Untuk menjadi juara Formula 1 dibutuhkan konsistensi sepanjang musim. Pasalnya, jika melakukan kesalahan sedikit saja, para pembalap tersebut harus rela kehilangan poin yang sangat berharga.
Apalagi, jika tertinggal cukup jauh dari sang rival, pastinya akan sangat sulit untuk menjadi juara dunia. Namun, berkat perjuangan tak kenal menyerah, sederet pembalap ini tetap berhasil menggenggam gelar juara dunia. Berikut enam comeback terbaik dalam sejarah Formula 1 dalam perebutan gelar juara dunia.
Terdapat sepuluh balapan pada Formula 1 musim 1964. Namun, hingga seri kelima, John Surtees masih tertahan di peringkat ketujuh dan tertinggal 20 poin dari sang pemuncak klasemen, Jim Clark.
Selisih itu terbilang cukup besar mengingat Formula 1 saat itu hanya memberikan 9 poin kepada pemenang balapan. Menjelang akhir musim, masalah reliabitas pada mobil Clark membuatnya kehilangan beberapa poin.
Alhasil, setelah melalui drama pada seri terakhir di GP Meksiko, John Surtees berhasil mengunci gelar juara dunia. Hal itu juga tak lepas dari Clark yang gagal finis ketika balapan menyisakan satu lap lagi.
Gelar juara dunia musim 1976 sepertinya akan dimenangkan oleh Niki Lauda. Bagaimana tidak, hingga pertengahan musim, pembalap asal Austria tersebut punya selisih poin cukup jauh dengan para rivalnya, terutama James Hunt.
Namun, kecelakaan parah yang dialaminya di sirkuit Nurburgring membuat peta persaingan kembali terbuka. Ketika Lauda absen, James Hunt tampil gemilang dengan meraup beberapa kemenangan. Hunt pun akhirnya memastikan gelar juara dunianya pada seri penutup di GP Jepang.
Tak mudah bagi Kimi Raikkonen untuk menggenggam gelar juara dunia 2007. Ia kala itu harus bersaing ketat dengan duo McLaren, Fernando Alonso dan Lewis Hamilton. Bahkan, Raikkonen sempat tertinggal hingga 18 poin dari Hamilton ketika balapan menyisakan beberapa seri saja.
Namun, tensi yang memanas antara kedua pembalap McLaren tersebut mampu dimanfaatkan Raikkonen untuk menipiskan selisih poin. Puncaknya adalah ketika ia berhasil mengunci gelar juara usai memenangi GP Brasil dengan keunggulan hanya satu poin dari Hamilton dan Alonso.
Alain Prost sempat berjarak 11 poin dari Nigel Mansell ketika balapan tinggal menyisakan 5 seri lagi. Terlebih ia harus didiskualifikasi di GP Italia. Tak heran semua mengunggulkan Mansell untuk meraih gelar juara dunia.
Namun, drama terjadi pada seri pamungkas di GP Australia. Mansell mengalami pecah ban jelang balapan berakhir sehingga gagal menyelesaikan balapan. Sementara itu, kemenangan yang diraih Prost membuatnya merengkuh gelar juara dunia keduanya.
Awal musim yang tidak terlalu baik membuat Sebastian Vettel berselisih cukup jauh dari Fernando Alonso dan Mark Webber. Bahkan, ketika memasuki seri pamungkas di GP Abu Dhabi, Vettel masih tertinggal 15 poin dari Alonso.
Misi harus menang pun dilakoni Vettel dengan sempurna ketika ia menjadi pembalap pertama yang melintasi garis finis. Sementara itu, penampilan buruk Alonso dan Webber membuat keduanya hanya mampu finis ketujuh dan kedelapan.
Berkat hasil tersebut, Vettel pun berhasil meraih gelar juara dunia pertamanya. Ia juga merupakan juara dunia termuda dalam sejarah Formula 1, sekaligus juara dunia pertama bagi Red Bull.
Jika comeback Vettel pada musim 2010 sudah luar biasa, ia melakukan hal yang lebih fenomenal pada musim 2012. Vettel mampu bangkit setelah sempat tertinggal 44 poin dari Fernando Alonso.
Pembalap asal Jerman tersebut mulai bangkit ketika ia meraih empat kemenangan beruntun dari GP Singapura hingga India. Hal itu membuatnya berbalik mengungguli Alonso hingga akhirnya berhasil menggenggam gelar juara ketiganya.
Meskipun sempat tertinggal dengan selisih cukup jauh dari para pesaingnya, mereka mampu membuktikan bahwa semangat pantang menyerah mampu membuahkan gelar juara dunia di akhir musim. Mana comeback paling fenomenal menurut kamu?