TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Kembalinya Dinasti Warriors di NBA

Bangkit setelah 2 musim terjerembap

Golden State Warriors menjadi juara NBA 2021/2022. (twitter.com/warriors)

Golden State Warriors keluar sebagai juara NBA 2021/2022. Mereka mengalahkan Boston Celtics dalam enam pertandingan final. Warriors pun sukses merengkuh gelar keempat mereka sejak era kepemilikan Joe Lacob dkk.

Meski juara lagi, perjalanan Warriors dalam mendominasi era ini tidaklah mudah. Mereka juga sempat mengalami pasang surut. Bahkan, pada 2 musim terakhir sejak 2019, Warriors gagal menembus playoff lantaran diterpa badai cedera.

Untungnya, Golden State Warriors mampu bangkit pada 2022 ini. Mereka punya cukup alasan untuk melakukan itu. Ada setidaknya lima alasan kembalinya dinasti Warriors di NBA.

1. Stephen Curry tampil solid sebagai bintang utama

Stephen Curry menjadi pemain paling loyal. Dia sudah bergabung dengan Golden State Warriors pada 2009. Namun, Curry baru menjadi bintang utama ketika memasuki dekade 2010.

Curry sendiri menjadi salah satu pemain yang diterpa badai cedera dalam 2 musim ke belakang. Dia bahkan hanya bermain lima kali pada musim reguler 2019/2020.

Pada 2021/2022 ini, untungnya Curry bisa tampil sebanyak 64 kali dari total 82 pertandingan reguler. Dia sempat cedera, tetapi bisa tetap bermain solid. Kehadirannya membantu Warriors bertengger di peringkat tiga Wilayah Barat.

Pada musim yang sama, Curry menjadi pemain dengan koleksi tripoin terbanyak dalam sejarah NBA. Dia mencetak rekor itu setelah melampaui rekor Ray Allen pada November 2021.

Secara keseluruhan, Stephen Curry mampu membuat rata-rata 25,5 poin, 5,2 rebound, 6,3 assist, dan 1,3 steal pada musim reguler. Dia tidak terpilih sebagai Most Valuable Player, tetapi beberapa orang menempatkannya ke dalam lima belas besar calon MVP.

Pemain bernomor punggung 30 itu melanjutkan tren positifnya sampai ke Final NBA. Dia tampil menawan sehingga Warriors bisa mengatasi perlawanan Boston Celtics. Curry mengoleksi rata-rata 31,2 poin, 6 rebound, dan 5 assist dalam 6 pertandingan final.

Dengan penampilan itu, Stephen Curry keluar sebagai NBA Finals MVP. Tidak heran jika dia mendapatkan gelar yang sudah lama diidamkannya. Sebab, dalam enam pertandingan final, Curry punya beberapa catatan menarik.

Menurut NBA.com, putra sulung mantan pemain NBA, Dell Curry, itu menjadi pemain pertama dengan rata-rata 30-5-5 dan 5 tripoin di Final NBA. Dia juga punya catatan on/off-court offensive efficiency dan persentase tripoin yang mengagumkan.

2. Klay Thompson kembali setelah 2 tahun absen dengan meyakinkan

Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar. Apalagi kalau harus melewatinya dengan cedera parah, seperti cedera achilles dan anterior cruciate ligament (ACL). Namun, Klay Thompson tampaknya melewati itu dengan baik.

Setelah absen selama 2 musim, Thompson akhirnya kembali ke lapangan pada 2021/2022. Beberapa orang senang dengan kehadirannya, sementara beberapa lainnya khawatir dia sudah tidak seperti biasanya karena dua cedera parah tadi.

Meski begitu, Thompson berhasil menjawab semuanya. Dia mampu tampil dalam 32 pertandingan reguler dengan rata-rata 20,4 poin, 3,9 rebound, dan 2,8 assist. Thompson tidak mengalami kesulitan berarti, sehingga tampak sehat hingga akhir musim.

Anak dari mantan pemain NBA, Mychal Thompson itu, juga cukup solid di Final NBA. Dia tampil dalam 6 pertandingan dengan rata-rata 17 poin, 3 rebound, dan 2 assist.

