ilustrasi diare sebagai efek samping zat aditif (unsplash.com/Giorgio Trovato)
Penggunaan zat aditif pada makanan menerapkan prinsip yang mengutamakan keamanan dan kesehatan konsumsi. Penggunaan bahan tambahan hanya dibenarkan apabila memberikan keuntungan dan gak menimbulkan bahaya bagi konsumen. Maka dari itu, ada lembaga khusus yang memberikan izin edar makanan.
Namun, layaknya makanan umumnya, zat aditif baik alami maupun sintetis bisa memicu reaksi alergi pada sebagian orang. Apabila seseorang mengalaminya, biasanya gejala yang muncul termasuk gangguan pencernaan, seperti diare.
Dilansir Centre for Food Society Hongkong, individu dengan riwayat kesehatan tertentu dapat mengalami reaksi hipersensitif karena beberapa bahan tambahan makanan. Misalnya, sulfur dioksida.
Selain itu, beberapa efek samping lain juga mungkin muncul. Termasuk di antaranya insomnia dan lekas marah sebagai gangguan saraf, atau gatal-tagal, ruam, dan bengkak pada kulit. Asupan makanan yang mengandung zat aditif tertentu pun dapat mengganggu keseimbangan diet dan beberapa kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes.
Penggunaan zat aditif pada makanan dan beberapa minuman telah dipertimbangkan sesuai standar kesehatan. Maka dari itu, sebagian besar tingkat konsumsi yang diharapkan gak berbahaya. Meski demikian, gak ada salahnya memperhatikan asupan konsumsi demi menjaga kesehatan.