Proses Pemakaman Langit Tibet, Jenazah Dimakan oleh Burung

Tubuh mayat akan dipotong-potong

Ritual "sky burial" atau pemakaman langit di Tibet bisa dibilang hal yang unik. Di Indonesia, pemakaman umumnya dilakukan dengan menguburkan jenazah yang sudah mati ke dalam tanah.

Hal ini sangat berbeda dengan ritual langit yang ada di Tibet. Dalam ritual ini, jenazah yang sudah mati akan dimakan oleh burung pemakan bangkai. Yuk, mengenal lebih dalam tentang proses pemakaman sky burial Tibet.

1. Apa itu pemakaman langit?

Proses Pemakaman Langit Tibet, Jenazah Dimakan oleh Burungilustrasi pemakanan langit (commons.wikimedia.org)

Dilansir African Journals Online, tradisi penguburan langit dikenal dengan istilah jhator yang berarti "memberi sedekah kepada burung". Burung nasar merupakan bagian penting dari pemakaman ini.

Ketika seorang warga Tibet meninggal, keluarganya akan menyalakan lampu mentega di samping orang yang meninggal. Sementara itu, para biksu akan berdoa dan memberkati jenazah selama tiga hingga lima hari. 

Anggota keluarga tidak akan menghadiri proses pemakaman langit. Sebaliknya, mereka akan diam di rumah untuk berdoa. 

2. Tubuh mayat akan dipotong-potong

Saat waktu pemakaman tiba, penduduk desa akan membawa jenazah ke lokasi pemakaman langit dengan kuda atau mobil. Pembawa acara penguburan langit akan melakukan ritual terhadap jenazah.

Pembawa acara kemudian akan membakar dupa dan tsampa untuk memanggil burung nasar. Dalam waktu singkat, burung-burung mulai berputar-putar di lokasi tersebut. Jenazah kemudian akan dipotong menjadi potongan-potongan kecil. 

Jika burung nasar memakan seluruh tubuhnya, ini merupakan pertanda baik. Masyarakat Tibet percaya bahwa burung nasar tidak akan mau memakan tubuh manusia jika selama hidupnya dia telah melakukan perbuatan jahat.

Baca Juga: Mamalia Bertelur Ditemukan Kembali di Papua Setelah 62 Tahun

3. Makna pemakaman langit bagi masyarakat Tibet

Proses Pemakaman Langit Tibet, Jenazah Dimakan oleh Burungilustrasi tempat pemakaman langit (commons.wikimedia.org)

Dilansir laman Tibetpedia, umat ​​Buddha di Tibet percaya bahwa jenazah hanyalah cangkang yang dibuang. Roh orang yang meninggal telah berpindah, melalui kematian dan menuju inkarnasi baru.

Bagi umat Buddha di Tibet atau Mongolia, mempersembahkan tubuh mereka kepada burung nasar adalah yang besar dan terhormat untuk dilakukan. Ini merupakan bentuk persembahan kemurahan hati untuk kembali ke bumi yang memberi mereka kehidupan.

Dengan penguburan langit, mereka tidak perlu mengganggu daratan untuk menguburkan jenazah. Hal ini juga menunjukkan nilai perlindungan terhadap lingkungan.

Perlu diingat bahwa pemakaman langit merupakan hal yang sakral dan personal. Turis yang mengunjungi Tibet tidak dianjurkan untuk pergi ke situs pemakaman langit untuk mengambil gambar kecuali diundang oleh teman atau keluarga.

Baca Juga: Apakah Burung Bisa Terbang saat Hujan Turun? Ini Penjelasannya

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi
  • Delvia Y Oktaviani
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya