7 Mantan Pembalap Formula 1 yang Musim Ini Berlaga di Formula E

Musim ini menjadi musim ketiga bagi Andre Lotterer bersama Porsche di Formula E. Dalam dua musim sebelumnya, penampilannya bisa dibilang biasa saja dengan hanya menempati urutan ke-8 dan 17. Sebelumnya Lotterer juga sempat dua musim bersama Techeetah.

Musim ini Lotterer telah meraih satu podium di Meksiko City ePrix. Pembalap yang punya kewarganegaraan Jerman dan Belgia tersebut sebelumnya juga punya pengalaman di Formula 1 ketika membela Caterham pada 2014.

Kala itu ia hanya tampil di satu balapan, yakni GP Belgia untuk menggantikan Kamui Kobayashi. Sayang, ia hanya bertahan satu lap saja di lintasan usai mobilnya mengalami masalah. Sebelumnya, Lotterer juga sempat menjadi pembalap pengganti bagi Jaguar pada 2002.

Pascal Wehrlein merupakan rekan setim dari Andre Lotterer di Porsche dalam tiga musim terakhir. Sebelumnya ia sempat lebih dulu bersama Mahindra selama dua musim. Musim ini Pascal Wehrlein sukses meraih kemenangan pertamanya di Formula E usai menjadi yang tercepat di Meksiko City ePrix.

Hal itu juga membuat Porshce meraih posisi satu dan dua. Wehrlein juga pernah menjadi rekan setim Rio Haryanto kala keduanya membela Manor Racing pada musim 2016. Kala itu ia berhasil menyumbang satu poin di GP Austria.

Semusim berselang ia kemudian bergabung dengan Sauber dan berduet dengan Marcus Ericsson. Sayang, ia hanya menempati urutan ke-18 klasemen akhir dengan meraih 5 poin sepanjang musim yang membuat kontraknya tak diperpanjang oleh Sauber.

Lucas Di Grassi hanya pernah berlaga satu musim di Formula 1, tepatnya pada 2010 dengan membela Virgin Racing. Mengemudikan mobil terburuk di lintasan jelas membuat Grassi kesulitan tampil baik. Alhasil ia tak sekalipun meraih poin dan itu menjadi akhir kariernya di Formula 1.

Grassi kemudian melanjutkan petualangannya di ajang Formula E pada 2014/2015 dengan membela Audi. Pembalap asal Brasil tersebut langsung menjadi salah satu kandidat juara dunia hingga akhirnya benar-benar memenangkannya pada musim 2016/2017. Musim ini ia berpindah tim ke Venturi Racing.

Sebastien Buemi punya pengalaman selama tiga musim di Formula sejak 2009 hingga 2011 dengan membela Toro Rosso. Namun, ia kesulitan bersaing di papan atas dan lebih sering berkutat di barisan belakang. Total dalam tiga musim tersebut ia hanya mengoleksi 29 poin.

Buemi kemudian mencoba ajang Formula E pada musim 2014/2015 dengan membela DAMS. Tak butuh waktu lama, ia langsung menjadi juara dunia di musim keduanya. Selain itu, pembalap asal Swiss ini juga tercatat tiga kali meraih runner up. Musim ini pun ia masih berada di balik kemudi DAMS.

Stoffel Vandoorne sempat menjadi rekan satu tim Fernando Alonso kala keduanya membela McLaren pada 2017 dan 2018. Sayang, kala itu McLaren tengah dalam performa buruk usai Honda gagal membuat mesin yang kompetitif. Hal itu membuat mantan juara GP2 2015 tersebut tak bisa berbicara banyak.

Usai kariernya berakhir di Formula 1, Vandoorne kemudian pindah ke Formula E dengan membela HWA pada 2018 sebelum menjalin kerja sama dengan mercedes semusim berselang. Bersama tim Silver Arrows tersebut, Vandoorne mampu menjadi runner up pada 2019/2020. Kini ia masih setia dengan pabrikan asal Jerman tersebut.

Jean Eric-Vergne menjadi satu-satunya pembalap yang mampu dua kali menjuarai Formula E, tepatnya pada musim 2017/2018 dan 2018/2019. Keduanya diraih saat membela TeCheetah. Musim ini pun ia masih setia bersama tim asal China tersebut.

Penampilan gemilangnya di Formula E jelas berbanding terbalik ketika masih di Formula 1. Tiga musim membela Toro Rosso, pembalap asal Prancis tersebut tak pernah sekali pun meraih podium dan lebih sering finis di luar sepuluh besar.

Antonio Giovinazzi musim ini memutuskan berlaga di Formula E dengan membela Dragon Racing usai kontraknya tak diperpanjang oleh Alfa Romeo. Mereka lebih memilih Guanyu Zhou sebagai rekan bagi Valtteri Bottas.

Selama tiga musim penuh di Formula 1, karier pembalap asal Italia tersebut juga tak terlalu istimewa. Ia lebih sering finis di luar sepuluh besar dan bahkan kalah bersaing dengan Kimi Raikkonen yang sudah berusia di atas 40 tahun. Hal itulah yang membuatnya kehilangan kursi di Formula 1.

Meskipun mereka tak ada yang menuai hasil gemilang ketika berlaga di Formula 1, beberapa pembalap tersebut justru bersinar di Formula E dan bahkan ada yang menjadi juara dunia.