Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Bendera Merah-Putih kembali berkibar di kancah dunia. Kali ini, Aries Susanti Rahayu mampu meraih prestasi terbaik di ajang Piala Dunia Panjat Tebing (IFSC World Cup) yang dihelat di Xiamen, Tiongkok, Sabtu (19/10).
Ia berhasil mencatatkan waktu 6,995 detik pada nomor speed world putri mengalahkan pesaing terdekatnya, pemanjat tuan rumah, Yi Ling Song. Tak hanya meraih emas, catatan waktu Aries juga berhasil memecahkan rekor dunia, karena dirinya jadi perempuan pertama dunia yang mampu finish kurang dari tujuh detik dalam ajang panjat tebing.
Baca Juga: Perjuangan Aries Susanti, "Spiderwoman" Indonesia di Asian Games
1. Tak mudah bagi Aries untukmeraih prestasi
Aries Susanti Rahayu (Muhammadiyah.or.id) Prestasi yang dihadirkan peraih dua medali emas di ajang Asia Games 2018 itu juga tak begitu saja didapatkan dengan mudah. Butuh perjuangan dan jalan berliku untuk meraih capaian seperti saat ini.
Berikut adalah fakta menarik Aries, perempuan tercepat dunia di olahraga panjat tebing:
2. Aries Susanti, anak petani yang berprestasi di kancah dunia
ANTARA FOTO/INASGOC/Iwan Cheristian Aries Susanti tak seberuntung orang lain yang terlahir dari keluarga menengah ke atas. Sebab, ia berasal dari keluarga petani yang hidup sederhana. Bahkan, ibunya sempat harus meninggalkannya lantaran bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKI).
Tak pelak, Aries pun harus hidup prihatin sejak mengenyam pendidikan di SDN Taruna, Klambu, Grobogan. Segala cara dilakukan orang tuanya agar Aries tetap bersekolah hingga akhirnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Grobogan, sampai di SMAN 9 Semarang, hingga SMA Kristen Purwodadi.
Setelah itu Aries hidup mandiri lewat prestasi yang diraih dari ajang panjat tebing. Walhasil, ia mampu melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadiyah Semarang.
3. Aries memulai karier di olahraga atletik
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Kegemaran Aries memanjat memang sudah terlihat sejak kecil. Sejak masih anak-anak ia begitu gemar memanjat pohon. Hal itulah yang acap kali membuat keluarganya khawatir lantaran berisiko terjatuh.
Pada awalnya, Aries tak memulai berkarier sebagai atlet panjat tebing, lantaran pada saat itu olahraga tersebut masih jarang digemari. Sebaliknya, perempuan asal Grobogan tersebut justru memulai perjalanan sebagai olahragawan di bidang atletik.
Bahkan, ia tercatat sempat menorehkan prestasi di olahraga tersebut saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Sampai pada suatu ketika, ia diperkenalkan dengan panjat tebing oleh guru olahraga SMP-nya hingga akhirnya bisa mengharumkan nama Indonesia.
4. Jadi lawan tanding, akhirnya Aries boyong dua medali
ANTARA FOTO/INASGOC/Hendra Nurdiyansyah Bakatnya semakin terlihat saat usianya menginjak 14 tahun. Aries menjadi satu-satunya atlet muda yang mampu menembus tim PON Jateng. Walau dalam debutnya pada PON Riau, tak satu pun medali berhasil dibawa pulang.
Perjalanan bersama Pelatnas FPTI jelang Asian Games juga dimulai tanpa sengaja. Ia yang kala itu tengah memberikan pelatihan memanjat bagi Kopassus, tak sengaja bersua pelatih Timnas Panjat Tebing, Hendra Basir yang mengajaknya untuk jadi lawan tanding.
Tak dinyana, ia dijadikan cadangan untuk ajang Asian Games tersebut. Hal itu tak disia-siakan Aries. Selama latihan dirinya terus menunjukkan potensinya hingga akhirnya menjadi tumpuan tim Panjat Tebing Indonesia di ajang tersebut dan berhasil mempersembahkan dua medali emas.
Baca Juga: Indonesia Jadi Juara Panjat Tebing Dunia dan Buat Rekor Bersejarah!