Yuzuru Hanyu memecahkan banyak rekor dunia. Ia adalah atlet Asia pertama yang meraih medali emas di Sochi 2014 untuk kategori pria, seperti dikutip dari Deadspin.com. Ia juga atlet pertama dalam 66 tahun terakhir sejak Dick Button yang meraih emas di olimpiade dua kali berturut-turut.
Perjuangan Yuzu meraih kemenangan tersebut tidaklah semulus yang dibayangkan. Banyak liku-liku kehidupan yang harus dihadapi atlet kelahiran 1994 ini hingga bisa berdiri kembali di podium olimpiade.
Sejak kecil Yuzuru Hanyu sangat menyukai dan berbakat di bidang olahraga. Ia senang bermain sepak bola dan permainan outdoor lainnya. Hingga suatu saat ibunya menyadari bahwa Yuzu sering kali tersengal-sengal ketika berlari, terutama di luar ruangan.
Keluarganya juga sering terbangun tengah malam karena suara batuk Yuzu yang tidak henti-henti.
Awal Yuzu mengenal skating karena kakaknya yang mengikuti les skating. Kemudian karena keterbatasan dana keluarga, sang kakak mengalah untuk sang adik dengan membiarkan Yuzu untuk fokus sebagai atlet figure skating.
Selain karena terinspirasi kakaknya, Yuzu memilih figure skating karena olahraga ini lebih bersih dari debu yang merupakan pemicu asmanya kambuh.
Berdasarkan situs ISU (International Skating Union), yang dilansir dari Isuresults.com, Yuzu hanya menghabiskan waktu latihan di es selama 14 jam/minggu karena keterbatasan asmanya.
Ini berarti Yuzu hanya berlatih di atas es selama 2 jam/ harinya. Berbeda dengan atlet figure skating lainnya yang bisa menghabiskan waktu selama 20-30 jam/minggu.
Masih ingat gempa dan tsunami yang menimpa daerah wilayah Tohoku Jepang pada 2011 lalu? Gempa tersebut merupakan yang terbesar di Jepang dan masuk empat besar gempat terbesar di dunia. Gempa berkekuatan 9 SR tersebut juga membuat tempat tinggal Yuzu porak poranda.
Pada saat gempa terjadi, Yuzu sedang latihan di ice rink. Ia segera keluar dari tempat latihannya masih dengan memakai sepatu skating. Dilansir dari Reuters.com, ice rink tempatnya berlatih hancur. Namun beruntung ia berhasil selamat dari bencana tersebut.
Pencinta animasi Tokyo Ghoul ini terkenal memiliki tekad yang kuat dan cenderung ambisius. Ditambah lagi, ia dibesarkan dari keluarga yang mengutamakan pendidikan. Oleh sebab itu, tidak heran ia juga sangat memperjuangakan sisi akademiknya.
Saat ini Yuzu masih berkuliah di Waseda University, universitas swasta terbaik di Jepang. Tidak jarang pula ia menghubungkan mata kuliah yang dipelajarinya dengan figure skating untuk meningkatkan performanya.
Yuzuru merupakan atlet yang cukup sering mengalami cedera. Dilansir dari Japantimes.co.jp, cedera paling parah yang pernah dialaminya adalah saat Grand Prix of Figure Skating Series: Cup of China pada 2014 lalu.
Pada saat pemanasan tepat sebelum free program dimulai, ia dan skater asal Cina, Han Yan bertabrakan keras. Yuzu mengalami cedera paling parah hingga kepala dan dagunya harus diperban karena mengeluarkan darah.
Meski begitu ia bersikukuh ingin tetap berkompetisi. Akhirnya pada free program tersebut ia mengalami lima kali jatuh dalam lompatannya. Namun ia berhasil naik podium sebagai peraih silver.
Tidak hanya kepala dan dagunya, kaki dan perutnya juga mengalami cedera parah. Hingga untuk pertama kalinya ia berpikir ingin berhenti dari kompetisi figure skating.
Yuzuru Hanyu sangat sopan kepada semua orang. Baik itu kepada pelatihnya, para atlet, fans, maupun anak kecil. Ia tidak pernah lupa untuk mengucapkan terima kasih ketika selesai rangkaian acara figure skating, terutama saat gala exhibiton.
Yuzu juga tidak lupa untuk hormat kepada para pelatihnya ketika ia telah menyelesaikan penampilan yang menurutnya sempurna, tanpa adanya kesalahan. Ia sering mengalungkan medali yang diraihnya kepada orang-orang yang sangat berjasa baginya. Seperti keluarganya, pelatih, hingga reporter yang mewawancarainya.
Yuzu memperlakukan orang-orang di sekitarnya dengan akrab layaknya sebuah keluarga. Tidak jarang pula ia bercanda dengan para pelatih dan teman-temannya namun tentunya tetap dengan cara yang sopan.
Pemecahan 12 rekor dunia menunjukkan bahwa Yuzu adalah orang yang tidak cepat puas dengan pencapaiannya. Ia selalu merasa masih ada ruang dalam penampilannya untuk terus diasah dan diasah lebih baik lagi.
Ia membuat batas untuk dirinya, melampaui batas tersebut, dan menciptakan batas baru yang lebih tinggi lagi dan berusaha untuk melampauinya kembali.
Pada saat ia memenangkan Olimpiade Musim Dingin pada 2014 yang lalu, seluruh uang hadiah yang didapatkan, ia sumbangkan untuk para korban gempa dan tsunami pada tahun 2011 lalu. Ia juga mengadakan ice show keliling dunia demi menggalang dana untuk para korban gempa tersebut sehingga cepat pulih.
Tidak hanya itu, seluruh boneka Winnie the Pooh yang ia dapatkan selesai kompetisi, ia sumbangkan ke yayasan anak terdekat. Tentu saja, sebelumnya ia memisahkan surat dari fans untuk ia simpan.
Walau Yuzu sering bertingkah menggemaskan dan tak terduga namun ia juga memiliki pemikiran yang bijaksana. Pemikiran tersebut bisa dilihat dari wawancaranya dengan selalu memberikan jawaban yang optimis, hingga beberapa perkataannya dijadikan quote. Satu quote dia yang terkenal adalah:
“I hate when I am weak but being weak means I have the potential to become stronger."
Lagi-lagi perjalanan Yuzu tidak semulus yang diharapkan. Ia kembali mengalami cedera di kaki kanannya saat Grand Prix of Figure Skating Series: NHK Trophy pada 2017. Tepat 3 bulan sebelum Olimpiade.
Insiden tersebut mengharuskan Yuzu untuk beristirahat dan mengorbankan empat kompetisi besar. Di antaranya Grand Prix of Figure Skating Final, Japan Nationals, 4CC, dan Team Event untuk Olimpiade Musim Dingin.
Perjuangan Yuzu mendapatkan dua emas olimpiade berturut-turut merupakan bukti dari kegigihannya menghadapi tantangan. Seluruh hambatan yang ia hadapi dari luar dan dalam dirinya sendiri menjadikannya sosok yang lebih kuat dan lebih bijaksana menghadapi kehidupan.
Tekad yang kuat diimbangi dengan konsistensi latihan terus menerus membuatnya menjadi lawan yang tangguh. Segala kesulitan dan bencana yang ia hadapi membuatnya menjadi pribadi yang peka dan peduli sekitar.
Tidak heran dengan segala yang ada pada dirinya membuat orang-orang sangat menyukai sosok Yuzuru Hanyu, baik di dalam maupun di luar ice rink.