7 Praktik Inses Paling Populer dalam Mitologi Yunani Kuno

Gaia dan Uranus bisa dibilang merupakan pasangan inses pertama yang ada di kalangan dewa dan dewi Yunani. Gaia merupakan dewi yang disebut sebagai perwujudan Bumi. Sementara Uranus merupakan dewa langit atau perwujudan surga. Keduanya hidup jauh sebelum dewa dan dewi Olympia dilahirkan. Gaia dan Uranus bisa dibilang merupakan kakek dan nenek dari Zeus dan keturunannya. 

Mengapa Gaia dan Uranus disebut sebagai pasangan inses? Jadi, sebenarnya Uranus merupakan anak dari Gaia. Sang dewi menciptakannya sendiri tanpa ayah. Setelah itu, keduanya menikah dan menghasilkan banyak keturunan. Di antaranya adalah dewa dan dewi dari bangsa Titan (ayah dan ibu bangsa Olympia), Cyclops, Hecatoncheires, dan masih banyak lagi. 

Inses juga merupakan hal yang dianggap wajar di kalangan dewa dan dewi Olympia. Salah satu yang sering melakukannya adalah Zeus. Pertama, ia menikahi kakak perempuannya sendiri, yaitu Hera. Dari hubungan tersebut, keduanya memiliki beberapa keturunan. Di antaranya Ares, Hebe, Hephaestus, dan Eileithyia. 

Kemudian, ia juga menjalin hubungan dengan Demeter. Padahal sang dewi panen merupakan kakak perempuannya sendiri, alias saudari Hera. Mula-mula, Demeter menolak segala rayuan dari Zeus. Namun raja para dewa tersebut menyamar menjadi seekor banteng. Dalam wujud tersebut, Zeus memerkosa Demeter dan akhirnya lahirlah Persephone. 

Persephone, anak Zeus bersama Demeter juga terjebak dalam hubungan inses dengan pamannya sendiri, yaitu Hades. Terdapat dua versi cerita kenapa Persephone akhirnya menjadi istri sang penguasa Dunia Bawah.

Dilansir Ancient, pada versi pertama, Hades melihat dewi tersebut sedang memetik bunga dan jatuh cinta pada kecantikannya. Ia kemudian menculik Persephone untuk tinggal di Dunia Bawah bersamanya. 

Pada versi kedua, Zeus memperbolehkan Hades untuk menculik Persephone seakan memberikan anaknya sendiri. Terlepas dari itu, penculikan ini tidak diketahui oleh Demeter. Sang dewi panen pun marah besar dan berusaha mencari sang anak ke seluruh penjuru dunia. 

Kala itu, Bumi dalam keadaan kacau balau karena gagal panen terjadi di mana-mana. Jelas saja, sang dewi panen menolak melakukan tugasnya. Untuk mengakhiri penderitaan, para dewa dan dewi Olympia akhirnya membantu pencarian Persephone. Di akhir cerita, sang anak ditemukan oleh dewi Hecate dan kembali pada ibunya. 

Kisah berikutnya bukan berasal dari kalangan dewa dan dewi, melainkan manusia biasa. Myrrha atau yang dikenal pula sebagai Smyrna merupakan seorang putri dari Raja Cyniras di Cyprus, Yunani. Ia merupakan perempuan yang baik dan memesona. Namun ia menolak untuk menghormati Aphrodite, sang dewi cinta. 

Aphrodite yang marah kemudian mengutuk Myrrha untuk mencintai ayahnya sendiri. Untuk mendapatkan cintanya, gadis tersebut dibantu oleh seorang perawat kerajaan. Saat sang ayah mabuk, Myrrha pun berhasil tidur bersamanya selama 12 malam berturut-turut. 

Di malam terakhir, Cyniras akhirnya sadar bahwa ia telah berhubungan badan dengan anaknya sendiri. Terbakar amarah, ia mengeluarkan pedangnya dan mengejar Myrrha ke mana-mana. Perempuan tersebut akhirnya memohon pertolongan dewa-dewi. 

Karena kasihan melihatnya, Myrrha pun diubah menjadi pohon myrrh dan bebas dari kejaran sang ayah. Setelah 10 bulan berlalu, masih dalam wujud pohon, ia melahirkan Adonis, seorang anak laki-laki memesona yang memikat hati Aphrodite. 

Hubungan antara Cratea dan Periander dimuat dalam buku erotis bernama Erotica Pathemata karya Parthenius of Nicaea. Kisah ini sangat populer karena mereka adalah sepasang ibu dan anak.

Kisah dimulai ketika Periander, pemimpin Corinth, Yunani mendapatkan kabar bahwa ada seorang perempuan yang mencintainya. Sang ibu sendiri yang menyampaikan hal ini kepadanya. Namun perempuan yang diceritakan itu ingin bertemu Periander di kamar yang gelap tanpa cahaya dan tidak mau berbicara.

Periander yang tertarik dengan sosok misterius itu meminta sang ibu untuk mempertemukannya. Ia pun akhirnya bertemu dan berhubungan badan dengan sosok perempuan tersebut. Keduanya bahkan melakukan hal itu berkali-kali karena Periander terus meminta untuk bertemu. 

Laki-laki itu akhirnya jatuh cinta dan ingin memperistri sang perempuan misterius. Namun ternyata di suatu malam, identitas terbongkar dan Periander baru mengetahui jika perempuan itu adalah ibunya sendiri. 

Periander yang trauma pun sangat marah pada sang ibu yang berbohong. Cratea terus meminta maaf dan sempat ingin bunuh diri karenanya. Namun Periander akhirnya berbesar hati memaafkan sang ibu. 

Nyctimene merupakan seorang putri dari Pulau Lesbos. Menurut mitologi, ia mengalami pemerkosaan yang dilakukan oleh ayahnya sendiri, Raja Epopeus. Karena merasa malu, ia pun bersembunyi di hutan dan tidak mau menunjukkan wajahnya di siang hari. 

Melihat penderitaan Nyctimene, Athena sang dewi perang dan kebijaksanaan akhirnya mengubah gadis itu menjadi burung hantu. Dilansir The Oi, setelah itu Nyctimene menjadi pengabdi Athena dan menemaninya ke mana-mana. 

Byblis, seorang Naiad-nymph (roh air yang mendiami sungai, air terjun, dan lainnya) sudah lama menaruh hati pada Caunus. Ia tahu bahwa mencintai saudara kandung sendiri itu dilarang namun ia tak bisa menahan perasaannya. 

Sampai suatu hari, Byblis menulis surat cinta panjang dan mengirimnya kepada Caunus. Laki-laki tersebut merasa jijik dan akhirnya melarikan diri. Byblis terus berusaha meyakinkan bahwa cintanya tulus namun ia mengalami penolakan bertubi-tubi. 

Putus asa, Byblis pun menyobek-nyobek pakaiannya dan menjadi gila. Setelah membuntuti Caunus ke mana-mana, ia akhirnya meninggal dan berubah menjadi mata air. Menurut mitologi, transformasi itu terjadi karena Byblis terus menangis semasa hidupnya. 

Itulah sejumlah hubungan inses yang tercatat dalam mitologi Yunani. Kisah mana yang menurutmu paling mencengangkan?