyakit dari napas.
Nah, itulah 7 penemuan sains paling mutakhir dan fenomenal yang ada di tahun 2019. Semoga di tahun-tahun selanjutnya ada semakin banyak penemuan sains yang berguna untuk manusia, ya!