Apa jadinya hidup manusia tanpa tanaman? Tentu berantakan, ya. Pasalnya, tanaman membantu menyediakan berbagai nutrisi bagi tubuh manusia agar berfungsi, berevolusi, dan bertahan hidup sebagaimana mestinya. Itu sebabnya, manusia mampu menemukan banyak sekali kegunaan tanaman selama ribuan tahun yang lalu.
Orang Mesir Kuno, misalnya, menggunakan tanaman Lavandula atau lavender untuk membuat parfum dan berbagai jenis salep. Lalu, orang Romawi Kuno menggunakan tanaman Salvia officinalis atau sage untuk merawat rambut. Ia pun dibuat obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Nah, penggunaan tanaman pertama, yang diketahui oleh manusia karena sifatnya yang memabukkan dan mengandung bahan psikoaktif, berasal dari abad ke-11 SM atau sekitar 13 ribu tahun yang lalu di Levant atau Syam (wilayah Mediterania Timur). Hal ini diungkapkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports yang berjudul "Fermented beverage and food storage in 13,000 y-old stone mortars at Raqefet Cave, Israel: Investigating Natufian ritual feasting". Saat itu, peradaban Natufian membuat bir beralkohol dari tujuh tanaman yang berbeda. Tanaman berbahan psikoaktif adalah tanaman yang bisa memengaruhi pikiran atau cara kerja otak. Ini pun tergantung pada tanaman tertentu.
Sebagian besar, tanaman yang mengandung bahan psikoaktif biasanya mengandung zat kimia yang memengaruhi berbagai neurotransmiter, seperti reseptor serotonin, dopamin, dan kanabinoid. Zat-zat kimia ini bertanggung jawab atas stimulasi, sedasi, perubahan suasana hati, bahkan halusinasi. Saat ini, tanaman masih memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Nah, banyak juga, nih, yang memanfaatkan sifat psikoaktif tanaman untuk alasan pengobatan, bahkan kesenangan. Apa saja, ya?