TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Pembalap Formula 1 yang Kunci Gelar Juara Dunia di GP Jepang

Max Verstappen jadi pembalap selanjutnya?

Michael Schmuacher menjadi juara dunia Formula 1 2000 di GP Jepang. (formula1.com)

GP Jepang merupakan salah satu seri yang sudah cukup lama masuk kalender Formula 1. Karena sering ditempatkan jelang akhir musim, tak heran jika beberapa kali gelar juara dunia ditentukan di GP Jepang.

Sama seperti tahun ini ketika Max Verstappen berpeluang mengunci gelar juara dunia keduanya di GP Jepang, Minggu (9/10/2022). Ia akan mengikuti jejak tujuh pembalap ini yang juga menyegel gelar juara dunia di GP Jepang.

1. James Hunt (1976)

James Hunt menjadi juara dunia Formula 1 1976 di GP Jepang (formula1.com)

Perebutan gelar juara dunia Formula 1 musim 1976 harus berlangsung hingga seri terakhir di GP Jepang. Saat itu Niki Lauda tengah unggul 3 poin atas rivalnya, James Hunt. Balapan di sirkuit Fuji saat itu diguyur hujan yang begitu deras.

Hal itu membuat Lauda memutuskan untuk menarik diri dari balapan tersebut. Ia masih trauma karena sebelumnya mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya di GP Jerman. Namun, bukan berarti Hunt dengan mudah menjadi juara dunia.

Hunt masih tertahan di peringkat kelima jelang balapan berakhir, padahal ia harus finis ketiga demi bisa menjadi juara. Hunt kemudian berhasil menyalip Alan Jones dan Clay Regazzoni untuk mengamankan podium ketiga, sekaligus menyegel gelar juara dunia pertamanya.

2. Alain Prost (1989)

Alain Prost dan Ayrton Senna mengalami insiden pada GP Jepang 1989 (formula1.com)

GP Jepang 1989 merupakan salah satu balapan paling kontroversial yang melibatkan dua pembalap McLaren, Alain Prost dan Ayrton Senna. Keduanya saat itu datang ke GP Jepang dengan misi merebut gelar juara dunia, dengan Prost memimpin 16 poin atas Senna.

Senna yang tertinggal tentu saja berambisi meraih kemenangan demi bisa memperpanjang peluangnya menjadi juara dunia. Namun, meski start terdepan, ia justru disalip Prost begitu balapan dimulai.

Puncak persaingan keduanya terjadi pada lap ke-47 ketika keduanya mengalami benturan. Prost dipastikan gagal finis, sementara Senna masih mencoba melanjutkan balapan. Meski berhasil memenangi balapan tersebut, Senna didiskualifikasi karena dianggap memotong jalur balapan.

Dengan hasil tersebut, Prost dipastikan menjadi juara dunia untuk ketiga kalinya. Sementara itu, Senna tak mampu menyembunyikan rasa kecewanya karena didiskualifikasi dari balapan tersebut.

Baca Juga: Max Verstappen Beri Penilaian pada Mobil Formula 1 Musim 2022

3. Ayrton Senna (1990 dan 1991)

Ayrton Senna, Gerhard Berger, dan Jean Alesi di atas podium GP Jepang 1991 (suzukacircuit.jp)

Ayrton Senna dan Alain Prost kembali mengamali insiden pada GP Jepang semusim berselang pada 1990. Namun, kali ini cerita berbeda karena Senna yang keluar sebagai juara dunia. Jumlah poinnya tak mampu dikejar Prost dengan satu balapan tersisa.

Prost yang memulai balapan dari posisi kedua mencoba menyalip Senna di tikungan pertama. Sayang, keduanya justru bersenggolan yang mengakibatkan mereka gagal menyentuh garis finis. Ini seperti pembalasan Senna atas Prost di musim sebelumnya.

GP Jepang kembali menjadi saksi ketika Senna merebut gelar ketiganya pada 1991. Peringkat kedua yang ia raih sudah cukup membuatnya menjadi juara dunia. Sebab, pesaing terdekatnya, Nigel Mansell, gagal menyelesaikan balapan.

4. Damon Hill (1996)

Damon Hill menjadi juara dunia Formula 1 1996 di GP Jepang. (formula1.com)

Musim 1996 terjadi duel seru antara dua pembalap Williams, Damon Hill dan Jacques Villeneuve, dalam perebutan gelar juara dunia. Hill datang ke seri terakhir di GP Jepang dengan keunggulan 9 poin dari rekan setimnya tersebut.

Saat itu, pemenang balapan berhak mendapat 10 poin. Itu artinya Villeneuve harus menang dan Hill finis di luar zona poin untuk menjadi juara dunia. Namun, asa Villenueve pupus setelah ia gagal menyentuh garis finis karena masalah pada ban mobilnya.

Hill yang tengah memimpin dengan tenang melintasi garis finis untuk merebut gelar juara dunia pertamanya. Ia mengikuti jejak sang ayah, Graham Hill, yang merupakan peraih 2 gelar juara dunia Formula 1.

5. Michael Schumacher (2000 dan 2003)

Michael Schmuacher menjadi juara dunia Formula 1 2000 di GP Jepang. (formula1.com)

GP Jepang 2000 menjadi momen yang sangat spesial bagi Michael Schumacher. Sebab, ia berhasil mengunci gelar juara dunia ketiganya yang ia raih bersama Ferrari. Itu juga merupakan gelar pertama bagi Ferrari selama lebih dari 2 dekade.

Schumacher saat itu berhasil lolos dari kejaran pesaing terdekatnya, Mika Hakkinen. Kemenangan membuat Schumacher unggul 16 poin yang sudah tak bisa dikejar Hakkinen dengan sisa 1 balapan.

Schumacher kembali membuat momen bersejarah pada GP Jepang 2003. Meski hanya berhasil finis kedelapan pada akhir balapan. Hal itu sudah cukup baginya untuk mengunci gelar juara dunia keenamnya. Schumacher unggul 2 poin saja dari pembalap McLaren, Kimi Raikkonen.

6. Fernando Alonso (2006)

Fernando Alonso menjadi juara dunia Formula 1 2006 di GP Jepang. (formula1.com)

Jika pada GP Jepang musim 2000 dan 2003 menjadi momen yang menggembirakan bagi Michael Schumacher, lain halnya yang terjadi pada gelaran 2006. Kali ini, ia harus tertunduk lesu setelah tak mampu mengakhiri balapan karena masalah mesin.

Di sisi lain, kemenangan yang diraih Fernando Alonso memastikan pembalap Renault tersebut mengunci gelar juara dunia keduanya. Dengan menyisakan GP Brasil sebagai seri penutup, Schumacher tak mungkin lagi mengejar selisih 10 poin dari Alonso.

Baca Juga: 5 Rekor F1 yang Siap Dipecahkan Max Verstappen pada 2022

Verified Writer

Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya