8 Fakta Menarik dari Debut Michael Schumacher di Formula 1, Apa saja?

Memasuki seri GP Belgia, Jordan mengalami masalah ketika pembalapnya, Bertrand Gachot, harus berurusan dengan kepolisian usai terjadi masalah dengan supir taxi di London. Stefan Johansson sempat diincar sebagai pengganti, namun ia menolak karena ingin dibayar.

Pada akhirnya mereka memilih pembalap berusia 22 tahun bernama Michael Schumacher. Eddie Jordan selaku kepala tim Jordan merekrutnya setelah Willi Webber yang merupakan manajer Schumacher saat itu berbohong dan mengatakan bahwa Schumacher telah membalap di sirkuit Spa sebanyak 100 kali. Berkat perkataan tersebutlah pembalap muda Jerman itu menjalani debutnya di Formula 1.

Sebagai pembalap, Schumacher memang telah berpengalaman mengendarai mobil Mercedes’ 5-litre turbo V8 Group C monster. Namun, untuk single seater sendiri pengalamannya hanya sebatas di ajang Formula 3 dan Formula 3000.

Karena hal itulah Jordan kemudian membawanya latihan dengan mobil Jordan 191 di sirkuit Silverstone, Inggris. Meski hanya berhasil menyelesaikan 20 lap, waktu terbaiknya sebagus seperti pembalap yang sudah berpengalaman. Bahkan, timnya mengingatkan agar tak terlalu cepat karena mobil itu akan dipakai pada saat balapan.

Untuk membantu pembalap mudanya itu dalam mempelajari sirkuit, Jordan menyuruh pembalap utama mereka, Andrea de Cesaris, yang telah membalap sebanyak 165 race untuk membantu Schumacher. Cesaris kemudian menyuruh Schumacher untuk mempelajari sirkuit dengan menggunakan road car.

Hal itu untuk mengetahui gigi mana yang harus ia masukkan untuk menghadapi berbagai tikungan. Namun, semua itu sepertinya tak akan pernah terjadi sebab Schumacher lebih memilih menggunakan sepedanya untuk mengitari sirkuit sekaligus mempelajarinya.

Sebagai salah satu legenda balap Formula 1, tentunya Schumacher mempunyai bayaran yang cukup besar. Namun, hal itu tak berlaku saat ia memulai debutnya untuk Jordan. Bahkan, akomodasinya jauh dari hal-hal berbau kemewahan.

Memang itu tak mengejutkan mengingat statusnya yang kala itu hanya menjadi pembalap debutan. Schumacher menginap di asrama pemuda yang hanya terdapat dua tempat tidur saat balapan pertamanya di GP Belgia. Namun, menurutnya, itu sama sekali tak menjadi masalah.

Mobil Jordan 191 tak hanya mempunyai desain yang sangat ikonik, tetapi juga mempunyai performa yang cukup bagus. Meski begitu, tak ada yang mengira bahwa Schumacher akan menampilkan performa yang memukau saat itu mengingat GP Belgia merupakan debutnya di Formula 1.

Nyatanya, pada sesi kualifikasi, penampilan Schumacher bahkan mengalahkan Andrea de Cesaris yang sudah mempunyai pengalaman balapan sejak musim 1980. Pembalap asal Jerman itu berhasil mencatatkan waktu tecepat ketujuh, sementara rekannya itu hanya menempati grid ke-11.

Dengan penampilan luar biasa ketika sesi kualifikasi, kini semua mata ingin melihat bagaimana performa Schumacher saat balapan berlangsung. Sempat naik ke posisi keenam usai bendera start dikibarkan, mobilnya kehilangan kecepatan ketika memasuki Eau Rouge.

Masalah pada kopling membuatnya tak mampu melanjutkan balapan. Padahal, ia belum menyelesaikan satu putaran pun. Jordan memang bermasalah dengan koplingnya sepanjang musim tersebut. kegagalan itu mampu dijawab Schumacher setahun berselang saat ia menjadi juara di sirkuit yang sama.

Pertanyaan terbesar saat itu adalah apakah Schumacher akan meraih podium jika tak mengalami masalah pada mobilnya? Hal itu mungkin saja terjadi mengingat rekan setimnya, Andrea de Cesaris, sempat berada di peringkat kedua sebelum mesin mobilnya bermasalah.

Jika Cesaris saja yang perolehan waktunya lebih lambat dari Schumacher mampu melesat ke barisan depan, pembalap asal Jerman itu kemungkinan besar juga bisa melakukannya. Bahkan, bisa saja terjadi duel seru antara ia dengan sang juara, Ayrton Senna.

Meskipun gagal finis pada GP Belgia, penampilan Schumacher cukup mengesankan ketika itu. Ketika balapan selanjutnya pada GP Italia, ia kembali balapan, namun kali ini bersama Benetton. Hal ini terjadi setelah Jordan gagal mempertahankan pembalap muda tersebut.

Usai terjadi pembicaraan dengan bos Benetton, Flavio Briatore, mereka sepakat mengirim Schumacher ke Benetton. Sementara itu, Roberto Moreno yang sebelumnya merupakan pembalap Benetton kini berada di balik kemudi Jordan. 

Penampilan perdananya bersama Benetton di GP Italia terbilang sangat mengesankan. Ia mampu finis kelima, bahkan ia mengalahkan rekan satu timnya yang juga merupakan tiga kali juara dunia, Nelson Piquet.

Michael Schumacher telah membuktikan kualitasnya, bahkan sejak awal debutnya di Formula 1. Tak heran jika kemudian ia menjadi legenda dengan raihan tujuh gelar juara dunia.