Mengenal Pertanian Vertikultur, Yuk Intip 9 Fakta Berikut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki halaman luas yang bisa dijadikan tempat berkebun mungkin salah satu impian kamu. Namun, keinginan tersebut seringkali terhalang kalau kamu tinggal di lahan yang sempit khas perkotaan. Gak perlu khawatir, vertikultur kini hadir sebagai solusi untuk mengatasi hambatan itu.
Selain bisa kamu jadikan kegiatan yang mengasyikkan, vertikultur juga bisa menyediakanmu sayuran gratis setiap saat. Yuk, simak beberapa fakta seputar vertikultur berikut ini.
1. Vertikultur bisa dilakukan dimana saja
Vertikultur atau vertical farming merupakan metode bercocok tanam secara vertikal. Dalam hal ini, wadah yang digunakan untuk bercocok tanam ada dalam keadaan berdiri di atas tanah. Ide awal dari terciptanya sistem pertanian ini memang didasarkan pada kebutuhan manusia untuk bertani di tempat dengan lahan yang sempit.
Di beberapa negara seperti Singapura dan Jepang serta di kota-kota besar di Indonesia yang memiliki masalah keterbatasan lahan, vertikultur menawarkan solusi yang memungkinkan petani tetap bisa bercocok tanam. Kamu bisa bertani secara vertikultur di teras atau pekarangan rumahmu, pinggiran jalan, atau tempat sempit lainnya.
Namun, di mana pun tempat yang kamu pilih, sebaiknya mendapatkan sinar matahari langsung supaya tanamanmu bisa tumbuh dengan baik. Selain di tempat sempit, vertikultur bisa juga kok kamu lakukan di lahan atau pekarangan yang luas.
2. Vertikultur itu murah karena kamu bisa memanfaatkan bahan bekas
Untuk membuat pertanian model vertikultur, kamu bisa menyusunnya secara vertikal dengan memanfaatkan benda-benda seperti pipa paralon (PVC), besi, bambu, pot, atau bahkan dengan menggunakan berbagai benda bekas seperti kaleng dan botol.
Menggunakan botol plastik bekas memiliki banyak keuntungan karena selain murah, juga dapat mengurangi jumlah sampah yang susah didaur ulang ini. Namun karena pentingnya cahaya matahari, maka sebaiknya kamu memakai wadah yang bening agar sinar matahari lebih leluasa menerobos masuk ke sela-sela tanaman.
3. Menyusun model vertikultur juga bisa mengasah kreativitasmu, lho
Gak melulu pakai pipa paralon, bambu, atau besi yang sengaja dibentuk secara vertikal, kamu juga bisa menggunakan pot untuk digantung atau memanfaatkan dinding rumah untuk menyusun tempat vertikultur.
Bahan, model, ukuran, dan wadah vertikultur bisa kamu sesuaikan nih sesuai kondisi dan keinginanmu. Tetapi, umumnya sih berbentuk persegi panjang, segitiga, atau dibentuk seperti anak tangga dengan beberapa undakan atau sejumlah rak.
Kalau kamu adalah pecinta seni, kamu juga bisa lho mengecat tempat vertikulturmu sesuai selera. Bentuknya yang vertikal bisa juga kamu atur sedemikian rupa sehingga nampak indah. Yuk, asah kreativitasmu!
4. Banyak pilihan jenis tanaman yang bisa kamu tanam
Gak sedikit nih pilihan jenis tanaman yang bisa kamu tanam secara vertikultur. Kalau ingin simpel, kamu memang sebaiknya menggunakan jenis tanaman yang memiliki tubuh yang pendek seperti stroberi, bawang merah, beberapa jenis sayur berpostur pendek (sawi, sawi, kangkung, bayam, selada, seledri), hingga beberapa jenis bunga.
Editor’s picks
Memang, tanaman bertubuh pendek lebih mudah ditanam di dalam paralon atau bambu atau besi yang mejadi media tanam vertikultur. Selain itu dengan karakter tubuh pendek, resiko tanaman tumbuh miring, terlalu panjang dan terjatuh lebih rendah.
Jenis tanaman berkayu yang memiliki diameter besar umumnya gak bisa kamu tanam secara vertikultur. Meskipun demikian, bukan berarti semua jenis tanaman berkayu gak bisa kamu tanam secara vertikultur lho, guys.
Tanaman berkayu seperti misalnya cabai, tomat, dan terong juga bisa ditanam secara vertikultur. Namun, kamu perlu menggunakan bantuan tongkat atau sejenisnya untuk menyangga tanaman setelah mulai berbuah.
5. Dengan vertikultur, kamu bisa menanam banyak tanaman sekaligus di tempat yang sama dalam waktu bersamaan
Berkebun dengan sistem vertikultur memungkinkan kamu untuk menanam puluhan jenis tanaman berbeda dengan luas lahan yang mencakup satu meter persegi saja lho, guys.
6. Vertikultur biasanya bebas pestisida, jadi sehat dan ramah lingkungan
Gak seperti bercocok tanam di tanah, pertanian vertikultur terutama budidaya sayuran lebih jarang menggunakan pestisida. Lebih alami dan sehat tentunya, bukan?
7. Vertikultur bersifat portabel
Budidaya secara vertikultur memiliki keuntungan yaitu bersifat portabel. Terutama jika ditanam dengan wadah pot atau pipa, tanaman akan dapat kamu pindahkan dengan mudah dari satu tempat ke tempat lainnya sesuai keinginanmu. Tapi ingat, syarat kebutuhan cahaya matahari yang cukup harus bisa terpenuhi ya, guys!
8. Hemat air dan pupuk
Dalam sistem vertikultur, wadah yang kamu pakai memiliki luas yang terbatas. Air dan pupuk yang kamu butuhkan selama perawatan tanaman pun lebih rendah. Wah, lebih hemat kan?
9. Dan yang terpenting, vertikultur bisa dilakukan siapa aja nih guys, termasuk kamu
Bercocok tanam secara vertikultur mungkin terlihat ribet, padahal sebenarnya gak juga lho. Banyak kok pemula vertikultur yang sukses memproduksi sendiri sayuran di pekarangan rumahnya yang sempit. Bahkan, kamu bisa menjadikan vertikultur ini sebagai hobimu.
Nah guys, sekarang pasti sudah paham kan kenapa lahan terbatas gak lagi jadi alasanmu untuk gak bertani. Jadi, kapan nih kamu akan memulai bercocok tanam ala vertikultur? Selain bisa menikmati hasil panen dari vertikultur buatanmu sendiri, tatanan vertikultur yang apik juga bisa menambah estetika rumahmu, kan?
Baca Juga: 9 Manfaat Kesehatan Ini Bisa Kamu Dapatkan dari Berkebun Lho!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.