Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Blunder Alberto Puig di Repsol Honda, Tak Boleh Terjadi Lagi

Alberto Puig (motogp.com)
Alberto Puig (motogp.com)

Repsol Honda sedang terpuruk dalam 3 tahun terakhir. Bagaimana tidak, kedigdayaan tim yang membawa Marc Marquez merebut enam gelar juara dunia MotoGP seakan tak berbekas. Apalagi sejak ditinggal cedera sang pembalap secara bertubi-tubi. Performa Repsol Honda di lintasan balap pun tercecer di barisan tengah, bahkan belakang.

Sejak 2020 hingga pertengahan 2022, Repsol Honda hanya bisa mengemas tiga kemenangan. Semuanya diperoleh berkat upaya Marc Marquez pada 2021. Pembalap lainnya terlihat tak berdaya di atas RC213V yang memang hanya bisa dijinakkan The Baby Alien.

Masalah yang terjadi di tim Repsol Honda salah satunya karena berbagai keputusan blunder manajer tim, Alberto Puig. Disarikan dari Speedweek, ada lima kesalahan yang telah dilakukannya.

1. Tidak mempertahankan Dani Pedrosa sebagai pembalap penguji Honda

Dani Pedrosa (motogp.com)
Dani Pedrosa (motogp.com)

Dani Pedrosa pensiun sebagai pembalap reguler MotoGP pada akhir musim 2018. Mantan pembalap Repsol Honda ini punya segudang pengalaman dan pernah menjadi runner-up MotoGP 2007, 2010, dan 2012.

Sayangnya, saat ia memutuskan pensiun, Alberto Puig tak berminat menjadikannya sebagai pembalap penguji Honda. Alasannya karena tinggi Dani Pedrosa yang dianggap tak ideal untuk mengembangkan motor.

Penilaian itu terbukti salah. Pedrosa yang kini bekerja untuk KTM sebagai pembalap penguji berhasil mengembangkan RC16 yang bisa memenangi balapan di kelas premier.

2. Menjadikan Jorge Lorenzo sebagai pembalapnya

Jorge Lorenzo (motogp.com)
Jorge Lorenzo (motogp.com)

Pensiunnya Dani Pedrosa meninggalkan kursi kosong di tim Repsol Honda. Alih-alih mencari pembalap muda bertalenta, Alberto Puig lebih memilih untuk meminang Jorge Lorenzo untuk musim 2019. Ia percaya bahwa juara dunia MotoGP tiga kali itu mampu beradaptasi dengan RC213V.

Asumsi ini pun keliru. Jorge Lonrenzo, yang pada dua musim sebelumnya kesulitan beradaptasi dengan Ducati, tak bisa mempersembahkan satu podium pun untuk Honda.

3. Tak menjadikan Joan Mir dan Jorge Martin pembalap Repsol Honda saat punya kesempatan

Joan Mir, Jorge Martin, dan Fabio Quartararo (motogp.com)
Joan Mir, Jorge Martin, dan Fabio Quartararo (motogp.com)

Repsol Honda sebenarnya punya kesempatan untuk merekrut pembalap muda berpotensi. Sebut saja Joan Mir dan Jorge Martin.

Pada 2019, Joan Mir yang dipromosikan ke MotoGP punya kesempatan besar bergabung dengan Honda. Namun, Alberto Puig seolah membiarkan Mir bergabung dengan Suzuki.

Setahun berikutnya, Joan Mir terbukti jadi aset berharga dengan mengemas gelar juara dunia untuk Suzuki. Sedangkan, Jorge Martin kini mengoleksi beberapa podium dan kemenangan di kelas MotoGP. Ia menjadi salah satu pembalap andalan bagi pabrikan Ducati.

4. Memilih Alex Marquez dan Pol Espargaro sebagai pembalap Repsol Honda

Alex Marquez dan Pol Espargaro (motogp.com)
Alex Marquez dan Pol Espargaro (motogp.com)

Untuk musim 2020, Alberto Puig mengandalkan Alex Marquez sebagai tandem kakaknya, Marc Marquez, di Repsol Honda. Puig beralasan bahwa Alex adalah pilihan terbaik saat itu. Sayangnya, saat seri balapan pada musim tersebut belum selesai, Puig sudah mencari penggantinya.

Manajer asal Spanyol itu memilih Pol Espargaro untuk berlaga pada 2021 dan 2022. Ia menilai gaya balap Pol mirip dengan Marc Marquez. Merujuk Speedweek, analisis ini pun tak tepat karena Marc mengendalikan motor dengan roda depan, sedangkan Pol dengan roda belakang.

5. Membiarkan Marc Marquez kembali ke lintasan balap padahal baru selesai operasi

Marc Marquez dan Alberto Puig (motogp.com)
Marc Marquez dan Alberto Puig (motogp.com)

Boleh jadi blunder terbesar Alberto Puig terjadi pada Juli 2020. Saat itu, ia membiarkan Marc Marquez kembali turun balap padahal baru selesai menjalani operasi humerus.

“Kamu tidak bisa mengatakan tidak kepada pembalap yang benar-benar ingin membalap,” kata Puig seperti dikutip Speedweek.

Keputusan ini paling bermasalah. Mencoba mengaspal setelah 5 hari operasi, Marc Marquez kini menghabiskan waktu 3 tahun untuk melakukan pemulihan. Akibatnya, Repsol Honda sama sekali tak berdaya dalam persaingan di MotoGP.

Repsol Honda harus bisa mengatasi masalah yang membelitnya selama 3 tahun terakhir. Salah satu caranya dengan memilih pembalap hebat dan cepat yang bisa jadi tandem Marc Marquez sekaligus jadi penggantinya jika ia tak ada. Mungkinkah pembalap itu Joan Mir?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us