Kehadiran Klay Thompson menjadi penambah kepercayaan diri Golden State Warriors dalam mengarungi NBA tahun ini. Dia membuat mereka memiliki opsi mencetak poin yang beragam, jangkauan menembak yang luas, dan tenaga tambahan dalam bertahan di area perimeter.

Baca Juga: Rekap Perjalanan Golden State Warriors di NBA Playoffs 2022

3. Draymond Green dan Andrew Wiggins jadi bintang lainnya

Draymond Green dan Andrew Wiggins bermain bersama anak-anaknya di Chase Center, San Francisco, Amerika Serikat. (twitter.com/warriors)

Draymond Green merupakan pemain yang sangat berkarakter. Dia sering melakukan pekerjaan-pekerjaan kotor untuk Golden State Warriors. Tidak heran jika sang pemain sering mendapat peringatan keras, bahkan dikeluarkan dari lapangan.

Meski begitu, Green punya peran vital dalam skuad Warriors selama hampir sedekade ini. Dia termasuk pemain yang tangguh ketika bertahan dan cerdas ketika menyerang. Green punya kemampuan yang cukup lengkap sebagai bintang ketiga Warriors selama ini.

Steve Kerr berkali-kali menempatkannya sebagai forward atau center. Namun, dengan tugas seperti point guard. Dalam bola basket modern, tipe pemain seperti Green justru fit dalam banyak skema permainan, sebab dia serbabisa.

Pada musim reguler 2021/2022, Green hanya tampil dalam 46 pertandingan reguler. Dia sempat menepi karena cedera, tetapi tidak terlalu mengganggunya saat kembali ke lapangan. Green membantu Warriors menembus Final NBA dan juara setelah mengalahkan Boston Celtics.

Di sisi lain, Andrew Wiggins membuktikan dirinya sebagai pemain potensial. Setelah bermusim-musim mendapat kritikan karena performanya yang tampak biasa, dia rupanya terus bertahan.

Wiggins bahkan bermain solid pada partai final dengan rata-rata 18,3 poin, 8,8 rebound, 2,2 assist dalam 6 pertandingan. Kalau Stephen Curry tidak lebih hebat, Wiggins bisa saja memenangi gelar Finals MVP.

Dari catatan statistiknya selama membela Golden State Warriors, Andrew Wiggins termasuk yang konsisten. Dia selalu mencetak rata-rata belasan poin. Pada musim reguler 2021/2022, Wiggins menyumbang 17,2 poin dalam 73 pertandingan.

4. Jordan Poole tumbuh sebagai bintang baru

Jordan Poole muncul pertama kali pada 2019. Dia membela Golden State Warriors ketika mereka tengah terpuruk. Namun, Poole ternyata mampu melewatinya dengan baik.

Pemain berusia 23 tahun itu telah belajar dengan telaten. Dia kini menjelma bintang baru Warriors. Lebih muda dan lebih segar.

Poole mampu tampil dalam 76 pertandingan dengan rata-rata yang meningkat tajam dari 2 musim sebelumnya. Dia mengoleksi 18,5 poin, 3,4 rebound, dan 4 assist per pertandingan.

Hasil itu hampir membawanya menjadi peraih Most Improved Player of the Year. Namun, dia hanya finis di peringkat empat. Poole kalah dari Darius Garland (Cleveland Cavaliers), Dejounte Murray (San Antonio Spurs), dan Ja Morant (Memphis Grizzlies) yang keluar sebagai pemenang.

Meski begitu, Jordan Poole menjadi pemain yang boleh tertawa paling keras pada akhir musim. Sebab, ketika tiga pesaingnya gugur, dia justru keluar sebagai juara NBA. Poole bahkan mampu membantu Warriors mengalahkan Memphis Grizzlies, tim yang dibela Morant yang memenangi gelar MIP, pada Semifinal Wilayah Barat.

Pada babak final, Poole juga cukup solid. Dia tampil dalam 6 pertandingan dengan rata-rata 13,2 poin, 1,8 rebound, dan 1,8 assist. Poole menjadi amunisi penting yang datang dari bangku cadangan.

Baca Juga: 5 Capaian Legendaris Stephen Curry pada Musim 2021/2022

Verified Writer

G.N. Putra

Senang dengan olahraga dan budaya populer. Pernah menulis untuk beberapa media.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya