Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang 2018 sudah berakhir. Ada berbagai cabang perlombaan yang menarik dan jarang untuk diulas, yaitu figure skating. Bagi sebagian orang mungkin figure skating atau seluncur indah kelihatannya mudah dan hampir mirip tarian saja.
Padahal olahraga musim dingin tertua di dunia, menurut Olympic.org ini, memiliki komposisi olahraga lebih dari itu. Berikut adalah lima fakta olahraga figure skating yang harus kamu tahu.
Figure skating memiliki empat nomor perlombaan yang terdiri dari single skating putra, single skating putri, skating berpasangan (satu putra dan satu putri), dan ice dance (satu putra dan satu putri).
Keempat disiplin tersebut memiliki komposisi gerakan berbeda-beda yang harus dipatuhi oleh para atlet. Misalnya, komposisi lagu, lompatan, putaran, kerumitan gerak kaki, dan sebagainya.
Namun secara umum seluruh disiplin tersebut harus menampilkan dua buah program, yaitu short program dan long/free program. Perbedaan keduanya hanyalah durasi waktu musik dan komposisi gerakan yang lebih rumit pada long/free program.
Penilaian tersebut berdasarkan pada pedoman federasi skating internasional, ISU (The International Skating Union), yang terdiri dari 9 juri dari berbagai negara. Namun pada kompetisi-kompetisi berskala lebih kecil, komposisi jurinya bisa di bawah itu.
Penilaian figure skating merupakan gabungan dari 2 aspek penilaian, yaitu TES (Technical Element Score) dan PCS (Program Components Score).
Pada TES yang dinilai adalah teknik skater berupa lompatan, putaran, dan kerumitan gerak kaki. Setiap elemen tersebut dinilai lebih mendalam lagi. Misalnya, seorang atlet berencana melakukan lompatan quad loop (4Lo), triple loop (3Lo), atau double (2Lo), maka juri akan menilai apakah jumlah putaran dalam lompatan yang dilakukan sang atlet sudah benar atau belum sesuai jumlah yang seharusnya.
Selain itu, juri juga akan menilai ketepatan blade (mata pisau) yang terdapat pada sepatu atlet sebelum dan setelah melakukan lompatan.
Pada PCS yang dinilai adalah aspek penampilan seni atlet secara keseluruhan. Misalnya, ekspresi skater, penjiwaan terhadap musik, ketepatan gerakan terhadap musik, koreografi, dan sebagainya.
Penilaian yang rumit membuat figure skating menjadi salah satu olahraga tersulit di dunia menurut Theodysseyonline.com. Seorang atlet figure skating tidak hanya asal lompat saja. Tetapi mereka juga harus lompat sesuai peraturan dengan penempatan blade yang tepat dan pendaratan yang anggun.
Mereka juga setidaknya harus memahami sains dasar agar tidak pusing saat berputar ataupun menghindari cedera saat terjatuh. Selain teknik-teknik yang rumit, mereka juga harus memperhatikan pola lantai es bekas mereka berseluncur. Karena para juri juga menilai performa peserta melalui pola lantai es tersebut.
Tidak hanya itu, mereka juga harus pintar-pintar mengatur strategi untuk komposisi elemen yang akan ditampilkan berdasarkan kelebihan dan kelemahan mereka, agar dapat menciptakan poin sebanyak-banyaknya.
Selain itu, mereka juga harus meminta izin untuk musik yang akan digunakan untuk kompetisi pada sang komposer agar tidak terjadi pelanggaran hak cipta.
Bayangkan bagaimana caranya agar atlet dapat olahraga dan menari sekaligus di atas es dengan sepatu yang hanya sedikit lebih tebal dari pisau. Tentunya dibutuhkan latihan keseimbangan, kelenturan, kekuatan, dan konsistensi yang sangat tinggi. Maka tidak heran jika para atlet figure skating memulai karier mereka sejak dini, sekitar usia 4-5 tahun.
Meskipun sulit dan rumit, banyak sisi menyenangkan dari figure skating. Berseluncur di atas es dengan kostum dan musik yang indah tentunya sangat menyenangkan. Karena ini tidak hanya tentang olahraga saja, tetapi juga menggabungkan musik dan tarian.
Serasa terbang di atas es, para atlet bisa menyampaikan cerita mereka, emosi mereka, terlebih lagi ketika selesai tampil, maka banyak para penonton yang melemparkan hadiah ke ice rink.
Satu hal yang paling menyenangkan adalah adanya acara gala exhibition yang merupakan penampilan ketiga para atlet murni dengan tujuan menghibur dan mengutamakan aspek artistik tanpa adanya penilaian dari juri. Setelah itu, biasanya ada banquet yang berupa acara untuk para atlet mempererat persahabatan mereka.
Di balik kesulitan dan keindahan figure skating, dibutuhkan pengorbanan luar biasa untuk menjadi seorang atlet figure skating. Pengorbanan tersebut terjadi dari berbagai aspek, termasuk biayanya yang sangat besar, seperti dilansir dari Thisisinsider.com.
Misalnya saja, sepatu figure skating berkualitas tinggi harga minimalnya bisa mencapai Rp15 juta dan tiap atlet tentunya memiliki lebih dari 1 sepatu. Biaya kostumnya yang bisa mencapai Rp30 juta untuk 2 pasang kostum.
Tentunya mahal karena kostum tersebut selain harus nyaman juga menggunakan teknologi agar tidak mudah robek akibat pergerakan atlet.
Belum lagi biaya pelatih, klub keanggotaan, koreografer, terapis, perawatan blade bulanan, akomodasi dan transportasi saat kompetisi, dan kursus penunjang seperti balet dan pilates. Oleh sebab itu tidak heran jika figure skating disebut olahraga elit dan banyak para atlet yang berusaha mendapatkan sponsor.
Selain dari segi biaya, para atlet juga harus siap mengorbankan waktu bersenang-senang bersama teman-teman untuk latihan secara konsisten. Latihan yang dijalani juga berat. Karena selain di atas ice rink, para atlet juga harus melatih tubuh mereka di luar ice rink.
Mereka juga harus menjaga pola makan dan bentuk tubuhnya. Karena perubahan bentuk tubuh yang sedikit saja akan memberikan dampak besar pada performa mereka. Oleh sebab itu, proses pubertas secara tidak langsung merupakan ancaman bagi para atlet, terutama atlet wanita.
Jadi, apakah kamu berminat menjadi atlet figure skating?