TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bill Laimbeer, Center Menyebalkan yang Prestisius

Pionir center penembak tripoin

Bill Laimber (biru) berusaha melakukan box out agar bisa merebut bola muntah melawan pemain lain di NBA. (nba.com)

NBA pada era 1980-an merupakan era yang berbeda. Permainan NBA saat itu terbilang keras dibandingkan dewasa ini. Tidak heran jika pemain NBA pada 1980-an berkarakter sama kerasnya.

Salah satu pemain yang terbilang keras—kalau bukan kasar—adalah Bill Laimbeer. Ia bahkan terkenal sebagai sosok menyebalkan yang sering kali membuat lawan terluka. Silakan tonton rekaman videonya ketika membanting Larry Bird di bawah ring, sehingga jagoan Boston Celtics yang kemudian terbaring di lantai itu melayangkan pukulan kepadanya.

Meski begitu, Laimbeer termasuk pemain yang penuh talenta. Dia disebut-sebut sebagai pionir center penembak tripoin di NBA. Sebelum center masa kini belajar menembak dari jarak jauh, Laimbeer sudah melakukannya sejak 1980-an. Saat itu, Chuck Daly, pelatih yang sempat menangani sang pemain di Cleveland Cavaliers dan Detroit Pistons, membantunya bertransformasi.

1. Memilih jalan sebagai atlet daripada pengusaha

Bill Laimbeer (nba.com)

William Laimbeer Jr lahir dari keluarga berada. Ayahnya seorang pemimpin perusahaan. Namun, Laimbeer memilih karier sebagai atlet.

Dia sempat berkelakar dengan mengatakan dirinya sebagai satu-satunya pemain NBA yang menghasilkan lebih sedikit uang dari ayahnya. Laimbeer mengatakan itu lantaran pemain NBA saat itu umumnya memang lahir dari keluarga berbeda.

Untuk menapaki karier sebagai atlet—dalam hal ini pemain bola basket—Bill Laimbeer melanjutkan pendidikan ke Notre Dame selepas SMA. Sayangnya, kuliahnya tidak berjalan lancar sehingga dia perlu belajar di Owens Technical College di Toledo, Ohio, Amerika Serikat, selama dua semester. Laimbeer melakukan itu demi kembali ke Notre Dame.

Dia ternyata berhasil melakukannya. Laimbeer mampu menjalin kontak kembali dengan Fighting Iris, tim basket Notre Dame. Dia bahkan memanfaatkan waktu 2 tahun untuk bermain di tim bola basket yang berlaga di Divisi I NCAA itu.

Baca Juga: 6 Tim NBA yang Mengirim Lebih dari Satu Pemain pada NBA All-Star 2022

2. Terkenal sebagai pemain keras

Bill Laimbeer bukan pemain biasa. Dia punya karakter yang khas. Laimbeer di mata banyak orang adalah berandalan. Bahkan, Dennis Rodman yang pernah setimnya dengannya di Detroit Pistons mengatakan hal yang sama.

"Laimbeer lebih dari seorang berandalan, tetapi begitulah dia akan dikenang," tulis Rodman dalam autobiografi berjudul As Bad I Wanna Be.

Laimbeer juga sering kali tampil sebagai sosok yang membuat lawan frustasi. Bukan hanya karena karakternya, tetapi juga kemampuannya dalam bermain bola basket. Tidak jarang Laimbeer menjadi alasan untuk memulai pertengkaran di lapangan.

"Dia membuat orang-orang frustasi," ujar Isiah Thomas, yang juga rekan setimnya di Pistons. "Dia membuat orang-orang frustasi karena dia bagus."

Laimbeer sendiri selalu tidak ingin terintimidasi oleh lawannya di lapangan. Dia justru ingin menjadi pihak yang mengintimidasi. Oleh karena itu, Laimbeer menyiapkan diri untuk tampil tangguh sejak sebelum pertandingan. Dia melakukannya dengan memimpin timnya masuk ke dalam lapangan dengan wajah masam.

3. Masuk ke NBA dengan membela Cleveland Cavaliers

Bill Laimbeer (nba.com)

Bill Laimber memutuskan ikut NBA Draft 1979 selepas kuliah. Cleveland Cavaliers, yang mendapat hak pilih nomor tiga, kemudian memilihnya pada putaran pertama. Namun, Laimbeer memikirkan hal lain. Dia tidak langsung terjun ke NBA untuk membela Cavaliers.

Laimbeer terlebih dahulu mengenyam karier di Italia. Dia membela Pinti Inox Brescia hingga 1980. Setelah itu, barulah Laimbeer bergabung dengan Cavaliers yang saat itu berada di bawah kendali Kepala Pelatih Chuck Daly.

Laimbeer sendiri bermain bersama Cleveland tidak sampai 2 musim. Dia hanya tampil dalam 131 pertandingan dengan rata-rata 8,6 poin, 7,4 rebound, dan 2 assist. Cavaliers memutuskan untuk menukarnya ke Detroit Pistons pada pertengahan 1981/1982.

4. Melambung bersama Detroit Pistons pada 1980-an

Detroit Pistons berusaha mendapatkan Bill Laimbeer dari Cleveland Cavaliers pada pertengahan 1981/1982 bukan tanpa alasan. Meski tidak terkenal sebagai pemain dengan statistik yang mewah, Laimbeer dianggap akan cocok bersama Pistons.

Hal itu terbukti benar. Bermain di samping Isiah Thomas, Bill Laimbeer menjadi salah satu fondasi kekuatan Pistons pada 1980-an. Mereka adalah sosok yang menopang era Bad Boys yang mampu mengacaukan dominasi Magic Johnson (Los Angeles Lakers) dan Larry Bird (Boston Celtics) serta menahan Michael Jordan (Chicago Bulls) muda yang belakangan dikenal sebagai pemain terbaik sepanjang masa.

Ketika Chuck Daly ikut pindah ke Detroit pada 1983, Laimbeer makin menjadi-jadi. Pelatih yang membantunya bertransformasi sejak masanya bersama Cavaliers itu membuatnya menjadi center yang tangguh. Laimbeer tidak hanya piawai bermain di bawah ring, tetapi juga di area perimeter dan jarak jauh.

Produktivitas tripoin Laimbeer di bawah asuhan Chuck Daly mengalami peningkatan. Dia bahkan sempat memegang rekor tripoin tertinggi pada satu pertandingan final. Itu terjadi pada final 1990. Laimbeer saat itu mengoleksi enam tripoin.

Dengan kehadiran Bill Laimbeer, Pistons juara NBA dua kali pada 1989 dan 1990. Dia sendiri berhasil terpilih sebagai All-Star empat kali pada 1983—1985 dan 1987. Laimbeer bahkan mampu menjadi pencetak rebound terbanyak pada 1986.

Baca Juga: 5 Pebasket Terakhir Sukses Meraih NBA MVP Secara Back to Back

Verified Writer

G.N. Putra

Senang dengan olahraga dan budaya populer. Pernah menulis untuk beberapa media.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya