Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahami

Jarang dibahas, tetapi nyata adanya

Pernah mendengar istilah Seasonal Affective Disorder atau yang biasa disingkat S.A.D.? Kondisi ini biasa diterjemahkan sebagai gangguan mood musiman, yakni sejenis depresi ringan yang berulang di waktu yang sama setiap tahunnya.

Gejala S.A.D. bermacam-macam, seperti merasa lebih moody, kehilangan energi, susah tidur, ngidam secara berlebihan, dan lain-lain pada musim-musim tertentu. Secara umum, S.A.D. juga lebih sering dialami oleh individu yang tinggal di negara dengan empat musim. Namun bukan berarti ini tidak terjadi di negara dua musim. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini fakta-fakta ilmiahnya!

1. Masih sering dianggap tidak nyata

Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahamikimsaeed.com

Meski terdengar asing (terutama di Indonesia) dan sifatnya yang temporer, gangguan mood musiman ini benar terjadi. Sayangnya, bahkan di negara empat musim sekalipun, banyak penderita yang kurang cukup menyadari bahwa kondisi ini riil. Mereka kerap menganggap diagnosis S.A.D. tidaklah nyata, mengabaikan gejalanya, dan justru menyalahkan diri sendiri atas gangguan mood yang dirasakan. 

2. Tidak hanya terjadi pada musim dingin

Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahamihackensackmeridianhealth.org

Hanya karena musim dingin dan musim gugur (atau musim hujan, jika di negara dua musim) identik dengan suasana sendu, bukan berarti S.A.D. tidak dapat terjadi di musim yang lebih ceria. Musim panas yang menjadi musim favorit bagi kebanyakan orang pun rupanya tidak berarti bebas dari S.A.D.. Penderita pun akan mengalami beberapa gejala, salah satu yang paling umum adalah merasa begitu kekurangan tenaga.

3. S.A.D. lebih dari sekadar 'sad'

Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahamistandard.co.uk

Seseorang yang mengalami S.A.D. lebih dari hanya sekadar mengalami rasa sedih di musim tertentu. Setidaknya, untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, seseorang dikategorikan mengalami gangguan mood musiman bila telah mengalami depresi musiman selama setidaknya dua tahun. Selain itu, sebanyak 70 persen orang-orang yang memang mengalami depresi reguler akan merasa lebih buruk ketika musim dingin tiba.

4. Lebih banyak terjadi dibanding yang diperkirakan

Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahamilifereaction.com

Menurut American Academy of Family Physicians, sekitar empat sampai enam persen orang menderita S.A.D dalam tingkat yang parah. Sementara itu, 10 sampai 20 persen lainnya mengalami S.A.D dalam tingkat yang lebih ringan. Adapun risiko wanita mengalami depresi jenis ini empat kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki dan paling sering menyerang individu yang berada di usia 20-an tahun.

5. Sistem kardian dan risiko yang lebih tinggi

Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahamigoalcast.com

Mereka yang justru aktif beraktivitas di malam hari dan menghabiskan pagi dan siang hari di dalam ruangan, maka sistem sirkadiannya pun akan terganggu. Kebiasaan ini dapat mengganggu aliran hormon dan menyebabkan risiko terkena S.A.D. lebih tinggi. Adapun salah satu cara paling mudah untuk membantu menurunkan risiko ini adalah dengan memperbanyak waktu di bawah paparan sinar matahari setiap harinya.

Baca Juga: 7 Mitos & Omong Kosong Tentang Cara Merawat Gangguan Kesehatan Mental

6. Light box therapy bisa jadi solusi

Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahamilawsociety.org.uk

Bila mendapat kesempatan untuk berada di bawah paparan sinar matahari cukup susah didapatkan, light box therapy bisa jadi solusinya. Terapi ini digunakan untuk membantu memperbaiki siklus dan kualitas tidur serta mood.

Saat memilih light box yang akan digunakan, menurut Mayo Clinic, pastikan item tersebut memiliki emisi UV yang sangat kecil dan mempunyai intensitas 10 ribu lux. Tak lupa, gunakan selama sekitar 20 hingga 30 menit atau sesuai anjuran.

7. Terapi bicara lebih baik dibandingkan terapi cahaya

Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahamichristianrehabnetwork.com

Sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal of Psychiatry menunjukkan bahwa penderita S.A.D yang melakukan CBT (Cognitive Behavior Therapy) selama enam minggu memiliki kemungkinan lebih kecil untuk kembali mengalami depresi serupa pada musim yang sama di tahun selanjutnya, dibandingkan mereka yang menggunakan terapi cahaya. Sementara itu, satu dari empat penderita S.A.D. yang menggunakan terapi cahaya kambuh di musim dingin selanjutnya.

8. Selalu memiliki agenda sosial

Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahamitropicsgourmet.com

Untuk menghindari risiko yang lebih besar, memastikan tetap memiliki agenda sosial dengan baik adalah salah satu cara yang dapat dilakukan. Dibandingkan mengurung diri di rumah, berinteraksi dengan kawan, keluarga, maupun pasangan akan sangat membantu.

9. Menyibukkan diri dengan rencana dan produktivitas yang menyenangkan

Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahamicollective-evolution.com

Terkungkung dengan emosi dan energi negatif yang justru membuat depresi ringan jadi lebih buruk. Karena itu, merencanakan hal-hal yang menyenangkan seperti liburan bisa jadi alternatif. Bila ingin melakukan hal yang lebih produktif pun tidak menjadi masalah, selama justru tidak menambah beban.

10. Mencegah lebih mudah daripada mengobati

Gangguan Mood Musiman, Ini 10 Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Pahamiheresthejoy.com

Sebelum musim di saat depresi biasanya muncul, ada baiknya penderita S.A.D untuk lebih awal melakukan konsultasi kepada ahlinya. Dengan begitu, beberapa pencegahan dapat dilakukan sedari dini sehingga tidak perlu sampai mengalami lagi siklus tersebut. Kalau bisa dicegah, kenapa menunggu diobati?

Nah, itulah beberapa hal tentang S.A.D. alias gangguan mood musiman. Oh ya, tak hanya di negara empat musim, tetapi S.A.D juga bisa terjadi di negara dua musim. Kamu pernah mengalaminya? Atau mengenal seseorang yang pernah mengalaminya?

Baca Juga: 7 Fakta Gangguan IED, Pria Perusak Motor Viral Salah Satu Penderitanya

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya