NBA tidak hanya menampung pemain-pemain dari Amerika Serikat. Dalam sejarahnya, banyak juga pebasket non-Amerika Serikat berkiprah di liga bola basket nomor satu sedunia itu.
Pebasket berkebangsaan Australia menjadi salah satu penyumbang pemain terbanyak di NBA. Pada musim ini saja terdapat enam pebasket berkebangsaan Australia di NBA.
Patty Mills merupakan pebasket berkebangsaan Australia paling senior di NBA saat ini. Point guard yang juga menjadi kapten timnas Australia ini terpilih di urutan ke-55 oleh Portland Trail Blazers pada NBA Draft 2009. Ia sempat bermain untuk tim asal Oregon tersebut selama 2 musim.
Pada 2011, Mills bermain di Liga Autralia dan Liga China sebelum mendapatkan tawaran dari San Antonio Spurs. Mills mencatatkan satu gelar juara bersama San Antonio Spurs. Pada awal musim ini, ia baru saja pindah ke Brooklyn Nets.
Sama seperti Patty Mills, Joe Ingles juga tergabung dalam NBA Draft 2009. Namun, pada tahun tersebut, Ingles gagal terpilih dan memutuskan untuk berkarier di Eropa. Pada 2014, barulah Ingles bermain di NBA setelah menerima tawaran dari Utah Jazz.
Hingga saat ini, Ingles masih berseragam Utah Jazz dan dikenal sebagai salah satu small forward yang cukup diandalkan. Walaupun bukan tipe pemain yang eksplosif dan cepat, tetapi tembakan tripoin milik Ingles patut diperhatikan
Walaupun sering mendapatkan hujatan karena kemampuan buruknya dalam menembak tripoin, perlu diakui jika Ben Simmons merupakan pebasket Australia terbaik saat ini. Dengan tinggi 211 cm, ia cukup lihai dalam melakukan dribel.
Ben Simmons bisa bermain di banyak posisi, termasuk power forward dan point guard. Sejak debut pada 2016, ia telah mengikuti 3 kali NBA All-Star Game, 2 kali masuk All-NBA Defensive First Team, dan menjadi pemenang NBA Rookie of the Year.
Namun, kurang lebih satu bulan kompetisi NBA berjalan, Ben Simmons masih belum tampil pada 2021/2022 bersama Philadelphia 76ers karena urusan kesiapan mental.
Rekan Ben Simmons di Philadelphia 76ers, Matisse Thybulle, juga berasal dari Australia. Thybulle terpilih di urutan ke-20 pada gelaran NBA Draft 2019 oleh Philadelphia 76ers. Walaupun tidak terlalu baik dalam menyerang, Thybulle punya atribut hebat dalam bertahan.
Musim lalu, Thybulle berhasil mengoleksi rata-rata 1,6 steal per game, 1,1 blok per game, dan 1,9 rebound per game, yang membuatnya terpilih ke dalam All-NBA Defensive Second Team. Dengan umurnya yang baru menginjak 24 tahun, banyak pihak meyakini Thybulle akan menjadi defender papan atas pada masa depan.
Musim ini merupakan musim kedua bagi Josh Green di NBA. Pemain kelahiran Sydney ini dipilih di urutan ke-18 pada NBA Draft 2020 oleh Dallas Mavericks. Mavericks sendiri masih menjadi timnya saat ini.
Musim lalu, Josh Green sempat terlempar ke G-League untuk bermain di tim Salt Lake City Stars. Dilihat dari statistik dan kesempatan bermain, Josh Green bisa dikatakan kurang beruntung. Kehadiran Reggie Bullock dan Tim Hardaway Jr, yang berada di posisi yang sama dengannya, membuat Josh Green mendapatkan menit bermain yang kurang.
Satu-satunya rookie dalam daftar ini ialah Josh Giddey. Musim ini, ia bermain untuk Oklahoma City Thunder. Thunder beruntung mendapatkan bakat Josh Giddey yang terpilih di urutan ke-6 pada NBA Draft 2021.
Pasalnya, pada umur yang baru menginjak 19 tahun, Giddey memiliki kemampuan playmaking dan passing yang cukup baik sebagai seorang point guard. Sebelum bermain di NBA, Josh Giddey tercatat pernah memenangi penghargaan NBL Rookie of the Year bersama Adelaide 36ers.
Itulah enam pebasket berkebangsaan Australia yang bermain di NBA 2021/2022. Nama ini tidak termasuk Kyrie Irving yang memutuskan menjadi warga negara Amerika Serikat walaupun lahir di Melbourne.