MSG Bisa Jadi Kunci untuk Pola Makan yang Sehat Berdasarkan Riset Baru

Wah, pecinta micin akan gembira

Selama beberapa dekade, bahan aditif makanan monosodium glutamat (lebih dikenal sebagai MSG) seakan dianggap setan di negara Barat, beberapa orang Indonesia pun menghindarinya. Baru-baru ini telah ditemukan bahwa MSG tidak berbahaya, atau setidaknya komponen sodiumnya tidak lebih buruk daripada garam. Namun, sekarang kita melihat bukti bahwa molekul yang pernah dijelek-jelekkan ini, bisa menjadi pintu gerbang untuk pola makan yang sehat. Hah kok bisa MSG mengarahkan pada pola makan yang sehat? Dilansir dari iflscience, berikut ini penjelasan selengkapnya!

1. Meskipun ada banyak orang yang mengalami reaksi setelah makan makanan yang mengandung MSG, tidak ada bukti kuat bahwa asam amino penguat rasa ini tidak aman

MSG Bisa Jadi Kunci untuk Pola Makan yang Sehat Berdasarkan Riset Barubakeryandsnacks.com

Sejujurnya, sejarawan telah menelusuri kepercayaan yang meluas tentang dampaknya terhadap rasisme, sebuah konsekuensi sintesis MSG yang ditemukan di Jepang, dan orang Amerika dan Eropa kebanyakan menghadapi molekul di restoran Asia.

Sebuah penelitian terbaru di Nature Neuropsychopharmacology bukan hanya membuat orang-orang yang suka mengampanyekan xenophobia soal jantung berdebar dan sakit kepala setelah makan makanan kaya MSG untuk mempengaruhi diet mereka, merasa kehilangan kesempatan selera rasa sensasional. Ternyata mereka ini juga lebih kesulitan memjaga pilihan makanan mereka tetap sehat.

2. Studi terbaru tentang orang yang berjuang untuk menurunkan berat badan, biasanya (tetapi tidak selalu) menyadari bahwa makan kaldu dengan MSG sebelum makan utama dapat mengurangi konsumsi kalori secara keseluruhan

MSG Bisa Jadi Kunci untuk Pola Makan yang Sehat Berdasarkan Riset Barueverythreeweekly.com

Ini dibandingkan dengan mengonsumsi sup yang identik tanpa MSG. Namun mekanisme itu belum dapat dijelaskan dengan detail. Akibatnya, Dr Miguel Alonso-Alonso dari Harvard Medical Center melakukan tes serupa, tetapi lebih melacak perilaku peserta ketika disajikan dengan makanan prasmanan, termasuk menggunakan pelacakan mata yang terkomputerisasi dan pendeteksian reaksi otak dengan neuroimaging.

Pengamatan rinci seperti itu hanya praktis dengan ukuran sampel kecil, dalam hal ini, 30 wanita berusia 18-30 tahun. Sehingga hasil temuan ini perlu ditindaklanjuti dengan hati-hati.

3. Namun MSG tidak secara signifikan mengurangi konsumsi kalori di penelitiannya, melainkan menyebabkan pilihan makanan yang lebih sehat

MSG Bisa Jadi Kunci untuk Pola Makan yang Sehat Berdasarkan Riset Barunarcity.com

Alonso-Alonso melaporkan MSG tidak secara signifikan mengurangi konsumsi kalori di penelitiannya, tetapi menyebabkan pilihan yang lebih sehat, terutama makan lebih sedikit lemak jenuh. Selain itu, efek terbesar terlihat di antara para wanita yang menggambarkan diri mereka sebagai kurang pengendalian diri dan rentan tergoda dengan makan-makan dalam jumlah besar.

Pelacakan mata menunjukkan bahwa setelah makan MSG, para peserta lebih fokus pada makanan yang mereka pilih, bukannya terganggu oleh pilihan lain dalam prasmanan, atau bahkan beralih di antara bagian-bagian pengelompokan jenis makanan.

4. Setelah konsumsi MSG, ada lebih banyak aktivitas di korteks prefrontal kiri, bagian dari otak yang dikaitkan dengan pengendalian diri ketika berbicara soal pilihan makanan

MSG Bisa Jadi Kunci untuk Pola Makan yang Sehat Berdasarkan Riset Barusci-news.com

Meskipun pemahaman tentang mekanisme ini masih belum lengkap, Alonso-Alonso dan rekan-rekan penulisnya berpendapat bahwa ini mungkin disebabkan oleh reaksi glutamat di dalam perut, bukan karena rasa umami. Karena para peserta biasanya tidak dapat mengetahui kaldu mana yang telah diberikan.

MSG Bisa Jadi Kunci untuk Pola Makan yang Sehat Berdasarkan Riset Baruallergymedicationguide.com

Penelitian hanya menguji satu kali makan, jadi pertanyaan apakah efek glutamat yang dikirimkan akan hilang jika terlalu sering, belum dapat dijawab. Selain itu, klise lama masih berlaku: orang mengaku bahwa sejam setelah mereka makan chinese food, mereka akan merasa lapar lagi - kebenaran soal ini tidak diselidiki oleh Alonso-Alonso. Ada hal positif dari setiap hal, ternyata termasuk juga micin. Siapa penggemar micin akut?

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Tania

Berita Terkini Lainnya