Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengirim surat (culturegaps.com)

Kode pos atau ZIP code atau postal code adalah kode berupa kombinasi angka atau huruf yang melengkapi alamat. Biasanya, kode tersebut bertujuan untuk memilah dan mengelompokkan alamat guna mempermudah pengiriman surat atau paket. Namun, tak jarang kode pos atau ZIP code juga digunakan untuk pendataan administrasi penduduk di suatu wilayah.

Kali ini kita akan mengulas beberapa fakta mengenai kode pos. Bagaimana sejarah penggunaannya di dunia? Apakah kode pos masih dianggap relevan di dunia digital seperti saat ini? Yuk, simak artikelnya.

1. Sejarah penggunaan kode pos

ilustrasi petugas pos Amerika (mydailyrecord.com)

Dilansir laman Europacco, pada 1941, beberapa negara Eropa sudah menggunakan kode untuk mengelompokkan alamat di wilayah-wilayah terpencil. Jerman merupakan pelopornya karena memang mereka sangat membutuhkan sistem pembagian wilayah secara akurat di era Perang Dunia II.

Lalu, sistem pembagian wilayah berdasarkan kode ini juga diterapkan oleh Austria di tahun yang sama karena hubungan politiknya dengan Jerman. Kala itu, hanya ada dua atau tiga kode kombinasi angka dan huruf yang digunakan. Nah, baru pada 1966, Austria dan Jerman menggunakan kode pos yang terdiri dari empat digit angka dan huruf.

Bagaimana dengan Amerika? Dicatat dalam laman ZIP-Codes, Amerika baru mengaplikasikan kode pos pada 1943 alias dua tahun setelah Jerman menggunakannya. Tapi, untuk pengelompokan kode pada peta, Amerika memang tampak lebih maju dan bisa membuat sistemnya pada 1961. Pada 1 Juli 1963, Departemen Kantor Pos Amerika pertama kali mencetuskan Zone Improvement Plan atau disingkat ZIP.

2. Kode pos numerik jadi mayoritas

Editorial Team

Tonton lebih seru di