Polusi udara memang menyebalkan. Gak hanya berisiko terhadap kesehatan, polusi udara juga bisa merusak penampilan dan menyebabkan rasa gak enak ketika bernapas. Untungnya sekelompok peneliti di India mampu memanfaatkan polusi udara dengan mengubahnya menjadi tinta.
Tinta dari polusi ini digunakan untuk keperluan printing maupun untuk karya para seniman kondang di seluruh dunia. Tinta ini diberinama "Air Ink" dan mulai diproduksi secara massal dengan sponsor dari bir The Tiger.
Banyak negara berbasis industri dan berpolusi tinggi merasa terbantu dengan ditemukannya salah satu solusi terhadap polusi udara ini. Salah satunya juga Indonesia, yang tentunya bisa diterapkan di daerah-daerah industri.
Beberapa perusahaan printer mulai mengaplikasikan tinta "Air Ink" untuk kebutuhan yang lebih ramah lingkungan. Hasil cetaknya begitu jelas dan tahan lama.
Para peneliti menciptakan filter khusus yang akan menangkap partikel jelaga untuk nanti diproses secara lebih lanjut agar bisa digunakan sebagai tinta.
Karena jalur pembuangan asap polusi dari kendaraan maupun pabrik bermacam-macam ukurannya, maka filter yang digunakan untuk menangkap jelaganya juga terdiri dari bermacam-macam ukuran.
Meletakkan filter tepat di ujung pembuangan gak hanya akan menangkap jelaga untuk keperluan diubah menjadi tinta, tapi juga memastikan udara yang keluar dari pipa pembuangan lebih gak berisiko.
Jelaga yang ditangkap oleh filter banyak mengandung karbon dan berbagai senyawa kimia berbahaya, serta bersifat karsinogenik. Proses pemurnian jelaga akan berfungsi menjamin tinta yang digunakan nanti gak berisiko terhadap kesehatan.
Ketika partikel jelaga telah dimurnikan, sebagian besar kandungannya adalah karbon dan kita gak perlu lagi khawatir dengan bahaya karsinogeniknya.
Dalam berbagai ukuran dan jenis media pengaplikasiannya, seperti: kertas, plastik, dinding dan masih banyak lagi, "Air Ink" dikenalkan ke publik. Publik menyambutnya dengan antusias.
Ibaratnya filter ukuran kecil harus dipasang ke knalpot mobil atau kendaraan lain selama 30-50 menit untuk bisa membuat satu pena atau spidol.
Selain hasil coretannya yang bagus, seniman wanita ini ingin membuktikan bahwa tinta hasil dari "Air Ink" mampu bertahan dengan kuat bahkan dari perubahan cuaca ataupun temperatur luar ruangan.
Dengan diletakkannya filter pada ujung pembuangan asap, maka asap yang keluar darinya akan lebih bersih karena jelaganya telah tersaring.
"Air Ink" adalah salah satu inovasi hasil pemikiran sederhana dari peneliti-peneliti lokal yang mampu membuat hidup di bumi lebih baik. Kita bisa terinspirasi dari mereka untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk dunia. Bukan untuk bersaing, tapi untuk saling membantu satu sama lain.