ilustrasi penelitian (pexels.com/Chokniti Khongchum)
Dalam uji coba awal, sistem ini membantu pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan karena masalah kualitas sperma dan produksi sel telur. Dari lima telur donor yang difertilisasi dengan sistem otomatis, empat berhasil berkembang menjadi embrio.
Sementara itu, tiga telur lainnya yang diproses secara manual juga berhasil menjadi embrio.
Embrio terpilih dari proses otomatis kemudian ditanamkan, dan salah satunya berhasil berkembang hingga lahir. Hal ini menandai keberhasilan pertama teknologi ini dalam menciptakan kehidupan.
Meskipun hasil awal ini memberi harapan besar, para ahli menegaskan perlunya studi skala besar untuk benar-benar mengukur efektivitasnya. Selain itu, pertimbangan biaya juga menjadi tantangan di awal penerapan teknologi ini. Namun seiring waktu, dengan pengembangan lebih lanjut, sistem IVF otomatis berpotensi menjadi standar baru yang lebih efektif.
Referensi
Mendizabal-Ruiz, Gerardo, Alejandro Chavez-Badiola, Estefanía Hernández-Morales, et al. “A Digitally Controlled, Remotely Operated ICSI System: Case Report of the First Live Birth.” Reproductive BioMedicine Online, April 1, 2025.
"World's first baby born by IVF done almost entirely by a machine". Diakses pada April 2025. New Scientist.